Jihoon perlahan membuka matanya namun saat ingin merentangkan tangan rasanya berat seperti tertimpa sesuatu. Bibirnya tersenyum melihat sosok yang tengah memeluk pinggangnya.
Jihoon melepaskan diri perlahan jangan sampai Hyunsuk terusik.
"Istirahat sayang" bisiknya mengecup kening Hyunsuk setelah sebelumnya menutup tubuh kecil Hyunsuk menggunakan selimut.
Setelah itu, Jihoon pergi ke kamar Dobby membangunkan bocah kecil itu. Beruntung hari pagi ini Dobby gak rewel hingga Jihoon merasa jauh lebih mudah menyuruh anak itu untuk siap siap.
"Sayang, papa ke kantornya agak siangan jadi Dobby seperti biasa sama pak supir lagi ya?!"
"Iya pah" sahut anak itu penuh semangat.
"Mmm mama mana pah?"
"Mama masih tidur, udah gak apa apa Dobby berangkat aja nanti kalau mama bangun, papa bilangin bahwa Dobby udah berangkat" jelas Jihoon.
Dobby mengangguk faham.
Jihoon mengantar Dobby ke depan.
"Pah! Dobby berangkat ya!" Pamit Dobby sambil melambaikan tangan setekah duduk manis di jok mobil.
"Iya nak! Hati hati sayang! Semangat!!" Seru Jihoon.
Dobby mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.
Jihoon masuk kembali ke kamar hanya untuk melihat sosok yang tadi ia tinggalkan sebentar.
"Suk kamu kenapa?" Panik Jihoon melihat tubuh Hyunsuk bergetar.
"Di-dingin Ji" sahutnya pelan.
Jihoon duduk di sisi ranjang mengecek suhu tubuh Hyunsuk.
"Kamu demam?!"
Hyunsuk mengangguk pelan.
"Jangan pergi" rengeknya ketika Jihoon bangkit dari duduknya.
Jihoon kembali duduk di sisi ranjang mengusap lembut kepala Hyunsuk.
"Aku ambil air hangat ya?"
Hyunsuk menggeleng ribut "disini aja ih"
Jihoon mengangkat kakinya naik ke atas ranjang memeluk tubuh kecil itu serta membenarkan posisi tidurnya agar lebih nyaman.
"Ji"
"Iya sayang"
"Aku mau es krim"
"Kamu kan lagi demam!"
"Mau es krim ih!" Bentak Hyunsuk kemudian nangis.
"I-iya aku beli dulu"
"Ada di kulkas"
"Tapi itu kan punya Dobby"
"Biarin ih!" Hyunsuk makin nangis.
"Dobby nanti marah gimana?"
"Itu urusan kamu" rengeknya.
Jihoon menghela nafas lelah "iya deh aku ambil dulu"
Hyunsuk langsung pasang wajah ceria bahkan demamnya udah turun.
"Seaneh inikah kalau orang hamil?" Bathin Jihoon.
.
.
.
."Dobby!!!"
Dobby noleh kemudian senyum melihat sosok Haruto berjalan ke arahnya.
"Dobby udah makan belum?" Tanya Haruto.
"Udah" sahut Dobby.
"Yaaah padahal Haru bawa sarapan buat kita makan bareng" Haruto lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa
FanfictionPerjuangan Jihoon yang mencari istri dan anaknya. Penyesalan baru disadarinya setelah mengetahui hasil pemeriksaan kehamilan si istri. Bertahun tahun mencari tapi tak kunjung ketemu sampai suatu hari Jihoon bertemu dengan seorang anak kecil anehnya...