Diriku yang Sebenarnya

118 23 12
                                    

⚠Mengandung perkataan - perkataan yang kasar dan kasus - kasus yang mengganggu serta membuat tidak nyaman, human trafficking, gay club, bxb kissing, etc. Kinda mention of BDSM things, tapi gak sampai HAVING SEX. Mohon pengertiannya karena karakter Jungkook di sini memang sangat erat dengan tindakan kriminal walaupun bukan dia pelakunya, tapi dia akan menyamar jadi apa saja karena ini kerjaannya⚠













⚠️Pls hahah😭 jujur aku agak takut buat publish chapter yang ini, takut kalian gak nyaman, tapi ini emang udah aku usahain nyari kasus - kasus yang agaknya cukup berat karena Jungkook adalah kebanggaan tim dan sudah barang tentu pasti kasus yang dia tanganin gak kaleng - kaleng⚠️





But, happy reading, Love😁💜





⚠️Satu lagi, mungkin habis ini akan aku kasih banyak tags juga di beberapa chapternya karena banyak mention hal - hal yang cukup bikin gak nyaman. Jangan lupa selalu cek tags nya dulu sebelum baca ya, Love😉⚠️













Seorang pemuda bertubuh atletis itu turun dari atas motor besarnya, memasuki salah satu kantor milik negara, yang dengan liat depannya saja kita semua udah bisa tau kalau semua orang yang lalu lalang di sini simpan bergudang rahasia.

Dengan lambang pancasila di tengah - tengah keliling bintang dan latar belakang biru. Itu kantornya. BIN. Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. Tulisan di depannya.

Pemuda bersurai hitam dengan rambut yang disisir kebelakang itu sekarang mengalungkan sebuah tanda pengenal di lehernya sebelum benar - benar masuk ke dalam kantor itu.

Jungkook Cakrawala namanya, dia sesekali lempar senyuman sopannya pada beberapa orang yang kebetulan berpapasan dengannya dan menyapanya.










"Weits, udah laporan aja nih" 

Jungkook terkekeh, "Nanti beliau marah, serem" Jawabnya sambil gidikan bahu sebelum ngetuk salah satu pintu.









"Masuk!"

Sampai terdengar ada seruan dari dalam sana, Jungkook pun menekan knop pintu pelan dan melangkah masuk.

"Pagi, Big Boss" Sapanya dengan senyuman cerah.

"Pagi juga, Jungkook. Gimana dagangan lo, laku?" Ledek Pria yang dipanggil Big Boss itu. Di atas meja yang membentang luas ada sebuah komputer canggih dan papan nama bertuliskan, Taehyung Cakra.

"Tanyain kabar gue dulu" Jungkook tanpa disuruh langsung ngedaratin bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Bosnya ini.

"Gue rasa kehadiran lo dengan setelan bugar kayak begini udah cukup ngejawab kabar lo seperti apa" Ungkap Taehyung dan terkekeh simpul.

"Kenapa lo gak bilang kalo kontrakannya berhantu?" Protes Jungkook.

Taehyung ketawa, "Masih untung gak keduluan orang. Makanya gerak cepat aja" Tukasnya.

Jungkook berdecak, "Gue baru seminggu lebih di sana" Gumamnya pelan.

Pernyataan itu agaknya bisa bikin Taehyung angkat satu alisnya, "Maksud lo apa, Jungkook Cakrawala? Lo tahu ini misi penting banget kan?" Tanyanya beruntun.

"Gak semudah itu, Taehy-Boss" Jungkook mengusap wajahnya.

"Justru karena ini gak mudah makanya gue lebih memilih buat nyuruh lo turun, lo anggota terbaik sejauh ini di tim inti, lo harus ingat itu" Tekan Taehyung.

"Gue ingat, gue gak lupa" Cicit Jungkook.

"Apa yang ngehalangin lo buat gerak kali ini, Jungkook? Lo tau kalau kita gak boleh leha - leha sama kasus ini 'kan?" Taehyung masih menekan Jungkook untuk berbicara jujur.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang