Chapter 18

22 5 10
                                    


Playlist : Girls Generation - Gee

"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."

****

Setiap mau memasuki sabtu malam The Coffe Boy's selalu dipadati para wanita dengan berpenampilan modis, hari itu memang menjadi hari yang sangat istimewa bagi para wanita penikmat rupa atau yang hanya sekadar ingin mencuci mata mereka dengan pemandangan indah. Karena dihari itu, semua pegawai akan masuk kerja, hari dimana para wanita dapat melihat semua pria berwajah rupawan bak model pembawa baki berjalan dengan gagah melewati atau menuju sembari membawa pesanan mereka.

Bisa diibaratkan pada malam itu nuansa kafe layaknya sebuah Variety Show Take Me O*t yang ada di Stasiun Televisi Nasional.

Hari itu juga menjadi hari yang sangat dibeci Ara, karena apa, karena Ara selalu mendapatkan tatapan tidak mengenakan dari wanita-wanita itu apalagi ketika dia sedang mengobrol bersama para pria.

Dan beruntungnya sekarang disetiap sabtu dia akan pulang siang, Ara menatap sedih Lisa yang sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Aku pengen libur juga," rengeknya pelan kepada Ara," kak Ara tidak ingin ngajak aku aja, aku bisa menemani kak Ara masak loh." Pintanya dengan memelas.

Ara menampilkan wajah sedihnya, mencoba untuk bersimpati kepada Lisa." Andai gue bisa, Lis. Tapi lo tau kan si Tian gimana,"

" Rasanya setiap minggu malam aku mau kabur aja," Lisa memperhatikan penjuru kafe yang kursi-kursi kosong mulai ditempati pengunjung wanita. Lisa mendekatkan wajahnya," tatapan mereka seperti ingin mengulitiku," ucapnya dengan bergidik ngeri.

Lisa adalah pegawai wanita yang sanggup bertahan lebih dari satu minggu di tempat ini, sebelumnya sudah ada beberapa wanita yang pernah bekerja disini tetapi mereka hanya mampu bertahan satu minggu lebih. Lebih tepatnya setiap mereka bekerja pada malam minggu dan besok pada hari minggunya kebanyakan dari mereka akan langsung mengundurkan diri. Tetapi Lisa berhasil melewati itu semua dan bertahan lebih dari satu minggu, dia bekerja di kafe ini sudah dua bulan lebih.

Kalau ditanya mengapa masih sanggup bertahan, jawaban Lisa pasti selalu begini.

"Andai kafe ini tidak strategis dekat dengan kampus, mall, kos-an aku, dan gajinya lumayan gede, apalagi kebanyakan dari mereka," Lisa menatap para pegawai pria," mempunyai followers ribuan dan aku kecipratan famous juga, aku bakalan keluar."

Lisa menyengir kepada Ara," kak Ara juga baik."

Itulah alasan kenapa wanita tomboy berpotongan rambut kriting pendek itu masih betah di kafe ini. Lisa lalu izin ke gudang makanan untuk mengambil beberapa bahan yang sudah habis.

Suara decitan kursi besi dilantai yang begitu nyaring mengalihkan pandangan Ara, dengan kesal dia menatap segerombolan wanita berseragam Putih Abu-abu itu. Genk itu tidak pernah absen di setiap malam minggu, mereka selalu ada dan lengkap, satu dari lima wanita itu menatap balik tatapan yang tidak mengenakan dari Ara. Tatapan mata wanita itu menyiratkan bahwa seharusnya Ara pergi saja dari sini.

Tentu saja akan Ara lakukan, dengan tersenyum lebar Ara memasukan setiap barangnya ke dalam tas ransel hitam kecilnya. Jam telah menunjukan pukul satu siang, tetapi kafe ini sudah hampir penuh.

"Gue akan pergi sekarang," ucap Ara kepada Arya yang sedang memotong Cake Red Velvet.

Tidak ada jawab dari Arya, Ara menaikan alisnya lalu bersandar dimeja pantry sambil melipat kedua tangannya di dada.

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang