Mahawira Diaries [END]

Apa Lagi?

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

"Hah? Serius banget sampai kayak gitu?"

"Iya beneran, Mas Jen!"

"Tapi, kamu sama Ale gak papa kan?"

"Aku gak papa sih. Cuma dia nya kekeuh banget mau nganter ke rumah waktu itu. Iya kan Le?" ucapan Jisung diangguki kuat oleh Ale

Saat ini, ketujuh Mahawira itu sedang berkumpul di area outdoor kafe Bunda yang terletak di tengah Ibukota. Tak hanya mereka yang ada di meja panjang itu, ada si manusia kingkong yang sedang serius mendengar dengan mulut yang terus mengunyah kentang goreng didepannya, siapa lagi kalau bukan Lucas, selain itu ada juga Mika, Sisi, dan Mina pacar dari si sulung Mahawira. Iya! Pacar! Sekali lagi, PACAR DARI SULUNG MAHAWIRA. Akhirnya setelah sekian lama memendam rasa, keduanya bisa mempunyai hubungan yang pasti juga, hahaha.

Ke-sebelas anak muda itu sedang menikmati siang yang teduh dengan berbagi cerita, yaaaa sebut saja mereka sedang begosip ria sekarang. Dimulai dari topik yang sangat ringan dimana Ale sudah tertangkap basah menyukasi seseorang yang ada di kelas sebelahnya dan berlanjut ke topik yang sangat hangat diperbincangkan di keluarga itu, si pria Mahawira tak tau diri yang sudah beberapa hari ini mengusik ketujuh Mahawira.

Memang sudah 2 minggu semenjak kedatangannya di rumah Mahawira dan membuat Juna meledak-ledak, tetapi seperti katanya, pria itu tidak akan menyerah untuk terus bisa bertemu Bunda dan para Mahawira dengan formasi lengkap. Lihat kan?! Sangat tidak tau diri. Mereka dengan keahliannya dalam bergosip menjadikan sesi 'berbagi cerita' siang hari ini terlihat seperti pertemuan penting yang membahas masalah genting.

Ngomong-ngomong soal Bunda, nyonya Mahawira itu mulai membaik dua hari setelah kemarahan Juna pada si Tuan Mahawira dirumahnya. Bunda sekarang memutuskan untuk melanjutkan terapi dan pengobatan untuk menghilangkan gejala-gejala yang mulai kembali muncul dari penyakitnya ini. Awalnya, wanita itu menolak dengan alasan akan tetap berhati-hati terhadap apapun. Namun, Suho dengan kemampuan meyakinkannya membuat Bunda mau menjalani terapi dan pengobatan lagi.

Bunda menderita PTSD, Post-Traumatic Stress Disorder, akibat masa lalunya yang membuat dirinya trauma ditambah dengan sikap paska trauma yang juga menjadi pendorong dari meningkatnya keadaan negatif yang Bunda miliki. Dulu, Bunda sampai pernah melakukan percobaan menyakiti diri dan terus mengulang kejadian-kejadian yang dirinya rasakan hingga mengalami depresi. Keadaan di titik terendah itu membuat Bunda dengan rutin menjalani salah satu terapi psikoterapi dan pengobatan yang membantu Bunda menekan penyakitnya. Walaupun tidak seluruhnya menghilang, Bunda sudah menjadi lebih baik. Namun, sekarang Bunda lagi-lagi mengalami hal itu.

"Sumpah! Gue gak ngerti apa yang dipikirin mantan ayah lu itu deh," Lucas berkomentar dengan binar kesal di netranya.

"Iya sih, emang dia itu gak mikirin apa yang udah dilakuin dulu? Gila sih, masih aja egois," sahut Mika.