Chapter 19

24 7 14
                                    


Playlist : Eric Nam ft Cheeze - Perhaps Love


"Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku."


****

Ara duduk di sofa dengan angkuhnya tepat didepan Adi yang sedang membersihkan meja selepas dia selesai makan. Diam-diam Ara melirik wadah yang sedang dirapikan Adi, wadah itu bersih tidak ada sisa makanan secuilpun didalamnya. Lalu Ara membuang pandangannya saat tiba-tiba Adi berdiri dan berjalan menuju lemari es untuk mengambil sebotol air mineral.

Adi membuka botol itu lalu meminumnya hingga air yang didalam botol tersisa setengah saja. Ara yang sedari tadi memperhatikan Adi merengut masam, bukan, bukan dia mengharapkan Adi mengambilkan air untuknya tapi bukankah dia adalah seorang tamu sekarang dan Adi harus berprilaku sopan padannya.

Ingat, tamu adalah Raja.

"Kenapa dengan wajah kamu?" tanya Adi yang menyadarinya," kamu tidak berharap untuk aku ambilkan minuman, kan?"

"Tentu saja enggak!" jawab Ara cepat, Ara bangkit dari sofa dan memutari Adi untuk mengambil minuman," kaki gue masih sehat walafiat, masih bisa untuk jalan sendiri ngambil minuman!" Tekan Ara yang berhenti disamping Adi lalu berucap tepat ditelinga Adi.

Ara membuka lemari es yang tidak lebih tinggi dari dadanya yang mengakibatkan dia harus membungkuk untuk membuka pintu kulkas. Ara mendengus ketika melihat semua isi kulkas, lalu dia menggeser badannya.

"Yang benar saja, air mineral dan susu coklat." Ucapnya tidak percaya melihat semua isi kulkas Adi, baris pertama rak kulkas disi dengan es krim, baris kedua dan ketiga terdapat susu coklat kemasan kotak dan botol. Barisan paling bawah terdapat buah dan sayur segar lalu di pintu kulkas berjejer air mineral berukuran sedang. Apa dia tidak salah lihat di Apartemen dan juga kantor isi kulkasnya sama saja, sangat membosankan.

Adi menenguk Ara lalu menenguk kulkas kemudian kembali lagi menenguk Ara," apa ada yang salah, bukankah itu kulkas aku, suka-suka aku mau isi nya apa."

Dengan terpaksa Ara mengambil air mineral dan buah Apel, walau dia sudah memakan Apel tadi dirumah tante Maya. Setidaknya dia harus bertahan dan tidak mati kelaparan diruangan ini. Ara sekarang sudah duduk di sofa sambil memakan Apel merah yang berukuran sekepalan tangan orang dewasa.

Ara tidak habis pikir, kenapa Adi sangat suka menyetok susu coklat. Apa semua susu itu dihabiskannya seorang diri, bagaimana dengan badannya yang sangat sehat itu. Dia sama sekali tidak terlihat mengidap diabetes, atau apakah minuman itu adalah salah satu resep rahasia bentuk badannya selain olahraga dan makanan sehat? Kalaupun iya, apakah dia harus mencobanya.

Ara berdehem pelan, membuat Adi yang sedari tadi sibuk dengan benda pipih kesayangannya menoleh dan meletakan benda pipih itu diatas meja, Ara tersenyum kecil karena sudah berhasil menyingkirkan benda itu walau dia yakin hanya sebentar saja.

"Apa lo meminum semua susu itu sendiri?" Dilihat dari bagaimana susu itu diletakan yang sangat berdekatan, Ara bisa menebak ada puluhan susu di dalam kulkas itu," susu yang ada di Apartemen dan di sini, kalau di jumlahkan sangat banyak. Emang lo mampu menghabiskannya, gak takut expired?"

"Tidak, aku sudah menghitungnya dengan cermat ketika membelinya." Jawab Adi, yang membuat Ara mangut-mangut.

Ara lalu berpura-pura memperhatikan sekelilingnya untuk mencari kata-kata yang masuk akal dan tidak terdengar seperti dia maminta-minta nantinya. Setelah beberapa menit berdiam diri, Ara tersenyum kecil.

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang