Kamar Putih

867 48 3
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kriiieeeeeett


"Itu Bunda, Om."

"Dari pagi kayak gitu, Na?"

"Iyaa, pasti selalu ngegulung di selimut. Abis mandi, terus abis ke toilet ya pasti gitu terus, Om."

"Udah makan?" Nalesh menggeleng lemah "Yaudah, sini makanannya. Saya coba bujuk."

"Gak papa Om? Om gak sibuk?"

"Gak, kok. Kerjaan saya sudah selesai. Sini, Na."

Nalesh memberikan nampan besar yang berisikan makanan, minuman, dan obat-obatan itu pada Suho di sampingnya. Suho menatap sendu nampan dengan banyak obat-obatan di tanganya. Lelaki itu mulai melangkahkan kakinya mendekati Bunda yang tergulung selimut tebal dengan suhu yang kelewat dingin. Sebelum membangunkan Bunda, Suho memilih untuk menurunkan suhu pendingin yang bisa saja membekukan siapapun disini. Nalesh hanya diam tak bergerak dengan perlakuan lelaki yang ada dihadapannya itu. Memerhatikan setiap gerak-gerik Suho dengan sendu. Andai saja ayahnya tidak membuat kesalahan itu, pikirnya.

Kamar putih. Benar-benar kamar putih. Ruangan ini hanya berisikan kasur lantai tebal dengan sepaket bantal dan selimut, hanya itu. Seluruhnya berwarna putih. Suho merasa sedih dengan apa yang dilihatnya sekarang. Bunda dengan wajahnya yang pucat dengan posisi memeluk dirinya erat. Matanya terlihat sangat sembab. Rambut panjangnya menutupi sebagian wajah cantik Bunda yang jika dirapihkan memperlihatkan bekas-bekas merah yang Suho tidak tau karena apa. Tapi, dirinya yakin jika wanita ini sekarang sedang tidak baik-baik saja.

"Om, Nalesh tinggal yaa. Gak papa?"

"Heum? Harusnya saya yang nanya. Kamu bolehin saya berdua sama Bunda?"

"Boleh kok, Om."

"Yaudah gak papa, saya gak akan ngapa-ngapain kok, Na."

"Eh? Saya percaya kok sama Om, hehehe" ucap Nalesh sedikit canggung "Yaudah, Om. Nalesh mau lanjut buat siapin makan malam. Om kalau udah selesai langsung turun aja ya, makan juga."

"Iya, Na. Makasih banyak."

Setelah kepergian Nalesh, Suho memusatkan pandangannya pada Bunda yang sekarang ini sedang mencoba merapatkan tubuhnya pada Suho. Tak terganggu sama sekali dengan kehadiran pria dewasa ini. Suho mengusap puncak kepala Bunda. Tangannya yang lain menutup rapat kembali selimut yang Bunda pakai. Suho semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Bunda saat ini. kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa Nalesh bilang Bundanya kambuh? Lalu, kenapa juga ada ruangan seperti ini di rumah yang penghuninya terlihat baik-baik saja?

Lama dengan kegiatan mengusap-usap puncak kepala wanita dewasa di sampingnya. Suho mulai menepuk pelan pundak Bunda berniat untuk membangunkannya. Bunda menggeliat gelisah dan tiba-tiba mulai menangis pelan. Suho terkejut dan tak tau harus bagaimana. Tanpa pikir panjang, Suho merebahkan dirinya dan memeluk erat Bunda yang sekarang masih menangis.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang