Alessia Domani dan William Rockefeller adalah The Best Couple. Dunianya dikelilingi oleh kemewahan. Ibarat terlahir dari sendok emas.
William Rockefeller ;
Alessia Domani adalah miliknya. Tidak ada yang berhak menyentuhnya meski seujung kuku pun. S...
Para bodyguard segera membentuk tameng di sepanjang red carpet. Mencegah para reporter yang berdesak-desakkan. Puluhan blitz kembali menghujani mereka. Namun, tidak lama dari itu-suara ledakan serta tembakan terdengar menggema begitu keras. William segera memeluk Alessia ketika suara tembakan terasa sangat dekat dengannya. Sedetik kemudian, suara Rafael terdengar begitu nyaring. Menyuruh Alessia untuk berlindung.
Alessia berontak dari pelukan William, ketika mendengar suara bedebam di belakangnya.
"RAFAEL!"
_______________________________________
BLACK HELLEBORE | Part 20 - Implied Message
||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalian pikir apa yang telah kalian lakukan, hah?! Berpuluh-puluh orang tetapi tidak mampu menjaga satu orang! Tidak becus!"
Suara Alessia menggema di sepanjang koridor rumah sakit. Berbanding terbalik dengan hatinya yang sedang sedih. William hanya memperhatikan Alessia yang tengah membentak para bodyguard rockefeller tanpa mau menghentikannya. Dirinya hanya perlu mengawasi. William tahu tabiat Alessia. Apa yang akan gadis itu lakukan setelah Rafael yang termasuk salah satu orang terdekatnya terluka.
"Apa kau hanya akan diam saja, Will?! Kau tidak ingin melakukan sesuatu?! Sudah jelas-jelas El tertembak karena dia ingin melindungimu! Tapi kau malah bersikap biasa saja. Seakan tidak ada hal apa pun yang terjadi." Alessia mencengkeram erat baju William.
"Kau pikir aku diam saja? Tidak, Al. Aku juga sedang berusaha mencari pelakunya. Hanya saja, dia terlalu pintar sampai tidak meninggalkan jejak sedikit pun."
"Lakukan hal yang lebih, Will! Gunakan kekuasaanmu. Kau hacker. Mudah untukmu melakukan ini."
William sedikit mencengkeram pundak Alessia. Mata cokelat terangnya menyorot tajam.
"Cukup. Berhenti menghawatirkan Rafael. Aku tidak suka!"
"Kau gila! Mana mungkin aku bisa—"
"Berhenti! Atau aku akan membunuh bedebah itu! Kau milikku. Alessia Domani, sekali lagi aku katakan. Kau milikku."
Tanpa menunggu balasan Alessia. William segera menarik pergelangan tangan gadis itu. Membawanya pergi.
"Will, kau tidak bisa bersikap egois. Rafael membutuhkan kita!" sentaknya, sembari melepaskan genggaman tangan William.
"Persetan dengan Rafael yang membutuhkan kita. Aku tidak peduli." William kembali melanjutkan langkahnya. Tidak peduli dengan protes serta ringisan kesakitan Alessia.