Dadakan

390 45 1
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"AAAAA!! AYO KESANAAA!!"

"Gilaaa kali lu, Dar! Baru nyampe minta main Condor."

"ISH! YAUDAH DEH... ATAU GAK YANG ITU TUH!"

"Mau buat jantungan lu Dar minta ke Frisbee!"

"KENAPA SIH?! YAUDAH ITU LAH!!"

"Gak udah ngadi-ngadi ngajakin main tornado dulu deh, Aa."

"YAUDAH MAU APA??!!"

"Tanya Ale, dong! Kan ini buat syukurannya, gimana sih! Kok lu yang ribet?" kali ini Haidar memicingkan matanya ke arah Juna yang barusan berhasil mengakhiri debat dari anak-anak Mahawira itu.

"Astaga! Udah! Sekarang kalian boleh mencar asalkan jam sebelas nanti balik kesini yaa," ucap Bunda yang benar-benar mengakhiri perbacotan mereka.

"Oke! Yey! Nalesh sama Mas Jeno, fix!"

"Jisung juga mau ikut, Kak Na," ucap Jisung memelas.

"Gak boleh, wleee!"

"ISH!"

"Yaudah, Jisung sama Ale aja. Mau gak?" tawar Ale pada Jisung yang terlihat murung.

"Hem, yaudah mau."

"Haidar mau sama Juna! Yey!" Haidar langsung berlari kecil ke arah Juna dan memegang tangan kanan Juna erat.

"HIH!! GAK MAU!! NGERIBETIN TAU GAK LU! LEPAS AAAH!"

"Ish! Diem!" Haidar semakin erat menggenggam tangan kanan Juna yang sedari awal berontak itu.

"Mark ikut bungsu aja deh, Bun."

"Yaudah, tapi Inget! Jangan lupa balik ke meja ini. Kalian boleh main sepuasnya, buat Ale anggep ini syukuran buat kelolosan kamu ya sayang. Pokoknya puas-puasin hari ini," Bunda tersenyum senang dengan raut yang anak-anaknya itu tunjukkan.

"OKEY!"

"EH! Terus-" ucap Nalesh terpotong.

"Kenapa, Kak?"

"Bunda sama Om Suho ngapain disini? HAYO?!"

"Pacaran lah ngapain lagi."

"HAH?!" oho! Ternyata gumaman Suho barusan terdengar pemirsa.

"E-eh maksudnya nunggu kalian main gitu, hehe," ucap Suho canggung karena tatapan ketujuh lelaki di depannya itu.

"AWAS YA!" Haidar memperingati pria dewasa itu.

"Iya udaaah! Sana ah, Bunda juga mau ngomongin bisnis sama Om Suho," Bunda lagi-lagi harus melerai pertarungan sengit dari pria dewasa di sampingnya dengan anak-anaknya ini.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang