Kepikiran

85 17 3
                                    

Begitu banyak kejutan yang nimpa kamu, sampai - sampai rasanya kamu gak bisa nampung semua ini.

Dari mulai penangkapan Ayah yang menjadi awal semua ini terjadi, pengungkapan perasaan dari orang yang menargetkan Ayahmu sebagai tersangka, hingga adik bungsu kamu yang dibully.

Beruntung karena luka yang Jake terima hanya luka luar saja, tapi gak bisa dipungkiri kalau kondisi mentalnya cukup terganggu. Keliatan dari dia yang jadi sangat diam dan gak ada keberanian buat berangkat sekolah lagi.

Sedangkan pelaku perundungan itu semuanya udah dapat sanksi, skorsing selama satu bulan penuh dengan catatan kalau mereka masih bikin ulah selama satu bulan itu, maka drop out menanti.

Kamu cukup bisa ngucap syukur karena pihak sekolah memang setegas itu, ditambah Jake adalah siswa kesayangan guru yang bikin point plusnya. Kamu sempat mikir mau ngamuk kalau sekolah gak ambil tindakan tegas, tapi ternyata masih ada orang - orang baik yang menjunjung tinggi etika dan keadilan.

Jake juga gak lama dirawat di rumah sakitnya karena Dokter udah nyimpulin kalau memar yang ada di tubuhnya gak ngebawa sakit yang serius, sehingga sekarang baik kamu, Bunda, Hyeri maupun Mas Jun tengah berada di ruang inap Jake buat ngurus kepulangan dia.









"Kamu boleh gak sekolah sampai kamu ngerasa siap dulu, gak pa-pa, gak usah buru - buru" Kamu berucap lembut sambil elus - elus puncak kepala Jake. Pelipisnya juga masih ditempeli perban karena ternyata dia mendapatkan jahitan sebanyak 3.

Jake cuma ngangguk buat ngebalas ucapanmu. Aneh aja rasanya, soalnya Jake adalah anak yang sangat rajin bersekolah. Dia gak pernah bolos, kecuali memang sakit parah.

"Kak Linggamu gimana? Udah dikabarin kalau hari ini pulang? Nanti dia kesini loh" Bunda ikut bersuara. Udah cukup akrab sama Doyeon karena kemaren sempat ketemu dan ngobrol, ternyata keduanya klop.

"Udah, nanti dia ke rumah" Ungkap Jake seadanya.

"Kelas 12 lagi ngapain? Gak ada kesibukan dia?" Kali ini Hyeri yang nanya.

Jake mengangguk, "Ada, bimbingan buat ujian, nanti habis bimbingan datang ke rumah, sekalian minta review pelajaran kelas 11 sama kelas 10" Jawabnya.

"Oh iya, baru ingat kalo lo pintar" Ledek Hyeri.

"Iyalah, masa gak bantuin pacar" Gumam Jake, ngejawab ledekan Hyeri, tapi dengan nada yang lemas. Jadi aneh karena gak kayak biasanya. Biasanya kan nyolot ya.

"Kepulangannya udah Mas urus, jadi kalian tinggal ke rumah aja" Ungkap Mas Jun yang sedari tadi cuma merhatiin interaksi kalian.

"Makasih ya, Nak Jun? Nanti mampir ke rumah dulu, makan malam bareng" Pinta Bunda. Emang belakangan ini Hyeri sama Mas Jun jadi sering pulang ke rumah kalian daripada rumah mereka berdua.

"Pasti itu, Bun. Nanti aku bareng Hyeri kesana" Tukas Mas Jun.

"Iya, Bun. Kebetulan jadwal jaga hari ini sama, ya kalau Junyeol gak ada jadwal operasi dadakan sih" Timpal Hyeri.

"Yaudah, gak pa-pa. Kalau bisa datang aja" Ungkap Bunda lagi.

"Ok, Bun" Hyeri angkat kedua jempolnya.

"Yuk, Dek?" Ajakmu kepada Jake yang ngelamun lagi.

"Ayo pulang?" Bunda juga ngajakin.

"Ayo" Jawab Jake singkat.

Akhirnya kamu, Bunda sama Jake pulang ke rumah.

Sekali lagi, kamu sedih banget rasanya karena sekarang semua orang udah beda, jadi lebih diam dan gak banyak bercanda.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang