Hal yang Terungkap

565 35 7
                                    

Abstrak is here, yippiieeeee yeey!!

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Selamat Menyelam ke dunia Mahawira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore yang perlahan gelap akibat awan mendung tidak membuat beberapa orang ditempat itu melangkah pergi. Mereka semakin terhanyut dalam pikiran dan kesedihannya masing-masing. Kejadian sebelumnya semakin membekas dengan adanya hal pahit yang akhirnya terjadi. Semilir angin yang cukup kencang juga menemani sunyi sendu yang melingkupi beberapa pemuda dan orang dewasa yang masih terus menetap.

Tangisan lagi-lagi dikeluarkan oleh yang tua, masih dengan tidak rela melepas pergi orang tersayangnya.

Ketujuh pemuda yang juga berdiam pun tidak lagi mampu mengeluarkan tangisan dan perkataan yang sebenarnya masih bersarang dalam pikiran mereka masing-masing. Semua kejadian ini membuat mereka semua terpukul. Ya, para Mahawira. Ketujuhnya menatap gundukan tanah dengan tatapan nanar. Hatinya terpukul, pikirannya berkecamuk.

"Ayo, pulang."

"B-belum..." jawab yang tua.

Mark mengambil botol berisi air mawar dan sekali lagi mulai menyirami air itu dari bagian atas hingga bawah. Juna menambahkan taburan bunga lagi diatasnya, berharap gundukan tanah ini menjadi terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari yang lainnya. Jisung dan Ale masih senantiasa mengelus punggung orang yang keduanya apit agar lebih tenang. Juga Jeno dan Nalesh yang dengan terakhir kalinya mengusap nisan yang terciprat tanah basah akibat air mawar yang sebelumnya disiram.

Tess Tess Tess

Air hujan mulai turun bersahutan. Langit mulai menjadi sangat gelap sore ini, membuat kesembilannya menyerah untuk menetap dan dengan berat hati meninggalkan seseorang yang secara sukarela mengembalikkan dirinya kehadapan tuhan.











Flashback

"Butuh salam perpisahan, kids?"

"B-bunda, tolong bertahan..." ucap Jisung bergetar

"Okeey, tidak ada salam perpisahan kan? Jadi... ayo ucapin selamat tinggal," ucap Joy sebagai tanda bagi si penembak

DOR

"Akhhh!"

Semua orang menatap tajam apa yang barusan terjadi. Para mahawira menegang dengan apa yang mereka lihat, begitu pula si empu yang merencakan hal ini.

Mahawira Diaries [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang