Permintaan

343 24 4
                                    

Hello Chingudeuull

Abstrak is here, yippieee yeeyyy!!

Selamat Menyelam ke Dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke Dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"AAKKKKKKK"

"Kak ada apa? Tenang Kak, tarik nafas dulu."

"Minum dulu. Kak Airin masih mau makan buahnya?"

"Mau Wen," cicitnya.

Hari ini sudah menjadi hari ketiga Bunda siuman dari sakitnya. Tubuhnya lemah tak dapat digerakkan dengan bebas. Wanita itu entah kenapa selalu sulit bernafas dan merasakan nyeri yang sangat hebat akibat bekas luka-lukanya. Selain itu, keadaan Bunda juga cukup memprihantikan dengan traumanya terhadap suara keras dan pisau. Ya, tadi itu Bunda mendengar suara keras dari luar brankarnya. Tentu saja Wendy yang diperintahkan Tuan Mahawira untuk menjaga Bunda menjadi sangat terkejut akibat teriakannya.

"Kak, ini aku potongin apel yaaa."

"Makasih, Wen," ucap Bunda pelan.

Ruangan itu kembali sunyi akibat Bunda yang terlena dengan buah yang ada didepannya sekarang. Juga, Wendy yang mulai fokus kembali ke depan laptopnya.

"Wen.."

"Heum, iya kak?" ucap Wendy tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Aku minta maaf soal Bang Min-"

"Kak.... Aku kan sudah bilang jangan minta maaf terus. Kakak bukan sebagai pihak yang perlu disalahkan disini. Kakak korbannya, jangan ngerasa bersalah lagi ya kak."

Wendy berjalan mendekati brankar Bunda dengan senyuman hangat. Dirinya paham akan rasa bersalah yang Bunda rasakan. Sudah tiga hari ini juga Bunda selalu mengucapkan kata maaf padanya. Wendy memang kecewa dengan pilihan kakak lelakinya itu, tapi disisi lain, dia juga tau hal itu bukanlah salah si kakak kelas tercintanya ini.

"itu sudah jadi pilihan Bang Mino, Kak. Walaupun ternyata Bang Mino yang juga bantu banyak tingkahnya Kak Joy, tapi aku tau kalau Bang Mino masih menyimpan nama Kakak di hidupnya. Aku yang harusnya minta maaf ke Kakak" jelas Wendy.

"M-maaf, harusnya dulu aku-"

"Kakak udaah yaa. Jangan nyalahin diri sendiri lagi. Masalah Kak Airin dulu gak ada keterikatan sama Bang Mino. Abang aja yang ngerasain jatuh cinta sendirian," ucapnya lagi memotong Bunda.

Dulu, Mino dan Bunda mempunyai hubungan yang sangat dekat. Singkat cerita, Mino menyukai Bunda namun tak pernah menyatakan perasaannya. Bunda yang terkenal dengan sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan juga sangat pengertian tersebut membuat Mino salah tangkap mengartikan sikap wanita itu yang juga sudah menyukainya. Namun, alih-alih menegaskan perasaannya, Mino hanya bermain kucing-anjing yang terus mempercayai jika Bunda menyukainya tanpa menyatakan perasaannya. Hingga suatu saat, Bunda mengabarkan pertunangannya dengan salah satu anak dari keluarga Mahawira. Mino yang merasa dikecewakan mulai menghilang dari kehidupan Bunda. Hingga tanpa disadari menjadi pemain bayangan dalam rencana kejatuhan hidup wanita Mahawira itu.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang