Lisa yang sibuk membantu Arin untuk berpakaian.
Outfit yang dikenakan Arin begitu cantik.
Cantik
Lisa mengamati wajah Arin yang begitu cantik. Arin benar benar mirip dengan irene Kakak nya.
Memanggil nama mereka juga hampir sama. Warna kulit yang sama.
Lisa tersenyum manis pada Arin.
Adiknya benar benar imut.
"Cahh Arin sekarang udah cantik dan bersih. Gimana suka gak baju yang kakak beli"kata Lisa sambil menyisir rambut panjang Arin di depan rias milik Arin sendiri.
Arin mengangguk dan tersenyum.
"Suka, makasih ya kakak"kata Arin.
Lisa tersenyum miris. Baru kali ini Arin terasa senang. Tak ada mempedulikan beberapa tahun lalu.
"Arin cantik. Kakak kalah"seulgi berdiri dengan membawa nampan berisi sup.
Lisa dan Arin menoleh.
Arin tersenyum pada Kakak keduanya itu.
"Kak Seulgi lebih cantik daripada Arin"ujar Arin.
Seulgi menggeleng.
"Arin paling cantik. Lee Arin gadis imut dari keluarga Lee"kata seulgi.
Arin tersenyum lebar.
"Kuharap senyummu tidak pudar Arin. Tersenyum lah kakak suka"batin Lisa dan seulgi.
Seulgi sibuk menyuapi Arin. Seulgi yang tak tahan lagi, akhirnya air matanya terjatuh.
Lisa hanya duduk di meja belajar Arin dan memeriksa semua isi buku Arin.
Arin tak masalah kalau bukunya diperiksa.
Arin berhenti mengunyah pasal seulgi menangis.
"Kakak kok nangis"Arin.
Seulgi menggeleng.
"Arin terlalu cantik, makanya kakak nangis"seulgi segera menghapus air mata nya.
"Jangan bohong kak"kata Arin dengan mata berkaca-kaca.
"Hikss Arin, maaf dulu kakak gak pernah ngucapin selamat ulang tahun buat kamu. Dan kakak minta maaf karna dulu hiksss....kakak pernah bakar kado ulang tahun yang pernah kamu kasi sama kakak"jelas seulgi meremas sendok makan itu dengan kuat.
Lisa berhenti membaca buku Arin. Hati Lisa terasa sakit mendengar penjelasan seulgi. Lisa hanya bisa menitikkan air mata tanpa mengeluarkan Isak tangisan.
Arin yang mendengar itu terdiam.
"Arin gak pernah marah sama kak seulgi, mungkin kakak lagi emosi makanya bakar kado yang Arin kasi. Arin udah maafin kakak. Kakak jangan ingat itu lagi ya............ Jangan benci Arin lagi kak. Arin pengen disayang sama kek teman teman Arin. Bisa kan"jelas Arin dengan pipi yang sudah basah.
Seulgi mengangguk dan menarik tubuh Arin.
"Kakak sayang sama Arin. Sekarang bukan yeri lagi adik terakhir kakak. Sekarang adik terakhir kakak Arin tak lebih lagi hikss"tangis seulgi di pelukan Arin.
Lisa diam dan tersenyum tipis menatap foto Arin yang lulus SMP tanpa ditemani siapa pun itu.
Skip
Lisa dan seulgi kembali kekamar mereka masing masing.
Arin sudah tertidur pulas dikamar nya.
Cklek
Pintu kamar Arin terbuka. Gadis bermata kucing dan rambut acak-acakan. Mata sembab lipstik sudah tidak rata lagi.
Gadis itu mendekati Arin. Dengan senyum kikuk. Gadis itu menatap seisi kamar Arin.
Air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.
"Maafkan kakak Arin. Andai kau tidak menolong kakak saat itu, mungkin kau tidak akan patah tulang"gadis itu mengelus kepala Arin dengan lembut.
Chup
Gadis itu mengencup sekilas kepala Arin.
"Maafkan kakak"gadis itu ikut berbaring disamping Arin dan memeluk tubuh kurus Arin dengan lembut.
Sesekali gadis itu mengelus dan mengecup kepala Arin.
"Omongan Lisa tidak salah. Kau benar benar mirip dengan kak irene"gadis itu mengamati wajah Arin yang memejamkan matanya.
"Nghh"
Arin tersenyum.
"Hangat"kata Arin dengan mata yang masih tertutup.
Dia bermimpi.
Gadis itu tersenyum tipis.
"Hangat ya sayang. Mungkin ini pertama kali nya kau tidur bersama seseorang. Tidur lah kakak akan menemani mu"gadis itu memeluk Arin semakin erat.
Dan tak lupa air matanya masih mengalir.
"Saranghe Arin"
Ada yang tau siapa gadis itu???
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE 'Arin Oh My Girl'
Action"Lebih baik aku dibenci dari pada ditinggal selamanya"Arin. "Arin-na jaga dirimu baik baik ya"blackvelvet. End