(📷cr : pinterest)
Jake langkahin kakinya dengan ekspresi yang cukup masam ke dalam lift, memang awalnya nggak ada niat untuk membentak sebegitu kerasnya tadi, tapi mau gimanapun juga, pemuda ini tengah sumbu pendek. Sehingga apapun bisa jadi amarah buat dia.
Hhh..
Pemuda bersurai hitam itu menghela nafas entah yang keberapa kalinya hari ini. Cukup berat sih sejujurnya, tapi Jake cuma bungkam.
Tadi pagi sekali bunda mengetuk kamarnya dengan cukup kencang, alhasil bikin Jake langsung terlonjak dari tidurnya yang masih 18 menit itu.
Kepalanya sempat pening luar biasa, karena dari seminggu yang lalu dia sudah ditekan oleh tugas akhir yang bikin dia cukup kewalahan, tidur tak menentu jam bahkan kadang kalau sudah terlalu semangat selesaikan lukisan di kanvas besarnya, dia bisa nggak tidur. Pacarpun bahkan hampir nggak terurus. Untungnya Lingga bukan si penuntut ulung.
Tapi segala hal yang menekan tersebut, ia kesampingkan. Melihat kedua kakaknya yang kurang begitu akur bikin Jake cukup sedih sejujurnya, tiada hari tanpa memikirkan dua orang tersayangnya itu. Harus apa ya biar mbak sama kakak akur lagi?
Maka, ketika langkahnya sampai di lantai dasar, dimana semua orang tampak berlalu - lalang dengan kesibukannya masing - masing, dimana netranya menangkap sosok yang sedang penuhi pikirannya, Jake dengan mantap melajukan langkahnya buat menghampiri wanita itu.
"Mbak!"
Mata berbentuk almond persis milik ayah mereka itu lantas bergulir mencari - cari sumber suara, Hyeri tampak heran melihat entitas adik terbungsunya itu ada di sini.
"Jake? Ngapain di sini?" Tanya Hyeri setelah udah berhadapan dengan si bungsu.
Jake gelengin kepalanya, "Iseng" Balasnya bohong.
"Mana ada anjir orang iseng ke rumah sakit?" Hyeri noyor kepala Jake.
"Ada lah, gue contohnya" Jake julurin lidahnya ngejek Hyeri.
"Mbak ngapain? Kok di sini bukan di atas?" Pemuda ini lekas alihin pembicaraan.
"Mau pulang, tapi Jun lagi banyak pasien, pesan ojol daritadi gak dapat - dapat" Keluh Hyeri, dari wajahnya tergurat perasaan capek.
"Yaudah pulang sama gue" Titah Jake dan meraih tangan kakak tersulungnya itu.
"Bener? Nganterin ke rumah gue jauh loh dari rumah bunda" Hyeri nampak gak percaya kalau Jake mau sebaik ini sama dia.
"Iya lah, santai. Sekalian jalan - jalan gue, nyari referensi. Gumoh juga di rumah mulu liatin kanvas" Jake narik tangan mbaknya dan berjalan ke tempat parkir.
"Lo bawa helm double? Buat apa? Lo nganterin orang ya?" Belum sempat mereka berdua sampai di tempat parkir, Hyeri langung ngebanjirin Jake dengan berbagai pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terius Behind Me-Jeon Jungkook
Fanfic⚠LOKAL AU⚠ Dia dengan segala pekerjaannya. Mereka begitu misterius, sehingga rasanya mustahil untuk bisa digenggam. ⚠️slightly angst⚠️