Cerita ini jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan nyata. Karakter yang di perankan bukan karakter sesungguhnya melainkan hanya imajinasi author semata.
Happy reading!!!
Seorang pria tengah berkutat dengan laptop dan beberapa map sepertinya dia sangat sibuk dengan jabatannya sebagai pemimpin perusahaan besar. Semenjak ayahnya meninggal semua bisnis di serahkan padanya.
"Permisi bos!" Seseorang masuk ke ruang kerjanya.
Jihoon menatap lekat pada orang itu.
"Maaf bos ada beberapa file yang harus anda pelajari" Yedam menyerahkan tumpukan file tersebut.
Jihoon menghela nafas lelah "kamu mau bantu saya?"
"Dengan senang hati bos" ucap Yedam.
"Lakukan!" Perintahnya.
Yedam mengangguk mengambil semua filenya kemudian duduk di tempat yang telah di sediakan Jihoon.
Yedam ini serba guna banget bisa jadi sekertaris, asisten, supir dll pokoknya sungguh hebat. Jihoon gak pernah kecewa dengan hasil kerja Yedam selama ini.
Jihoon sengaja menyediakan meja dan kursi untuk Yedam, gunanya gini nih di kala Jihoon lelah sama kerjaannya, Yedam bisa melakukan hal yang harusnya jadi tugas Jihoon.
"Dam"
Yedam noleh ke arah bosnya "iya bos"
"Saya ada kerjaan penting buat kamu"
"Bilang aja bos. Apapun itu saya selalu siap" Yedam ini emang pro banget soal kerja.
Jihoon bangkit dari duduknya membawa selembar fhoto.
"Ini siapa bos?" Tanya Yedam sambil melihat selembar fhoto yang Jihoon berikan.
"Istri saya, saya gak tahu keberadaanya dimana jadi saya minta kamu untuk mencarinya"
Yedam menatap bosnya yang menampakan wajah murungnya.
"Maaf bos kalau boleh saya tahu, istri bos pergi ninggalin bos gitu?"
Jihoon malah nangis bikin Yedam jadi merasa bersalah.
"Maafkan saya bos!" Yedam penuh sesal.
Jihoon menepuk bahu Yedam "kamu gak perlu merasa bersalah, justru saya berterima kasih kamu mengabdi pada seorang brengsek seperti saya"
Yedam makin gak ngerti sama ucapan bosnya.
"Jika kamu punya orang yang sangat sayang sama kamu, jangan pernah kamu nyakitin dia apalagi sampe membuangnya! Itu akan sakit setelah kita sadar bahwasanya gak ada orang yang menyayangi kita seperti dia" kata Jihoon setelah menyeka air matanya.
Yedam hanya mengangguk kemudian menatap punggung bosnya yang makin jauh.
Yedam duduk kembali dan mempelajari semua filenya.
.
.
.
.Jihoon menatap lurus ke depan melihat kendaraan yang berlalu lalang berharap ada keajaiban tiba tiba istrinya lewat.
"Bang" seseorang menepuk pundak Jihoon.
Jihoon noleh ternyata Haechan adik tiri Jihoon. Meski begitu mereka akur kok.
"Sejak kapan lo disini?" Tanya Jihoon.
"Lo bengong ampe gak sadar gue datang" Haechan terkekeh.
"Jeno ngadain reuni di rumahnya, abang mau ikut?"
Jihoon natap Haechan sebentar lalu pandangannya fokus lagi ke depan.
"Ada siapa aja?"
"Cuma squad kita aja sih, Jeno, Junkyu, Jaehyuk sama Hyunjin" sahut Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa
FanfictionPerjuangan Jihoon yang mencari istri dan anaknya. Penyesalan baru disadarinya setelah mengetahui hasil pemeriksaan kehamilan si istri. Bertahun tahun mencari tapi tak kunjung ketemu sampai suatu hari Jihoon bertemu dengan seorang anak kecil anehnya...