Playlist : SinB - Loveable
Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku.
****
"Pilihan yang diinginkan oleh Adi?"
Ara menatap beberapa jarinya yang di balut dengan plester luka akibat kecerobohannya menggunakan pisau. Padahal lukannya hanya kecil tetapi tante Maya dengan sabar membalutkan plester ini. Ara tersenyum ketika mengingat betapa hangatnya perlakuan tante Maya kepadanya. Plester luka bermotif Doraemon ini sangat lucu membalut jarinya, sekarang jemari Ara seperti kepompong yang sedang menunggu untuk menjadi kupu-kupu.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" ucap Adi yang sudah berdiri menjulang dihadapannya, Ara menengok ke pintu yang tertutup.
"Sejak kapan lo datang?" tanya Ara masih tidak percaya dengan keberadaan Adi dihadapannya sekarang. Bagaimana dia masuk, seingatnya dia tidak mendengar suara pintu terbuka.
Adi menghiraukan saja pertanyaan Ara lalu pandangannya kembali ke jari Ara, yang dia lihat pertama kali ketika datang." Kenapa jari kamu?"
" Oh ini," Ara menyeringai kemudian wajahnya berubah cepat menjadi sedih, dia lalu mengulurkan telapak tangannya yang terdapat beberapa jari berbalut plester luka." Terluka kena pisau."
"Selalu ceroboh," balas Adi lalu berlalu dari hadapan Ara.
Ara menggeram," ini pertama kali gue masak, seharusnya lo bersyukur gue masakin bukan ngatain gue!" ucap Ara dengan berapi-api, dengan kesal Ara loncat dari sofa dan berlari menyusul Adi ke kamarnya.
"Lihat jari gue sakit," ucapnya dengan kembali menampilkan wajah sedih," sepertinya gue gak bisa masak untuk beberapa hari ke depan deh."
Adi menghentikan kegiatannya yang sedang melepas kemejanya, mereka berdua sekarang berada di walk in closet. Adi lalu memutar badannya untuk menghadap Ara, dia menaikan alisnya ketika melihat Ara yang sedang mengacungkan jari tengahnya yang di plester, tatapannya lalu berpindah ke wajah Ara yang terlihat menyedihkan dimatanya.
"Hanya luka kecil." Ucapnya datar, lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Perlahan Adi membuka kancing demi kancing kemejanya.
Dengan kesal Ara menarik lengan Adi, mengakibatkan Adi kembali menghadapnya." Tapi sakit,"
" Jari kamu hanya tegores sedikit Ayara, bukan putus." Balas Adi," jadi tidak ada alasan buat tidak masak."
Kini semua baju sudah terlepas dari badannya, Adi bersedekap didada dengan menatap tajam Ara. Bibirnya menyeringai," masih mau disini? Atau mau ikut aku mandi?" tanya Adi, yang menambah kekesalan Ara.
Sambil menahan tawanya Adi berjalan melewati Ara dan masuk ke kamar mandi.
" Gak punya perasaan!" kesal Ara lalu menghentakan kakinya.
Di dalam bilik kamar mandi, dengan air shower yang dingin membasuh tubuhnya yang terbentuk sempurna Adi tersenyum kecil ketika mendengar teriakan Ara yang tidak dia duga masih bisa didengar dari dalam kamar mandi.
Suara tv yang nyaring menyambut Adi ketika dia baru keluar dari kamarnya, dengan rambut basah acak-acakan dia berjalan perlahan ke meja makan yang terdapat tudung saji hiasan dinding. Senyuman kecil kembali terbit dibibirnya yang sangat jarang tersenyum itu, Adi duduk perlahan dan melihat ke arah Ara yang sedang berpura-pura tidak melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BitterSweet
ChickLitMungkin menjadi anak bungsu dari keluarga kaya raya idaman kebanyakan orang. Tetapi tidak untuk Ayara Prima Setiaji, wanita berusia 23 tahun itu hanyalah anak angkat dari keluarga itu. Semenjak kecil dia selalu diperlakukan berbeda dari kakaknya yan...