I Love You Too

86 22 19
                                    

(📷cr: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(📷cr: pinterest)






















Baca sampai bawah ya😁




















Sebut saja kalau dokter Daniel Adiwangsa adalah manusia paling perhatian di belahan planet ini. Selama total 4 hari kamu dirawat, gak satu haripun dia gak datang. Selalu nyempatin diri, setidaknya 15 menit.

Dokter Daniel tau, kamu seolah sedang dihantui sesuatu. Namun, sayangnya kamu masih kelewat tertutup sama dia.

Kayak sekarang ini, kamu sejatinya udah boleh pulang. Sedari tadi pagi udah dilepas infusnya, tapi kamu seperti enggan buat beranjak. Masih terus natap kosong ke arah pintu. Entah mikirin apa, otakmu penuh. Kecamuk liar yang gak bisa kamu kendaliin sama sekali.

"Permisi, Mbak?"

Suara yang mengalun itu buat kamu sedikitnya tertarik ke realita kejamnya semesta. Perlahan, matamu bergulir buat tatap dokter Daniel yang sekarang hela nafas sebelum ambil posisi duduk di kursi menghadap kamu.

"Saya boleh duduk di sini kan?" Formalitas belaka, dia udah duduk kok ini.

Kamu ngusap wajahmu, "Dok, jangan gini. Dokter pasti sibuk" Tukasmu lemah.

Pria itu gelengin kepala, "Shift saya udah selesai, jadi saya boleh kan temanin mbak di sini?" Pintanya lagi.

"Buat apa, Dok? Saya gini - gini aja kan dari kemaren" Kamu sejujurnya gak enak hati, manusia ini kelewat baik. Luar biasa.

"Justru karena itu, saya tau mbak kelewat enggan buat pergi. Cuma masalahnya, saya gak akan bisa bantu kalau mbak gak ngomong" Balasnya.

Kamu menggeleng dan sedikit denguskan kekehan sumbang, "Saya gak minta dibantu, Dok" Tolakmu halus.

"Mbak, saya ini dokter. Profesi saya mengharuskan saya untuk lepas pasien dalam keadaan senyaman mungkin, kalau mbak masih ada perasaan yang berat dan khawatir, udah seharusnya saya ikut bantu karena mbak pasien saya" Dokter Daniel terlihat nyoba buat menjelaskan.

"Kenapa dokter obsessed banget buat bantuin saya sih?---"

"Then, are you sure you can handle it alone?" Daniel memotong ucapanmu, "Gini, Mbak. Istri saya, dia dokter spesialis jantung dan paru. Kalau mbak tahu, namanya Jihyo Dayana--"

Rahangmu lantas terkatup, kamu udah cukup akrab dengan perempuan yang disebut namanya oleh Daniel itu.

"I bet you know her, right? Dia termasuk salah satu anggota tim khusus, istri saya ikut berjaga. Di lantai paling atas, di kegaduhan yang udah hampir lebih satu bulan ini. Jihyo nyaksiin semua itu, keterpurukan. Kefrustasian" Daniel nyambung ucapannya.

Kamu nahan air matamu, paham apa yang Daniel maksud, "Is there any hope for him to survive?" Tanyamu pelan.

Daniel hela nafas, "Riskan." Tekannya.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang