Dadakan 2

361 46 0
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Liburan dadakan ini berhasil membuat ketujuh anak Mahawira itu me-recharge kembali energi yang mereka miliki. Terlebih Mark yang akhir-akhir ini memiliki banyak urusan, jadwal, atau masalah-masalah yang dialami kafe Bunda. Ya, Bunda sengaja meminta sulungnya itu mengurusi masalah internal kafe agar saat dirinya benar-benar terjun dalam bisnis, tidak akan membuatnya terkejut dengan apa yang akan dihadapi nanti. Tapi, tentu saja hal itu membuat Mark kelimpungan karena hal ini juga akan masuk dalam nilai akhir perkuliahannya. Bisa bahaya jika kafe Bunda menjadi berantakan di tangannya. Poor Mark :(

Mark sekarang ini sedang mengikuti semua permintaan bungsu-bungsu Mahawira didepannya. Dimulai dengan menaiki kora-kora yang membuat Jisung pucat, lalu menaiki bom bomkar dengan Jisung juga yang harus berhimpitan karena mobilnya yang terbilang kecil. Oh! Mereka juga naik Niagara gara dan itu adalah wahan favorit ketiganya. Semua wahana yang mereka mainkan adalah pilihan dari bungsu yang kemarin lolos dalam seleksi, siapa lagi kalau bukan Ale.

"Bang! Mau naik itu! Yuk! Cobaaaa!"

"Itu tinggi banget. Nanti lu terbang."

"Apasih, Ji. Bilang aja lu yang gak berani, kan!?"

"Shhtttt! Udaah! Yaudah, ayo. Jisung mau nyoba gak? Sayang loh udah nyampe sini," alibi ini selalu digunakan Mark saat melihat Jisung yang takut karena wahana yang Ale pilih.

"Itu tinggi, Bang."

"Yaaa namanya juga tornado, Ji. Ayo ikut aja kan bisa teriak nanti. Masa udah sampai sini gak naik, kasian Bunda yang sudah bela-belain gak ngurus kafe tau," Ale berakting dengan wajah sendunya.

"Iyaa iyaaa! Yaudah, ayo!"

"Yeeyyy! Kuy!"

Yaa begitulah, Jisung selalu pasrah dengan pilihan Ale hari ini. Sementara, si pelaku merasa sangat senang. Ale benar-benar menikmati harinya sekarang. Walaupun hanya ke taman bermain, tapi selama itu bersama keluarganya, Ale tidak akan mempermasalahkan apapun. Mark pun begitu, sebenarnya dirinya juga cukup takut dengan permainan yang Ale pilihkan. Tapi, untuk kesenangannya, Mark hanya menurut.

Mereka menunggu dalam antrian sambil berbincang ringan dan mengolok Jisung karena wajah pucatnya setelah menaiki wahana kora kora tadi. Giliran mereka sudah tiba, mereka mendapat bagian tengah di rangkain kereta dari tornado itu. Ah! Jisung sudah benar-benar terlihat takut sekarang. Untungnya, Ale membiarkan Mark duduk bersama Jisung untuk menemaninya. Saat wahana itu dimulai, Ale dan Mark langsung berteriak sekencang yang mereka bisa, tapi tidak dengan Jisung. Dirinya terlalu takut hanya untuk membuka mata. Jantungnya ribut dan ada sesuatu yang seperti ingin keluar dari perutnya.

"Hoeeeeekk.. Hoooekkkkkk..."

"Hadeuuhh!"

"Kan Abang bilang kamu bisa teriak, Ji. Biar gak eneg."

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang