Talk

299 39 2
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mahawira, keluarga yang banyak dikenal oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka yang selalu dekat dengan orang-orang yang ada di lingkungannya. Di kompleks ini, siapa yang tidak tau Bunda dan ketujuh buntutnya ditambah cerita yang tidak mengenakkan dibelakang mereka? Ya, mereka semua tau. Namun, orang-orang itu juga tau betapa bahagianya mereka setelah pria itu pergi. Dan, bagaimana para Mahawira memberikan energi baik saat berada didekat mereka. Semua orang menyukainya. Ya, hanya untuk semua hal yang mereka tunjukkan pada orang-orang itu.

Malam ini, seperti biasa, keenam anak Mahawira tanpa si sulung masih dengan nyaman memenuhi ruang keluarga. Menonton TV dan memakan brownis yang diberikan oleh tetangga mereka ditambah puding yang juga dihibahkan pada mereka. Jisung dan Ale masih berkutat dengan tugas matematika serta Jeno yang secara sukarela membantu kedua bungsunya. Haidar, Juna, dan Nalesh memfokuskan diri mereka ke arah siaran FTV yang sedari tadi membuat mereka menggerutu tidak jelas. Mark? Dia baru saja pulang dan langsung mandi begitu saudara-saudara laknatnya bilang kalau bau badannya persis seperti habis terjatuh dari selokan. Memang tidak berakhlak!

Keenamnya sedang menunggu Bunda pulang dan ini sudah jam setengah delapan. Juna dan Jeno berkali-kali menelpon Bundanya itu namun langsung di reject, tapi si Nyonya Mahawira bilang untuk sabar karena dirinya memiliki urusan penting. Jadilah mereka menunggui Bunda di ruang keluarga, takut-takut tidak ada yang menyambutnya datang nanti.

"Kak Na, suaranya kecilin dong," pinta Ale yang sedari tadi tidak bisa fokus karena suara TV yang membahana.

"Ini tuh udah kecil, Le," ucapnya menghiraukan permintaan si bungsu.

"Ihh! Ale gak fokus tau!"

"Iyaa iyaa ini udah,"

"KOJUN!" sentak Nalesh dan Haidar bersamaan. Ayolah! Adegan kali ini sedang seru-serunya!

"Nah gitu dong, makasih Kojun," ucap Ale yang dengan segera mengalihkan pandangannya pada kedua kembar tadi dan mengejek mereka.

Saat mereka terlarut kembali pada aktivitasnya masing-masing. Terdengar suara mobil dari luar yang berhenti di depan rumah Mahawira. Dengan segera, keenamnya berlari keluar, dan berniat menyambut Bundanya. Oh, itu sudah pasti Bunda!

"Bunda.... Welcomeeee!!" ucap Haidar.

"Ada yang mau dibantu gak Bun?" tanya Jeno.

Bunda tersenyum melihat kelakukan anak-anaknya "Makasih kalian udah nungguin Bunda. Gak usah Mas Jen, Bunda gak ada beli apa-apa kok."

Nalesh merangkul tangan Bunda dengan manja "Ayo masuk Bun, tadi kita dikas-"

Ucapan Nalesh terhenti, suaranya tercekat dan tak bisa berkomentar apapun setelah melihat siapa yang telah mengantarkan Bundanya ini. Tak hanya Nalesh, kelimanya pun sama-sama diam tidak bergeming. Mereka terkejut dan muncul rasa tidak suka di dalam diri mereka.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang