My Life Part 10

317 43 3
                                    

Brakk

Pintu gudang di dobrak keras oleh Lisa.

Seperti tenaga jantan.

Mata Lisa membulat.

Ingin sekali rasanya Lisa berteriak. Tapi tidak sekarang.

Adiknya Arin tergeletak seperti mayat hidup. Darah segar yang masih mengalir di paha mulus Arin.

Wajah pucat seperti pocong.

Uhh mengerikan.

"ARINN"teriak Lisa.

Lisa berlari menopang tubuh lemas Arin di punggungnya.

"Maafkan kakak Arin"lirih Lisa sekuat tenaga menaiki anak tangga untuk membawanya ke kamar milik Lisa sediri.

Sesampai kamar milik Lisa.

Lisa membaringkan tubuh Arin perlahan.

"KAK WENDY"panggil Lisa.

Brakk

Pintu kamar Lisa terbuka.

Terlihat 3 gadis dengan dahi yang sudah di penuhi keringat.

"Arin-na"

"Cepat obati kak. Biar ku habisi kak irene"titah Lisa.

Lisa hendak Pergi di tahan Jennie.

"Aku ikut"

Berakhir ke2 gadis itu berlari menelusuri mansion yang besar.

Ya utamanya mencari irene.

Irene POV

Irene yang bersenandung ria di ruang pribadi miliknya sendiri.

Dia tidak di rumah melainkan di perusahaan miliknya sendiri.

Irene tersenyum gila dengan kelakuan nya terhadap Arin.

Cklek

"Mino"

"Kemana kau membawa adikmu"

"Adik. Adikku 8 siapa???"

"Arin"

Irene benci mendengar kalau ada orang yang bertanya siapa Arin itu sebenarnya??

"Dia bukan adik ku"

"Jangan berbohong irene. Dia adik kandung mu. Kalian menyalahkan atas kematian nyonya sung Kyung kan"

"Diamlah sialan. Memang kenapa?? Sampai mati pun aku membenci sialan itu"

Mino memejamkan matanya. Sungguh kejam sekali keluarga Lee terhadap Arin.

"Maafkan aku. Di taman tadi. Arin tidak berbohong. Aku memasukkan racun ke botol minuman mu"ucap Mino menunduk.

Degg

Plakk

"Atas alasan apa kau membuat racun ke botol minuman ku haa"ucap irene dengan mata yang begitu tajam setajam pisau.

"Maafkan aku"cicit Mino.

Bughh

Irene melayangkan vass bunga dengan keras di kepala Mino.

Mino pingsan.

Tak peduli.

Irene berlari menuju parkiran.

Keringat sudah membasahi dahinya. Air mata sudah mengalir.

Tangan Irene bergetar kencang.

Takut

Irene benar benar takut.

Dia salah.

Dia tidak mendengar penjelasan Arin.

"Maafkan kakak Arin"

Irene semakin cepat membawa mobil nya. Tak peduli dengan mobil yang di belakang membunyikan klakson agar tidak terlalu kencang membawa mobil.

Sesampai mansion. Irene berlari dengan kencang menuju gudang.

Pintu gudang sudah rusak.

Arin sudah dibawa pergi.

"Dimana Arin?"tanya irene pada maid.

"Ah dia dibawa ke kamar nona Lisa"

Tak merespon. Irene berlari menuju kamar Lisa.

Cklek

Perlahan irene membuka kamar Lisa.

Hanya ada Arin disitu.

Selang infus sudah tertempel pada punggung tangan Arin. Wajah pucat dan panas.

Banyak kapas yang berwarna merah di tong sampah.

Irene membuka selimut yang menutupi paha mulus Arin.

Paha Arin yang memiliki banyak luka. Ada beberapa jahitan.

Pasti sakit.

"Maafkan kakak Arin"Irene mencium telapak tangan Arin dengan kasih sayang.

Apa dia berubah??

"Ngapain"Lisa yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Lisa-ya"

"Keluar"

"Li.."

"KELUAR"bentak Lisa.

Irene membeku.

"Ada apa ini"Wendy seulgi Jennie baru datang.

Wendy yang membawa baskom berisi air hangat dan juga kain kecil untuk mengompres dahi Arin.

Ya biar panas Arin sedikit berkurang lah.

Seulgi membawa nampan berisi bubur yang masih panas dan dan teh hangat.

Jennie yang membawa selimut yang lebih besar dan hangat.

Arin kedinginan.

"Ini biang kerok datang"kat Lisa dengan santai duduk di samping Arin.

"Pergi"Jennie.

"Jennie-ya"

"Pergilah kak. Biarkan kami yang mengurus Arin"titah seulgi dengan tatapan tajam.

Irene tak bisa membalas.

Dia pergi. Tak lupa tangisan Irene masih berjalan lancar.

Di dalam kamar Lisa.

Ke4 gadis itu tidak kuat menatap Arin yang terbaring lemah.

Apa ini yang dirasakan Arin selama 18 tahun??

Dia sakit tak ada yang peduli.

Dia kedinginan juga tak ada yang peduli.

"Lisa-ya aku sudah mengompres Arin. Dan selimut nya sudah ditambahi. Kalau Arin bangun segera berikan dia bubur ini dan air hangat. Jangan biarkan dia sendiri. Dan jangan sampai biang kerok nya datang kesini kau mengerti"jelas Wendy sambil mengelus pipi pucat Arin.

Lisa mengangguk.

Chupp

Chupp

Chupp

Kencupan di kening yang diberikan Jennie Wendy seulgi pada Arin.

Lisa memeluk tubuh panas Arin.

"Cepat sembuh sayang"bisik Lisa dan ikut tertidur bersama dengan Arin.

Ah tidak Arin pingsan. Lisa tertidur.

MY LIFE 'Arin Oh My Girl'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang