Hari Nalesh

529 50 1
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"JISUUUUNGGG!! PAKAI DASINYA YANG BENER, SINI!!"

"ALEEE! JANGAN MAKAN ROTINYA, BUAT BANG MARK ITU."

"MAS JEN YATUHAAAN! BANGUNN!!"

"KOJUN JANGAN MINUM SUSUNYA JISUNG!"

"AA HAIDAAAAAAARRR!! RUMAH KEBAKARAN! BURUAN BANGUN!"

"BANG MARK! JANGAN MASUK DAPUR!"

Seisi rumah dibuat heboh dengan semua teriakan Nalesh itu. Pusing? Tentu! Tapi, mau bagaimana lagi kan. Nalesh yang akan memegang tahta tertinggi jika tidak ada Bunda. Haidar yang sedang menyelam di alam mimpinya pun berhasil disadarkan oleh teriakan Nalesh. Jisung dan Ale sudah benar-benar pening sekarang, ditambah akan ada ulangan harian matematika di pelajaran pertama. Juna masih sedikit baik-baik saja, walaupun sempat diteriaki oleh adik cerewetnya itu. Mark? Khusus hari ini dirinya dilarang keras masuk ke wilayah dapur. Nalesh tidak mau hari spesialnya ini dirusak dengan Mark yang menghancurkan wilayah kesayangannya itu.

Ya, hari spesial. Hari ini Nalesh tidak ada kelas, ralat, tepatnya penundaan kelas. Kelas hari ini akan dipindah sementara besok. Dan jadilah dirinya bisa seharian di rumah sekarang. Nalesh ingin rebahan sepuasnya, menonton film, atau sekedar mengedit foto di kamarnya sepanjang hari. Intinya, pagi ini semua pekerjaan rumah harus benar-benar selesai tanpa ada kesalahan sedikit pun.

"Kak Na, Jisung sama Ale pulang sore, yaa,"

"Kenapa pulang sore?" tanya Juna.

"Jisung mau ada belajar kelompok, kalau Ale mau ada eskul dulu," jelas Ale.

"Yaudah, nanti telpon kakak aja yaaa."

Pagi ini semua berjalan seperti biasa. Ramai dan tak terkendali. Nalesh mewanti-wanti kejadian apa yang akan terjadi di rumah nanti. Hah! Kalau boleh, dirinya ingin menggadaikan saudara-saudaranya ini.

"Thanks makanannya, Na. Gue berangkat ya," ucap Jeno.

"Makasih Nanakuuuu sayaaangg. Gue berangkat yaaaa ututututu jangan kangen," Haidar bergelayut manja pada sisi kanan Nalesh yang membuat lelaki itu kesal dan mencoba mendorong Haidar.

"Geli, anjir! Sono ah!"

"Thanks, Na. Gue juga berangkat."

"Hati-hati kaliaaaan," Nalesh melambaikan tangannya dan mulai menata piring kotor bekas ketiga kembarannya itu.

"Na, Abang udah yaaa. Makasih makanannya."

"Iyaa, Bang. Hati-hatiiii," lagi, Nalesh membersihkan piring dari si sulung Mahawira "Ale, Jisung! Masih lama?" tanya Nalesh.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang