Indahnya nyanyian burung pagi membuat Dobby menggeliat perlahan membuka matanya. Bocah kecil itu tengok kanan kiri kemudian wajahnya mengembangkan senyum.
"Dobby kaya bobo bareng mama papa kalau kaya gini" bathinya mengecup pipi Hyunsuk kemudian beralih mengecup pipi Jihoon.
Hyunsuk terusik hingga perlahan membuka matanya.
"Dobby udah bangun?!" Hyunsuk menatap wajah polos itu tengah tersenyum.
Pandangan Hyunsuk menatap ke arah seseorang di sisi Dobby.
Flash back on
Hyunsuk tersenyum menatap wajah yang tengah terlelap.
"Kamu ganteng banget sih" ucapnya pelan mengelus pipi itu lalu mengecup keningnya dengan lembut.
"Aku yakin suatu hari nanti kamu pasti bisa mencintai aku" bathin Hyunsuk dengan air mata yang menetes.
"Park Jihoon aku sayang sama kamu" suara lirihnya seiring dengan air mata yang mengalir deras.
Merasa ada pergerakan dari Jihoon, Hyunsuk buru buru pergi. Hyunsuk gak mau Jihoon melihatnya.
Flash back off
Hyunsuk menggelengkan kepalanya "stop! Gue gak boleh goyah! Gue harus lupain perasaan ini!" Bathinya kemudian turun dari ranjang itu lalu masuk ke kamar mandi.
"Mama kenapa sih? Aneh" ucap Dobby pelan.
Dobby merebahkan dirinya lagi memeluk seseorang di sampingnya yang masih berjalan di alam mimpi. Dobby merasa hangat hingga dia kembali memejamkan matanya seiring dengan Jihoon membuka matanya.
Senyum Jihoon mengembang mendapati sosok kecil memeluk pinggangnya.
"Kalau kamu tahu nak, ini papa" ucap Jihoon mengelus lembut kepala Dobby dan memeluknya erat.
Hyunsuk selesai mandi plus udah ganti baju. Pandangannya melihat dengan jelas putranya tengah tidur sambil berpelukan dengan Jihoon "haruskah aku bilang yang ssbenernya ke Dobby? Aku takut Dobby memintaku serumah dengan Jihoon" bathinya tanpa terasa air mata itu jatuh tanpa izin.
Hyunsuk langsung mengusap air matanya dengan kasar saat dia menyadari adanya pergerakan Jihoon.
"Suk, kamu bangun jam berapa? Kok aku gak tahu?" Tanya Jihoon dengan muka bantalnya menghampiri sosok Hyunsuk tengah bercermin.
"Kepo!" Ketus Hyunsuk lalu pergi namun pergelangan tangannya di tarik Jihoon dengan kencang sehingga punggung Hyunsuk menabrak tembok.
Cup! Kecupan singkat di berikan Jihoon untuknya. Gak sopan memang tapi gimana lagi Jihoon gak kuat lihat bibir mungilnya Hyunsuk.
"Selamat pagi mama" bisik Jihoon lalu melesat ke kamar mandi.
Hyunsuk memegangi bibirnya kemudian beralih ke dadanya yang jedag jedug banget atas perlakuan Jihoon tadi. Hyunsuk ingat betul terakhir kali di cium Jihoon saat dirinya dengan sengaja mencampurkan obat perangsang ke minuman Jihoon itupun sayang sekali Jihoon gak mengingat momen itu.
"Gak! Choi Hyunsuk lo jangan jatuh lagi ke dalam pesona Jihoon! Dulu lo aja sakit hati kan?!" Bisikan setan di telinga kiri Hyunsuk.
"Hati gak bakal bisa bohong kalau kamu masih suka kan sama Jihoon?" Bisikan malaikat pada telinga kanan Hyunsuk.
Hyunsuk mendecak sebal menggelengkan kepalanya kasar.
Hyunsuk menghampiri wajah polos itu mengusap pipi gembulnya lalu mengecupnya lembut.
Ngghh... Dobby menggeliat perlahan membuka matanya.
"Mama"
"Iya sayang, ini mama" Hyunsuk menampilkan senyum terbaiknya.
Dobby celingukan.
"Mah, om malaikat mana? Kayanya tadi bobo sama Dobby" wajah polos itu menatap Hyunsuk dengan lucu.
Hyunsuk males jawab sebenernya tapi kalau gak jawab, Dobby bakal nanya terus "omnya lagi mandi"
Dobby ngangguk faham.
.
.
.
."Suk, apa kamu gak ada niatan balikan lagi sama Jihoon?" Tanya Mashiho melirik Hyunsuk sekilas lalu fokus lagi memperhatikan anaknya yang lagi ketawa ketiwi bareng Dobby kala ombak menabrak tubuh kedua bocah kecil itu.
"Apaan sih, aku gak mau bahas itu"
"Kasian tahu Dobby" kata Mashiho.
Hyunsuk cuma diem. Hyunsuk ngerti apa maksud Mashiho tapi egonya Hyunsuk masih setia menyelimutinya
"Kak, aku tahu perbuatan kak Jihoon dulu tuh keterlaluan. Tapi sekarang dia bukan kak Jihoon yang dulu lagi. Dia udah berubah kak" ini Renjun yang memang kesehariannya lumayan sering ketemu Jihoon.
"Bener Suk, Jihoon berhak dapat kesempatan lagi buat memperbaiki semuanya" Felix seolah menyetujui ucapan Renjun.
"Semuanya tergantung kamu Suk, kamu boleh mikirin ucapan kita. Percaya deh kita kaya gini cuma mau kamu bahagia. Meski kita gak terlalu mengenal kamu, kita yakin apapun keputusan kamu pasti itu yang terbaik" Jaemin merangkul bahu Hyunsuk memberikan semangat.
Asahi menggenggam kedua tangan Hyunsuk "kita percaya sama kamu"
Hyunsuk menoleh ke arah Jaemin yang tengah tersenyum kemudian beralih menatap Asahi, Renjun, Felix dan Mashiho secara bergantian.
Hyunsuk menghela nafas membalas senyuman yang mereka berikan untuknya.
.
.
.
."Woy! Bangun jam berapa lo?" Teriak Jaehyuk melihat Jihoon berjalan ke arah para squad.
Jihoon terlalu malas nyautin teriakan Jaehyuk hingga berakhir dia duduk santuy disana dengan hidangan kopi yang udah di pesankan Haechan sebelumnya.
"Hyunsuk pagi pagi banget udah rapi lho tadi, kenapa lo baru nongol coba?" Jeno menatap Jihoon curiga.
"Lah emangnya kenapa?" Tanya Jihoon kemudian menyeruput kopinya.
"Bang, jangan bilang semalaman lo godain Hyunsuk" kata Haechan nunjuk muka kakaknya tersebut.
Jihoon natap Haechan sekilas tanpa ada niatan balas bacotan sang adik.
"Hmm gue tahu nih, jangan jangan malam tadi lo abis bikin Hyunsuk mendesah" jelas ini ucapan Hyunjin.
Jihoon diem karena udah tahu otak Hyunjin tuh isinya bokep.
"Kayanya iya deh. Enam tahun bro bayangkan kagak pernah menjamah lobang tuh samurai panjangnya" timpal Junkyu yang otaknya 1112 sama Hyunjin.
Semua tertawa membuat Jihoon pengen nampol mulut temen temennya tapi ya sudahlah Jihoon bakal kalah secara kan lima lawan satu.
Hy yorobun 😉😉😉
Rabu telah tiba rabu telah tiba hore horeeeee 🤩🤩🤩🤩
Yorobun mian mian mian😭😭😭 emak up satu chap doang 🙏
Hari sabtu insyaalloh dua chap😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa
FanfictionPerjuangan Jihoon yang mencari istri dan anaknya. Penyesalan baru disadarinya setelah mengetahui hasil pemeriksaan kehamilan si istri. Bertahun tahun mencari tapi tak kunjung ketemu sampai suatu hari Jihoon bertemu dengan seorang anak kecil anehnya...