Jangan Dilepas

139 17 18
                                    

(📷cr: pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(📷cr: pinterest)




































"Can we be a cure for each other pain?..."


















Kamu menghembuskan nafas berat, entah untuk yang keberapa kalinya sekarang. Kata - kata Jungkook malam itu masih terngiang - ngiang di kepalamu, ditambah lagi saat itu kamu cuma bungkam. Gak ngomong apa - apa selain merengkuh tubuhnya ke dalam seutas pelukan hangat, karena kamu rasa yang dia butuhin saat itu bukan sebuah jawaban, tapi sebuah penenang dari rasa gundah.

Kamu gak akan pernah tau cerita sebenarnya di balik kenapa rekan Jungkook itu bisa cidera parah, gak tau ada hubungan apa lagi di antara Jungkook dan temannya itu, gak bisa bayangin segimana rumitnya pekerjaan mereka. Yang kamu tahu hanyalah, mereka berbahaya. Entah itu pekerjaannya atau merekanya sendiri.

Malam ketika Jungkook dengan berjuta frustasinya mengucapkan kalimat tanya itu cuma kalian tutup dengan pelukan hangat sebelum pergi pulang ke rumah masing - masing. Gak ada lagi percakapan setelah itu karena Jungkook cuma nangis sepanjang jalan. Walau dia berusaha buat nutupin itu, tapi kamu tau kalau dia tengah terisak pedih. Entah sehancur apa hatinya dengar kabar buruk seperti itu.








"Ini lo sebenarnya mau makan apa ngelamun aja?"

Kamu tersentak, "Day? Sorry - sorry" Ungkapmu.

Dahyun hela nafasnya, dia dari tadi perhatiin kamu yang cuma melamun, gak nyentuh makanan mu sama sekali.

"Lo ngajak gue jalan tuh ngapain coba kalo ujung - ujungnya pikiran lo gak di sini?" Dahyun ngaduk - aduk jus alpukatnya yang udah hampir habis, nandain kalau emang udah se-lama itu kamu diam.

"Maaf.." Rengekmu dan goyang - goyangin tangan Dahyun. Memang sih, kamu yang ajak dia keluar di sore hari ini ke salah satu tempat makan yang ada di dalam mall, biar sekalian cuci mata.

"Yaudah makan dulu sana, katanya belum makan siang? Untung gak ada maag perut lo" Titah Dahyun, dia sih gak mesan makan karena cuma kamu yang belum makan siang.

"Jangan suka ngelamun deh lo" Tegur Dahyun pas liat kamu yang lagi makan, cuma tatapannya kosong.

"Iya ya? Kenapa ya gue ngelamun mulu?" Tanyamu sambil masih menyantap makananmu.

"Emang lo mikirin apa sih? Berat banget kayaknya" Dahyun geleng - geleng kepala. Dia sadar sih, kamu belakangan ini emang suka tiba - tiba ngelamun. Dahyun agaknya cukup takut juga, siapa tau kamu ada masalah yang lebih serius.

"Banyak, Day. Panjang kalo diceritain, tapi ini nambah baru lagi, kayak gak ada habisnya" Jawabmu sedih.

"Buset dah, rumit amat pikiran lo" Dahyun kira, setelah 3 tahun sembuh dari keterpurukan tentang Ayah, kamu akan mikirin yang bagus - bagus aja, ya seenggaknya lebih berfikir positif, tapi ternyata Dahyun salah.

Terius Behind Me-Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang