Chapter 21

17 5 0
                                    

Playlist : Sweet Night - V ( BTS )

"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."

****

Masa Lalu

Gadis cantik dengan rambut dikuncir satu yang sudah berantakan itu memicingka matanya tajam menatap lawan bicaranya, mukanya memerah menahan amarah buku tangannya semakin mengepal kuat. Dihadapan gadis kecil itu seorang anak lelaki terlihat sangat mengenaskan, rambutnya sungguh beratakan terlihat lebam dibeberapa titik pipinya yang mulus dan putih sangat kontras sekali dengan warna lebam yang kemerah-merahan dan yang lebih parah, hidungnya terlihat mengeluarkan darah segar.

"Gue bilang menjauh!" Teriak gadis remaja itu lantang dengan tangannya yang siap kembali memukul anak lelaki itu.

Anak lelaki itu terkesiap, dengan spontan melindungi kepalanya menggunakan kedua belah tangannya.

Ara kecil menghela nafas dan membalikkan badannya lalu kembali berjalan. Hanya beberapa langkah, dia berhenti kemudian berpaling saat mendengar langkah kaki yang kembali mengikutinya.

"Kok lo gak kapok sih, gue bilang menjauh dari gue!" ucapnya penuh amarah,"jangan ngikutin gue, be*o!" Tambahnya keras dan kasar.

Anak lelaki itu menggelengkan kepalanya cepat," aku mau kita pacaran."

"Kalau kamu tidak mau jadi teman aku, kamu bisa jadi pacar aku." Ucapnya dengan nada lembut menatap Ara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kan udah gue bilang, gue gak mau punya teman apalagi pacar!" Bentak Ayara dengan mendorong bahu anak lelaki itu. Hingga mengakibatkan anak lelaki itu mundur beberapa langkah.

Ara melirik ke kanan dimana dia mendengar suara orang yang sedang mengobrol ditepi jalan sembari menatap mereka berdua, dia bisa mendengar dari pembicara mereka bahwa Ara adalah gadis yang mengerikan dan dia juga mendengar bahwa mereka mengolok-oloknya hingga membahas bagaimana cara didikan orangtuanya kepadanya.

Tangan Ara semakin mengepal kuat ketika dia kembali menatap anak lelaki yang sebayanya itu. Tatapan nya sangat lama, hingga helaan nafas terdengar cukup kasar keluar dari mulut gadis remaja yang baru saja berulang tahun ke tiga belas itu.

" Awas lo kalau ngikutin gue lagi." Ancamnya sangat pelan hampir mirip gumaman.

Ara melangkahkan kakinya dengan cepat dia masih bisa mendengar langkah kaki mengikutinya, lalu tiba-tiba tangannya dicekal.

"Kenapa, kenapa kamu gak mau jadi teman aku?" tanya anak laki-laki itu.

Ara memandang anak pria itu dari kepala hingga kaki, lalu dia menyeringai." Jelek," ucapnya," lo sangat jelek!"

Anak lelaki itu terdiam dan memandang punggung Ara yang sudah menjauh pergi darinya.

"Kata mama, wanita suka mengulur-ulur waktu. Mungkin besok dia mau jadi pacarku, jadi kamu jangan bersedih Anton. Besok kamu bisa nembak dia lagi." Ucapnya dengan tersenyum lebar lalu berbalik untuk kembali ke rumah. Berlawanan arah dengan Ara.

Ara remaja memasuki rumah dengan langkah pelan, dia bisa mendengar dua wanita sedang mengobrol dari arah dapur. Dengan pelan dia berjalan lalu bersembunyi di balik dinding pemisah antara ruang keluarga dan dapur untuk menyaksikan mama dan kakak nya yang tengah memasak di dapur.

"Matanya sangat indah dengan bulu mata lentiknya, bibirnya kecil dan tipis dan kulitnya putih. Aku tidak pernah melihat pria seganteng dan sebersih itu. Aku langsung suka." Jelasnya sangat antusias.

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang