BLACK HELLEBORE || Part 9-Rainier The Key

31 5 1
                                    

William sekilas memperhatikan Alessia, kemudian mengalihkan tatapannya kembali pada gunung Rainier. "Kau tahu, Al? Rainier memang selalu terlihat indah di mata semua orang yang melihatnya. Namun faktanya—Rainier seperti predator yang memangsa setiap orang yang mendekatinya," ucap William dengan tatapan matanya yang tidak bisa diartikan.

"Kau membuatku takut, Will." Tatapan Alessia yang sendu membuat William sedikit merasa bersalah. William meraih jemari Alessia dengan lembut. Menggenggamnya. Berusaha memberikan kehangatan dan rasa nyaman.

"Kau harus tahu, Al. Terkadang, sesuatu yang terlihat indah bisa jadi adalah sebuah bom waktu yang pada saatnya bisa meledak." Sorot mata William yang memancarkan kesungguhan, seakan sedang menyelami mata hijau biru Alessia.

"Will—"

"No need to be afraid, just be by my side and you will be safe."

_______________________________________

BLACK HELLEBORE || Part 9—Rainier The Key

||

International Rockefeller Airport | Seattle, Washington—USA.
01.30 PM

     Alessia dan William bersiap turun dari jet pribadi William. Alessia hendak berdiri dari duduknya yang kemudian ditahan oleh William.

"Pakai mantelmu, Al." William menyerahkan sebuah trench coat hitam sama seperti yang William kenakan. Pria itu juga memakaikannya syal, sarung tangan dan juga sepatu boots berwarna brown yang tingginya mencapai betis.

"Tidak, Will. Aku tidak mau memakai sarung tangan."

William menatap tajam Alessia. "Pakai atau kau tidak akan keluar dari jet ini."

"Tidak! Tanganku menjadi berat," rajuk Alessia, masih berusaha melepaskan sarung tangan yang dipakaikan oleh William.

William mengembuskan napasnya frustasi.
Kemudian melepaskan sarung tangan Alessia, tapi kemudian— "Tutup pintunya! Kita kembali ke Manhattan!" serunya kepada beberapa anak buahnya. Damn it!

"Will! Apa yang kau katakan?! Hanya karena aku tidak mau memakai sarung tangan, kau berniat pulang?! Oh god!" Alessia tidak habis pikir dengan watak William yang sangat otoriter.

William mengabaikan perkataan Alessia, lalu berjalan masuk ke dalam kamar. Alessia segera menahan William, sebelum pria itu benar-benar membulatkan tekadnya.

"Baiklah-baiklah, kembalikan sarung tangannya. Sungguh, aku akan memakainya."

William membalikan tubuhnya. Menatap tajam Alessia. "Kemarikan tanganmu," perintah William tanpa bisa dibantah. Alessia mengulurkan tangannya dengan bibir yang mengerucut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Black HelleboreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang