Chapter 15

34 8 11
                                    


Playlist : BTOB - Missing You ( Girls Planet 999 )


"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."

****

"Lo yakin dengan ini?" Bisik Ara sangat pelan dengan mendekati Anton yang sedang memilih-milih baju haram namun halal bagi pasangan suami istri, apalagi kalau bukan Lingerie. Ara melirik orang-orang yang sedang memperhatikan mereka sedari masuk ke toko ini. Seharusnya disini Anton yang merasa malu, bukan Ara, bagaimana bisa seorang pria dengan sangat santainya berada di toko pakaian dalam wanita dan memilih-milih Lingerie.

Apa Anton tidak risih ditatap orang-orang.

"Ton, biar gue aja yang milihnya," ucap Ara dengan merebut baju yang ada di tangan Anton lalu mendorong Anton agar keluar dari toko, namun sepertinya Anton sangat menikmati perannya sebagai sahabat yang baik. Anton dengan kesal memutar badannya lalu menatap tajam kepada Ara.

"Kenapa sih lo, dorong-dorong gue." Kesalnya.

"Lo gak malu apa, diliatin orang-orang? Gue risih Antonius." Rengek Ara pelan dengan menarik-narik hoddie Anton.

Anton memutar bola matanya," peduli amat dengan orang lain, emang kalau gue pergi lo bisa cari Lingerie nya?" Alisnya naik, Anton menatap Ara dengan lengan bersidekap didada," gue disini untuk memastikan lo membeli pakaian itu!"

"Ambil ini!" kata Anton dengan judesnya, menyerahkan Lingerie berwarna merah menyala kepada Ara.

Lah, kenapa dia yang sewot?

Ara menatap empat baju dengan kain yang sangat tipis dengan berbagai model. Baju pertama berwarna ungu dengan belahan dada yang sangat pendek dan terdapat pita ditengah payudaranya, baju kedua berwarna hitam seperti kimono dan terdapat rumbai dilengan seperempatnya. Baju yang ke tiga berwarna putih, baju ini yang paling panjang dan juga terlihat paling sopan diantara yang lain, terdapat rumbai di lengan dan bawah bajunya dan bajunya dilapis dengan outer.

Ara menganga melihat baju terakhir ini, dia mengangkat baju itu dihadapan Anton yang ditanggapi Anton dengan senyuman yang nakal. Ini tidak bisa dibilang baju tidur, ini adalah pakaian dalam berenda. Apakah Ara harus memakai dalaman dan bra dengan kain transparan yang dia yakini bahkan tidak dapat menutup payudara nya. Kalau memakai ini sama saja dia tidak memakai apapun dibadannya.

Alias Ara akan telanjang dihadapan Adi, sungguh gila Anton.

Pilihannya untuk mengajak Anton sangat salah dan Ara menyesal.

Ara menyerahkan baju terakhir itu kepada Anton, lalu dia mengambil baju ketiga." Gue pilih ini aja, pilihan lo gak ada yang warasnya." Kesal Ara lalu berjalan kearah kasir.

"Ini aja, mba," ucap Ara lalu menyerahkan kartu debit pemberian Adi.

"Ini juga, mba," ucap Anton dengan meletakan baju tidur berwarna ungu.

"Itu enggak, mba," ucap Ara cepat.

"Itu juga, mba," Anton tersenyum manis kepada Ara yang sedang menahan amarahnya.

"Enggak, mba!" Ara menatap Anton dengan tajam.

"Iya, mba!" Tekan Anton.

"Ak---"

"Jadi gimana, bungkus keduanya atau gimana?"

"Enggak!"

"Bungkus!"

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang