My Life Part 2

328 44 1
                                    

Keseharian yang biasa yang dilakukan Arin. Yaitu sebagai pembantu di rumah nya.

Kalo kalian jadi Arin gimana Gengs??

Arin sedang sibuk mengerjakan tugas nya sekarang.

Pintu kamar gadis itu terbuka sedikit.

"Maafkan kakak Arin"lirih gadis itu menatap tangan Arin membiru keunguan. Tak lagi pipi nya yang masih memiliki bekas.

Tiba tiba Arin menoleh.

Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya. Dan membuka pintu Arin kamar Arin dengan kuat.

"Gak usah sok rajin. Masakin gue sup sekarang, gak pake lama"titah gadis itu.

"I-iya"jawab Arin ketakutan.

"Heh Lo gak sopan ya. Gue lebih tua daripada gue. Panggil gue kakak"sarkas gadis itu.

"I-iya kak wendy"

Wendy tersenyum tipis.

"Udah sana bikin, gak pake lama ya"tutur wendy dengan suara yang begitu lembut.

Lah Wendy kenapa?

Tumben dia Wendy ngomong lembut Ama Arin?

Yang tadinya Arin menunduk sekarang menatap manik mata wendy.

"Kenapa?"tanya Wendy.

Arin menggeleng dan melangkah kakinya meninggalkan Wendy masih berdiri di depan pintu kamarnya.

Di kepergian Arin, Wendy tersenyum.

"Lo kenapa senyum senyum Wen?"tanya seulgi yang baru turun dari tangga.

"Enggak"Wendy pergi.

"Dih, tu anak kenapa sih"seulgi menatap kamar Arin yang kecil.

Dia memasuki kamar itu.

Bersih

Rapi

Kamar Arin yang begitu bersih dan rapi. Tak ada debu sedikit pun. Kamar Arin yang tidak memiliki ruangan yang besar. Hanya memiliki kasur yang kecil kamar mandi kecil, lemari dan meja tempat belajar nya.

Seulgi tersenyum. Dia suka wangi lavender. Wangi kamar Arin begitu memikat di hidung nya.

Seulgi bejalan memasuki kamar Arin dan menatap semua isi kamar itu.

Diatas lemari baju Arin begitu banyak piala. Dan buku buku Arin yang tertata rapi di meja.

"Kak seulgi, Arin dapat juara menggambar Lo"

"Kak seulgi, Arin juara olimpiade matematika"

"Kak seulgi, Arin suka nyanyi Lihat Arin menang lagi"

Di setiap Arin menenangkan juara disekolah lah. Dia ingin ada yang mengucapkan nya Selamat. Sayang jika dia ingin dibeti selamat yang ada Arin dapat caci makian.

Air mata Seulgi sudah membasahi pipi kirinya.

Seulgi terlalu menyiksa Arin.

Semenjak kecil Arin selalu mendapat pukulan.

Arin ingin dapat kasih sayang seperti teman temannya.

Kapan Arin akan mendapat yang dia inginkan????

Seulgi menatap buku yang berwarna ping berbeda dengan buku nya yang lain yang berwarna putih hitam.

Seulgi mengambil buku itu dan membukanya satu persatu.

Foto

Banyak foto mereka semua disitu tanpa ada foto Arin sedikit pun disitu.

Banyak kata kata yang dituliskan dibuku itu.

Kak Irene yang cantik aku gak pernah benci kakak. Aku senang aku mirip sama kakak walau Kakak membenci aku. Tapi tetap aku akan menyayangi kakak sampai akhir hayat.

Kak seulgi tetap cantik kalau Kakak marahin aku. Aku sayang kak Seulgi.

Dan masih banyak lagi kata kata yang dituliskan Arin di setiap foto itu.

"Maafkan kakak Arin"lirih seulgi memeluk erat buku itu.

Apa seulgi akan mulai menyayangi Arin atau tidak???

Di dapur Arin yang sibuk memasak yang diminta Wendy. Sedangkan Wendy dia tidak mengalihkan pandangannya pada Arin.

Skip

Sup yang diminta wendy sudah di masak.

"I-ini kak"

"Aku ikut ya"seulgi ikut duduk diruang makan itu.

Wendy hanya mengangguk.

Arin hendak pergi.

"Mau kemana"tanya seulgi.

"Ma-mau masuk kamar kak"gugup Arin meremas kaos yang dikenakan nya.

"Kamu belum makan malam. Sini makan bareng kita"ajak wendy.

"Enggak kak gak usah. Udah biasa gak makan malam"tolak Arin.

"Duduk"titah seulgi dengan mata yang begitu tajam ingin menerkam Arin sekarang.

Arin takut.

Dia takut dipukul dengan rotan yang disimpan seulgi.

Dengan segera dia duduk disamping wendy.

Tangan nya yang begitu bergemetaran tak berani mengambil sup itu sedikit pun.

"Nih, kamu yang masak kok kamu yang takut ngambil sih"wendy menuangkan kuah sup itu pada mangkok yang Arin pegang.

"Makasih kak"Arin tetap menunduk.

Beberapa menit kemudian.

"Loh kak, kok makan sama manusia sialan sihh. Eh Arin ngapain lo disini tempat makan Lo itu dibelakang bukan disini"Yeri baru saja datang dan menatap Arin yang suka makan bersama dengan seulgi dan wendy.

"Maaf"Arin berdiri dan ingin meninggalkan Wendy dan seulgi.

"Pergi aja Rin, entar tangan Lo gue siram make kuah sup ini"ancam seulgi.

Arin ketakutan.

"Enggak, jangan kak"mohon Arin.

"Makanya duduk disini Jangan pindah tempat"titah seulgi.

Arin segera duduk.

"Kak......."Yeri.

"Kalo gak mau makan bareng udh sana jauh jauh-jauh. Bikin mood gak enak makan deh Lo yer"wendy.

"Dih amit amit gue makan bareng Ama manusia sialan. Awas aja Lo ya Rin. Besok abis Lo ditangan gue"Yeri pergi.

Arin semakin ketakutan.

"Gak usah takut. Besok kakak yang akan ngalahin Yeri buat hukum kamu"Wendy.

Tumben amat neng Wendy nolong Arin.

"Tapi.."

"Kek nya tangan Lo perlu gue siram Ama kuah sup ini ya"ancam seulgi.

"Maaf"cicit Arin menunduk.

Seulgi dan Wendy tersenyum tipis menatap Arin yang begitu ketakutan itu.

"Maaf udh nyiksa kamu selama 18tahun ini Arin. Ku harap kau memaafkan perlakuan ku padamu"batin seulgi dan Wendy.

MY LIFE 'Arin Oh My Girl'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang