Asa Amerta

95 17 8
                                    

(📷cr: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(📷cr: pinterest)













Salah satu yang membuat kamu kagum dengan Jake dan Doyeon itu adalah mereka yang sama - sama memiliki rasa empati setinggi langit. Walaupun di kampus terlihat kayak musuhan, tapi sejatinya mereka banyak mengusung topik yang berbobot tiap kali bertemu.

Dan salah satu hal yang membuat kamu sampai sekarang bangga banget dengan kedua orang itu adalah, dengan rasa empati yang tingginya itu, akhirnya mereka berdua mutusin buat membangun sekolah khusus untuk anak - anak kurang mampu. Di daerah pedesaan yang minim teknologi.

Project itu emang udah lama sejatinya dipersiapkan dengan matang oleh mereka berdua, setidaknya mereka mau mengenalkan dunia yang lebih luas lagi pada anak - anak di sana.

Mereka menamainya, Asa Amerta. Yang kalau diartikan dengan bahasa lebih sederhana adalah harapan yang abadi.

Dan karena profesimu adalah guru, mereka berdua gak menyia - nyiakan kesempatan itu. Udah hampir dua bulan ini kamu ikut mengajar kesana, bertemu dengan anak - anak yang luar biasa antusiasme nya.

Kalian bertiga kesana satu hari dalam seminggu, biasanya hari Jumat sore. Dahyun juga pernah diajak beberapa kali kesana oleh Jake dan Doyeon. Intinya, kedua orang itu benar - benar solid kalau urusan pengabdian.

Dan hari ini, tepat di hari Jumat pukul 14:00 siang, kalian udah siap - siap mau pergi. Kira - kira waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Asa Amerta adalah 2 jam perjalanan menggunakan mobil.

"Kak, mobil Doyeon lagi dipake juga sama Ayahnya"

Jake datang, menghampiri kamu yang tengah duduk di ruang tamu sambil memeriksa isi tas.

"Iya? Terus gimana ini, Dek?" Tanyamu, soalnya mobil kalian juga lagi dipakai oleh Hyeri ke rumah mertuanya, lantaran mobil punya kakak sulungmu itu tengah berada di bengkel.

Jake keliatan mikir seraya menghela nafas bingung, "Adek - adek pasti udah pada nunggu ini" Gumamnya sedih.

"Kabarin Pak Kades aja gimana? Bisa diganti hari lain kalau emang gak bisa hari ini" Kamu narik Jake untuk ikut duduk, soalnya dia udah sibuk banget dari tadi pagi.

"Bisa sih, tapi kan aku udah janji mau praktek ngelukis bareng adek - adek?" Jake keliatan sedih banget, terlebih dia udah nyiapin kuas dan cat untuk melukisnya.

"Adek - adek pasti ngerti kok, yaa walaupun mereka mungkin bakalan ngambek ke kamu" Tukasmu dan ngelus lembut surai adik bungsumu itu.

"Rental aja gimana, Kak?" Jake masih belum mau nyerah.

"Rental buat sejam - dua jam mana bisa, Dek? Paling gak sehari" Tukasmu.

"Kabarin Pak Kades aja ya? Gak bisa dipaksain juga" Bujukmu lagi, kalian emang gak pakai transportasi online karena pasti bakalan ribet, apalagi barang bawaan kalian banyak.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang