Chapter 14

35 8 6
                                    

Playlist : Uyeon - Actuallymymomisalien

Cerita ini adalah fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita artinya kamu sedang berhalusinasi juga sama sepertiku.

****

Terik matahari dari kaca jendela yang gordennya telah tersingkap membuat Ara yang masih bermalasan diatas kasurnya mengernyitkan keningnya kemudian dia berbalik untuk menghindarinya. Tidak sengaja tangannya menyentuh sisi kasur yang terasa dingin, padahal beberapa hari ini bagian kasur disisi kanannya selalu hangat dikarenakan ada Adi yang tidur disana.

Gemericik suara air yang jatuh menghantam ubin terdengar jelas di telinga Ara, padahal seharusnya suara itu teredam oleh area walk in closet, apakah Adi tidak menutup pintunya. Dengan sangat kesal Ara bangun, lalu mengambil ponsel nya dan menghidupkan musik dengan volume full. Senyuman kemenangan nampak diwajahnya ketika tidak mendengar lagi suara menyebalkan itu.

"Mengganggu tidur cantik gue aja," gumam Ara yang kembali memejamkan matanya sambil tersenyum.

Namun, itu tidak berlangsung lama, setelah dua lagu diputar suara langkah kaki yang amat pelan datang dari arah walk in closet berjalan menghampiri Ara.

"Ayara," panggil Adi, dengan handuk menggantung dipinggulnya dan satu lagi bertengger dibahunya.

"Ayara, bangun." Panggil Adi lagi.

"Ini masih sangat pagi." gumam Ara sembari membuka sebelah matanya," gue hari ini libur kerja." Ara merubah posisi tidurannya dengan membelakangi Adi dan meletakan bantal diatas kupingnya.

"Kita akan olahraga, cepat bangun!"

"Kita? lo aja, jangan ngajak-ngajak gue." ucap Ara dengan mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir Adi.

Dengan menyeringai Adi berjalan mendekati Ara lalu ditariknya selimut tebal yang membungkus erat badan Ara.

"Lo ya," ucap Ara bangun sembari menatap tajam tepat ke mata Adi." Gue kurang tidur Adiputra Malik Pramastya yang terhormat, jangan ganggu gue deh!"

Adi menyilangkan kedua belah tangannya didada," seharusnya aku yang mengatakan itu." Adi mengambil remot gorden kemudian gorden yang tertutup kembali terbuka." Tidurku selalu tidak nyenyak, kamu menendangku, memukulku ketika tidur, ditambah Ac dan lampu selalu menyala semalaman."

"Aku tidak paham, kenapa kamu memakai selimut diruangan ber-Ac dan," Adi melirik Ara yang terdiam dengan mulut menganga," menyalakan lampunya, aku tidak bisa tidur."

Ara bertepuk tangan dengan pelan," wah, apakah ini onek-onek lo, seminggu tidur seranjang sama gue." Ujar Ara yang turun dari kasur, dia sangat senang pagi ini akan beradu mulut dengan Adi yang notaben nya sangat pelit bicara.

"Cepat ganti baju, baju itu tidak cocok digunakan sama kamu." Adi tersenyum sinis," sangat rata." Tambahnya, lalu berjalan keluar kamar.

Emosi Ara sudah mendidih, kepalan tangannya semakin menguat dengan cepat dia berjalan menuju meja rias lalu mengamati badannya yang terbalut tank top bertali spaghetti yang lumayan ketat berwarna hitam sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Benar, tidak ada sesuatu yang menonjol dibadannya selain dua gunung kembar yang lebih pantas disebut bukit kembar. Ara membalikkan badannya, bahkan bokongnya hanya punya sedikit daging.

Ara menoleh ke arah pintu yang sedikit terbuka." Pria itu benar," ucapnya disertai dengan ringisan.

Adi selesai mencuci piring ketika Ara berjalan keluar dengan menggunakan baju olahraganya yang terlihat kebesaran dibadan Ara yang sangat mungil. Lalu mata mereka bertemu, bibir Adi sedikit bergetar menahan tawa melihat tatapan benci Ara untuknya.

BitterSweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang