Chapter 2

41 12 3
                                    

Playlist : Jung Seung Hwan - If It's You


"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."


****

Tit..tit..tit

Ceklik

Gelap, sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Ara perlahan berjalan memasuki area ruang tamu yang sangat minimalis, dia melihat beberapa bungkus makanan ringan, kaleng soda berserakan dan terdapat puting-puting rokok yang belum habis dihisap. Ara mengibaskan udara disekitar hidungnya , bau. Dengan kaki yang berat dia melangkah ke arah jendela dan membukanya kemudian Ara kembali berjalan ke pantry untuk mengambil air dingin, udara diluar sangatlah panas untuk bulan september yang seharusnya udara terasa dingin dan lembab.

Ceklik

Suara dan langkah kaki yang tergesah-gesah datang, Ara yang sudah menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya memandang ke arah pria yang hanya memakai boxer berwarna navy yang juga sedang memandang balik ke arahnya. Dengan tatapan kesal sang pria mendengus lalu berjalan santai menghampiri Ara.

"Ayara lo ngapain pagi-pagi buta ke sini?" tanya pria itu lalu mengambil cangkir yang dipegang Ara, dan meneguk hingga tandas isi nya yang barusan hanya diminum Ara setengah saja.

Ara menenguk ke samping ketika melihat ada satu lagi pria yang hanya mengenakan boxer di dalam Apartemen ini," kalian melakukannya lagi?" tanya Ara tidak percaya. Andai Ara tidak mengetahui jenis kedua pria ini pasti dia akan jatuh cinta, apalagi ketika melihat keadaan mereka yang sangat seksi. Perut rata dengan beberapa tunjulan keras hasil dari gym, wajah putih yang tampan dan rambut acak-acakan.

Sangat seksi, tapi...

Sangat disayangkan.

Ara menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

" Seharusnya gue marah pacar gue kepergok selingkuh," ucap Ara lesu.

" Kak Ara," ucap pria yang barusan datang dengan nada sedih.

Ara geleng-geleng kepala, ketika Anton berdua saja dengannya Anton akan bersikap sewajarnya pria tetapi ketika sudah ada Sebastian, Anton akan sangat manja.

Ara tersenyum kepada ke dua pria ini." Kalau kalian gak mau lihat gue sedih kalian harus bantuin gue, khusunya lo Sebastian yang udah selingkuh dengan sahabatan gue Anton."

Ara berjalan ke arah kamar," oh ya satu lagi beresin semua ulah kalian ini dulu baru kita bicara. Gue masih gak habis pikir Apartemen sebagus ini kenapa terlihat seperti pembuangan sampah." Ara mengambil tasnya.

"Kayak kamar lo enggak aja," ejek Anton pelan lalu ditatap Sebastian. Anton membuang mukanya sambil merengut.

"Di kamar mana kalian tadi?"

"Pintu warna Hitam." Kata Anton yang mengambil sapu.

"Ok, ingat ketika gue udah keluar semuanya harus rapi dan wangi. Gue mau tidur sebentar dulu." Ucap Ara dan memasuki kamar berpintu warna Biru muda.

"Ada apa dengannya?" Tanya Sebastian dengan mengambil sampah dan memasukannya ke dalam plastik.

Anton mengangkat bahunya," gak tau juga aku, dari kemarin dia sudah aneh, beb."

Sebastian menatap lama ke arah pintu yang tadi dimasuki Ara.

"Aku kedinginan tau," ringis Anton," kenapa Ara gak bolehin aku pakai baju dulu sih. Toh juga ini bukan rumah dia, kok sembarangan nyuruh-nyuruh kita."

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang