Will be Better

96 20 10
                                    

(📷cr: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(📷cr: pinterest)

















Pagi yang hangat, sehangat perasaanmu yang sekarang tengah nyiapin bekal berupa sup ayam. Bukan. Bukan buat yang lagi berjuang untuk sembuh, tapi jelasnya buat sosok pendukung kesembuhan itu. Jihyo Dayana.

Seorang tangguh yang belakangan ini selalu sama kamu. Oh, bahkan kalian udah tukeran nomor handphone. Memang sebuah kebetulan yang membawa relasi baru.

"Pagi, Kak..."

Jake dengan suara serak khas bangun tidur dan muka bantalnya lantas nyapa kamu sambil buka kulkas, mengabsen apa saja yang bisa dia gunakan untuk melepas dahaga setelah semalaman berkelana di ilusi mimpi.

"Pagi... Tumben jam segini masih ada di rumah?" Kamu liatin dia yang sekarang tengah minum.

"Tumben banget ngomongnya, ini kan hari Sabtu" Sanggah Jake.

"Oh! Iyakah?" Kamu nepok jidat, cuti bikin kamu gak terlalu perhatiin hari dan tanggal. Apalagi hampir selama cuti ini kegiatanmu hanya menemani Jungkook.

"Iya loooh, kalau bukan weekend juga gak bakal nangkring di sini gue" Jake ngintip ke dalam panci yang lagi mengebul asap di atasnya.

Kamu terkekeh, "Ini sup ayam, nanti sarapan bareng ya?" Pintamu sambil aduk - aduk sup yang udah hampir jadi.

"Yang itu buat apa?" Jake kali ini ngalihin pandangannya ke atas meja, di mana sudah tersusun rapi instrumen untuk membawa bekal.

"Itu buat dokter Jihyo" Jawabmu dan terkekeh karena kali ini si bungsu gelayutan manja di lengan kamu, nyenderin kepalanya di pundakmu sambil meluk lenganmu.

"Kakak gak ketemu mbak 'kan di rumah sakit?" Tanya Jake dengan suara yang kurang jelas, tapi kamu masih bisa nangkap maksudnya.

Kamu gelengin kepala, "Selama ini sih aku ngehindar kalau ada mbak, gak mau dengar protesannya..." Ungkapmu.

Jake ngangguk dan pejamin matanya karena masih ngantuk, "Kalo ketemu juga gak usah diladenin, dengerin aja dia ngomong apa" Titahnya.

Kamu sedikit noleh ke arah Jake, bikin pipi kananmu tertekan oleh puncak kepalanya, "Jahat banget gak sih kalo gitu?" Gumammu.

"Kalo kayak gitu bukannya malah bikin mbak makin yakin kalo Jungkook yang mengaruhin aku buat gak interaksi sama kalian?" Ujarmu lagi.

"Emangnya lo gitu sama gue sama bunda? Enggak 'kan? Sama ayah juga gak, ya pasti dia sadar - sadar aja sama sikap lo. Lagian omongan dia lebih parah, lebih jahat ketimbang lo nyuekin dia" Jake ngambil alih buat ngaduk sup karena liat kamu kesusahan.

"Kak, dospem gue pernah bilang kalo kita tuh gak bisa nutup mulut orang, tapi sebagai gantinya, kita bisa nutup telinga kita sendiri buat gak dengerin kritik gak berbobot dari orang itu" Jake kali ini berhenti gelayutan manja di kamu dan matiin kompor karena dirasa sup yang dia aduk telah matang.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang