Hyunsuk sibuk menyiapkan sarapan untuk Dobby "Dobby kok tumben belum keluar kamar ya? Atau jangan jangan belum bangun?!" Monolog Hyunsuk.
Hyunsuk langsung mengetuk pintu kamar Dobby tapi gak ada respon. Perlahan Hyunsuk membuka kenop pintu.
"Sayang, bangun yuk sekolah" Hyunsuk mengguncang pelan tubuh Dobby.
"Hmm" hanya itu respon Dobby.
"Sayang! Kamu kenapa?" Tanya Hyunsuk karena Dobby tak biasanya seperti ini.
Hyunsuk menyentuh kening Dobby menggunakan punggung tangannya. Mata Hyunsuk membulat ketika di rasakan panas cukup tinggi.
"Sayang kamu demam nak?!" Panik Hyunsuk.
"Kepala Dobby pusing mah" rengek bocah kecil itu sambil menangis.
"Kita ke dokter ya" pinta Hyunsuk.
Dobby menggeleng "Dobby mau sama papa"
Hyunsuk membeku "pa-papa Jihoon maksudnya?"
Dobby mengangguk sementara Hyunsuk galau.
"Sayang, papa Jihoon pasti lagi sibuk" kesibukan di jadikan alasan suapay Hyunsuk gak menghubungi Jihoon.
"Enggak mau! Papa Jihoon pasti mau ketemu Dobby mah! Dobby yakin" Dobby makin nangis sampe sesegukan segala.
Hyunsuk menghela nafas pasrah dengan penuh gengsi terpaksa nelfon Jihoon
"Iya sayang kenapa?" -Jihoon
Hyunsuk mendecak sebal. Dugaanya benar pasti Jihoon nadanya godain gitu.
"Kamu ke rumah ya sekarang!" -Hyunsuk
"Kangen ya?" -Jihoon
"Gak usah geer! Pokoknya cepet!" -Hyunsuk
Hyunsuk langsung matiin sambungan telfonnya males banget ladenin ucapan percaya dirinya Jihoon.
Sementara di tempat lain Jihoon senyum sambil natap layar ponselnya "bilang kangen aja gengsi" monolognya.
"Dam, kerjaan saya tolong kamu lanjutkan ya!" Perintah Jihoon.
"Bos mau kemana?"
"Istri nyuruh ke rumah! Dia kangen kali lama gak manja manjaan sama suami" sahut Jihoon terkekeh lalu pergi.
Yedam menggelengkan kepalanya sambil senyum menatap kepergian bosnya itu "si bos puber kedua kayanya" monolog Yedam lalu melanjutkan pekerjaannya oops pekerjaan Jihoon maksudnya.
Jihoon yang semangat banget langsung gercep ampe gak kerasa dia udah nyampe di halaman rumah Hyunsuk.
"Jihoon!" Jihoon menghentikan tangannya yang ingin mengetuk pintu.
Jihoon tersenyum miring melihat Yoshi berjalan menghampirinya.
"Lo ngapain kesini?!" Yoshi dengan nada gak santuynya.
"Kepo banget lo! Mau jadi akun gosip lo kepoin hidup orang?!" Jihoon tertawa.
"Lo gak tahu malu! Lo sadar gak? Hidup lo itu cuma nyakitin orang!"
Jihoon mengepalkan tangannya nahan emosi.
"Lo inget kan Raina dan Hyunsuk lo sakiti sekaligus! Masih punya muka lo datang kesini?!"
"Cukup Raina yang lo rebut dari gue! Kali ini gue gak akan biarin Hyunsuk di rebut sama lo!" Jihoon mendorong pundak Yoshi menggunakan jari telunjuknya.
Yoshi tersenyum miring "Raina cukup bahagia kok sama gue, jadi Hyunsuk juga bakal merasakan hal yang sama!"
"Oh ya?" Jihoon tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa
FanfictionPerjuangan Jihoon yang mencari istri dan anaknya. Penyesalan baru disadarinya setelah mengetahui hasil pemeriksaan kehamilan si istri. Bertahun tahun mencari tapi tak kunjung ketemu sampai suatu hari Jihoon bertemu dengan seorang anak kecil anehnya...