Chapter 4

40 12 15
                                    

Playlist : IU - LILAC


"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."

****

Ara menaikan alisnya dengan melirik bingung kepada pria yang sangat terlihat berbeda dari pertama dia bertemu di restoran tadi, bayangkan ketika di restoran Adiputra sangatlah irit berbicara pada Ara, tapi sekarang Adiputra terlihat ramah dan friendly. Apa di perjalanan tadi terjadi sesuatu kepadanya hingga bisa seceria ini, ataukah Adiputra memiliki dua kepribadian. Ara langsung menoleh ke arah Adiputra yang menaikan alisnya ketika bertatapan dengannya. Lalu Adiputra memutus kontak mata mereka dan kembali meladeni ucapan wanita paruh baya yang dipanggilnya dengan tante Maya.

" Tante sempat khawatir lo kamu tidak akan nikah." Wanita dengan mata sipitnya itu sedari tadi tidak pernah habis topik untuk dibicarakan. Walau ucapannya kadang-kadang sangat menyesakkan hati dan telinga.

" Saya juga takut, apalagi dia suka sesama jenis," ucap Ara tanpa sadar sambil menghela nafas, selang beberapa detik Ara sadar dan melirik ke arah Adiputra yang sekarang menatapnya tajam, lalu Ara juga melirik ke arah tante Maya yang juga terdiam menatapnya, Ara berdehem." Maksud saya," Ara mendekatkan badannya.

Ara melotot ketika merasakan pergelangan tangannya di cengkram dengan erat, wajah Adiputra lalu mendekat ke arah Ara." Jangan berbicara yang macam-macam." Ancamnya.

Ciah, apa dia pikir aku takut dengan ancamannya itu.

"Ingat, yang tadi di mobil," ucap Adiputra lagi.

Ara cemberut, lalu tersenyum kepada tante Maya yang sedari tadi memperhatikan mereka." Itu tan, saya takut juga mas Adi gak nikah karena suka jenis-jenis..." Ara terdiam bingung, otaknya seketika buntu.

"Jenis-jenis?" ucap Maya.

"Maksud kamu, anak tante suka sesama jenis gitu?"

Ara menolehkan kepalanya, dari arah dapur berjalan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, wanita yang pernah satu kali dia temui di depan rumah bersama suaminya yang kini juga berjalan dibelakangnya dengan membawa sebuah nampan besar yang diatasnya...

"Kalkun?" Kata Ara pelan, wajahnya menampakan keterkejutan.

" Kamu pasti juga berpikir bahwa anak tante ini gak normal," Dian meletakan sesuatu yang Ara tidak tahu namanya tepat didepannya. Aroma kalkun bakar yang diletakan tepat di tengah meja makan membuat Ara semakin menelan ludahnya. Dian tersenyum," ini spesial untuk kamu, tante tau kamu sangat menyukai kalkun bakar."

Ara menaikan wajahnya, matanya berkaca-kaca, didalam lubuk hatinya dia sangat menyesal sudah berbicara yang macam-macam tadi." Maaf sudah berbicara yang tidak-tidak, tan," ucapnya.

Dian tersenyum," tidak apa," Dian mengambil piring lalu memotong paha kalkun yang besar," kamu jangan termakan berita hoax ya sayang. Tante percaya, anak tante tidak pernah mengecewakan kedua orangtuanya."

Dian melirik Adiputra yang hanya diam, sangat berbeda dari beberapa menit yang lalu.

Ara melirik sekilas Adiputra yang terdiam, suasana di meja makan yang semula ceria kenapa tiba-tiba mencekam. Ara tiba-tiba takut sekarang, takut akan dua hal. Pertama akan fakta yang di yakini tante Dian, kedua fakta yang dia yakini sendiri, jikalau benar Adiputra tidaklah penyuka sesama jenis apakah dia bisa lari saja sekarang.

Ara menatap lekat ke arah Adiputra yang juga membalas pandangan matanya," itu tidak benarkan?" ucapnya pelan dengan menatap dalam ke mata Adiputra.

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang