Alessia hanya memejamkan matanya ketika dua wanita di sampingnya mulai berdebat. Ini akan menjadi perdebatan yang panjang. Agatha-Amber, Dalbert-Thomson... Mereka adalah kedua kubu yang tidak pernah akur. Mungkin ini sebabnya Alessia selalu berdebat juga dengan William. Ternyata mereka mewarisi gen kedua orang tuanya.
William, apa yang sedang pria itu lakukan. Sudah hampir tengah malam tapi William belum juga datang. Hanya mengiriminya beberapa pesan untuk tetap istirahat dan meminum obatnya.
Alessia juga memikirkan Ayla. Gadis kecil itu, Alessia harus mencari tahu latar belakang keluarganya.
_______________________________________
BLACK HELLEBORE | Part 24— A wound
||
William menatap satu persatu anak buah Rockefeller. Mulai saat ini, William tidak akan pernah melepaskan Dominic. Sudah cukup, pria itu terlalu meremehkannya. William kira dengan dirinya yang hampir mengakusisi perusahaan Alfred mampu membuat pria itu mengerti batasannya.
William tidak sungguhan untuk mengakusisi perusahaan sekelas Alfred yang jika dibandingkan Dengan Rockefeller sudah tentu jauh berbeda. Alfred bukan tandingan Rockefeller. Namun, kejadian saat Alessia hampir saja keracunan makanan tempo lalu, membuatnya semakin geram. Seseorang mencampurkan racun ke dalam makanan Alessia. Dan William tahu, siapa dalang dari semua kekacauan ini. Mulai dari kecelakaan saat di Gunung Rainier, penembakan saat acara amal sosialita, Alessia yang hampir saja tertabrak truk kontainer, hingga Alessia yang keracunan makanan... Itu semua ulah Dominic Alfred.
Rafael adalah ketua agent FBI, itu adalah status rahasia, publik hanya mengenalnya sebagai bintang model di Amerika. Meskipun Rafael dan William adalah rival yang tidak pernah bisa bersatu sedari kecil, tetapi mereka saling membutuhkan satu sama lain untuk menjaga gadis kecil mereka-Alessia. William dan Rafael akan menjadi sosok monster yang sangat menyeramkan ketika mereka bersatu. Poor you Dominic, sepertinya pria malang itu salah memilih lawan.
"Cari Dominic sampai dapat, jangan pernah lepaskan dia dan bawa ke hadapanku secepatnya." Para anak buah Rockefeller segera keluar dari ruangan eksekusi, mereka segera berpencar untuk mencari keberadaan Dominic Alfred. Anak buah Rockefeller terbagi menjadi dua, mereka yang mengenakan pin Rockefeller berwarna silver adalah agent khusus. Sedangkan yang menggunakan pin berwarna hitam adalah kelompok biasa. Pin berwarna gold, dialah pemimpinnya.
William menatap penuh kebencian sebuah miniatur panda di tangannya. Ayla Alfred-anak bungsu keluarga Alfred. William sudah berhasil mengorek informasi tentang keluarga Alfred. Jacob Alfred memiliki satu putra dan satu putri-Dominic Alfred dan Ayla Alfred. Istrinya sendiri meninggal beberapa hari setelah melahirkan Ayla Alfred. Sungguh, keluarga yang malang. Belum lagi si kecil Ayla yang kabarnya mengidap penyakit kanker stadium akhir dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit yang sama dengan Alessia. Shit!
Bodoh! William melupakan hal itu.***
Ayla memandang sebuah foto dengan hampa. Hazel matanya yang berwarna hitam tidak lagi berpendar cerah sejak ia mulai mengerti dengan alur kehidupannya. Setetes air mata jatuh, membasahi foto seorang wanita yang terlihat tengah menggendong bayi-itu dia, dirinya-bayi yang malang. Di sisi kanannya ada Daddynnya-Jackob Alfred dengan seorang anak laki-laki berusia belasan tahun di pangkuannya, dia Dominic- kakaknya yang selalu berperan bak superhero dalam kehidupannya. Sedangkan laki-laki yang ia sebut sebagai daddy... Sepertinya kata itu sangatlah tidak cocok Ayla sebutkan. Jackob Alfred bukan daddynya, pria itu adalah iblis!
"Apa yang kau lakukan, princess?"
Ayla mendongak ketika mendengar suara seseorang yang sangat familier di telinganya."Kakak!" Ayla memeluk Dominic dengan erat, tangisnya pecah seketika itu juga. Pelukan Dominic adalah tempat ternyaman untuknya, ibarat sebuah benteng pertahanan terkuat yang dijadikannya tempat pulang. Tanpa Dominic, Ayla tidak akan mampu bertahan sejauh ini dengan penyakitnya.
"What's the matter, Princess? Why are you crying?"
"No, I'm just worried about you."
"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu mencemaskanku." ujar Dominic, berusaha menenangkan Ayla-Princess kecilnya.
"Apakah Daddy berbuat sesuatu padamu?"
"Tidak Ayla, aku baik-baik sa-"
"Apakah ini yang kakak sebut baik-baik saja?!"
Ayla menyibak baju Dominic di bagian belakang. Punggungnya penuh dengan luka. Terdapat bekas cambukan hingga sayatan panjang di sepanjang punggungnya. Perih, sangat perih dan sakit... Ayla bisa merasakannya.Tanpa bisa dicegah, air mata Ayla kembali merebak keluar dari mata hitamnya yang indah. Ayla terisak dengan pedihnya, siapa pun yang mendengarnya pasti akan turut merasakan bagaimana gadis kecil ini merasakan jiwanya tercabik-cabik ketika melihat superheronya kembali terluka. Tangan kecilnya menelusuri punggung Dominic yang penuh luka, berharap jika sentuhan kecilnya mampu menyembuhkan rasa sakit Dominic. Dominic membiarkannya. Pria itu membiarkan Ayla menelusuri lukanya dengan tangan kecilnya. Selalu seperti ini. Setiap dirinya terluka, Ayla akan melakukan hal yang sama secara berulang.
"Apakah masih terasa sakit?" tanya Ayla dengan wajah polosnya yang dipenuhi air mata. Dominic menggeleng sebagai jawaban. Ia membelai surai hitam Ayla dengan sayang.
"Tidak, sudah tidak sakit. Terima kasih Ayla, kau selalu menjadi penyembuh untukku. Teruslah bertahan, tetaplah bersama denganku. Ayla mampu melewati semua ini, Ayla sudah berjanji untuk selalu menjadi orang pertama yang menyembuhkan luka ini. pinky promise?"
"Pinky promise," janjinya dengan menautkan jari kelingking mereka. Ayla tersenyum ketika melihat Dominic juga tersenyum.
Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan interaksi kakak beradik itu sedari tadi melalui balik celah pintu ruangan Ayla. Hatinya ikut tertohok dengan fakta kehidupan menyedihkan seorang Dominic Alfred. Laki-laki yang selama ini ia anggap sebagai pria jahat, pria bejat. Ternyata semua itu salah. Dominic berbeda. Pria itu berbeda.
_______________________________________
Huaaa.... Ikut nangis...
See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hellebore
RomanceAlessia Domani dan William Rockefeller adalah The Best Couple. Dunianya dikelilingi oleh kemewahan. Ibarat terlahir dari sendok emas. William Rockefeller ; Alessia Domani adalah miliknya. Tidak ada yang berhak menyentuhnya meski seujung kuku pun. S...