lee juyeon baru saja pulang dari kantor kepolisian, pekerjaannya yang menjadi polisi membuat waktu tidurnya berkurang akibat kasus yang terjadi bulan sekarang.
setelah selesai mandi dia menyalakan ponselnya dan membaca sebuah blog yang menunjukan bahwa restoran di dekat tempat tinggalnya sedang mengadakan promo bulanan.
"wih jadi pengen gue." ujarnya.
dan setelah itu diapun bersiap siap untuk keluar dari rumahnya, seperti biasa dia mengambil jaket dan segera keluar menuju lift.
dia melirik arlojinya yang menunjukan pukul 9 lebih beberapa menit, lalu setelah itu dia mendekatkan wajahnya ke dekat lift dan menyisir nyisir rambutnya ke depan menutupi dahinya dengan tangannya.
sedetik kemudian dia tersenyum.
"ganteng banget gue.." monolognya sambil senyam senyum.
bisa diketahui kalau dia orangnya selalu membanggakan dirinya sendiri, dan kepercayaanya dirinya juga sangat tinggi.
selang beberapa menit akhirnya dia sampai di depan restoran tersebut, dan segera setelah itu dia langsung masuk ke dalam dan mencari meja yang kosong.
setelah memesan makanan tiba tiba ponselnya yang berada di saku celanannya bergetar. juyeon pun langsung mengambilnya dan melihat bahwa salah satu temannya menelpon.
"dimama juy?" tanya seseorang dari sebrang telpon.
"biasa, makan."
"iya dimana?"
"restoran dekat rumah."
"gue kesana ya?"
"iye iye."
telepon terputus dan pesanan yang juyeon tunggu tunggu telah datang. dengan cepat diapun langsung menyantap makanannya dan setelah itu temannya datang.
juyeon melambaikan tangannya memberikan kode bahwa dia berada di sini karena kelihatannya temannya ini kebingungan mencari dimana dirinya.
setelah berhasil menemukan juyeon diapun segera menghampirinya dan duduk di kursi dekat juyeon.
"ada masalah lagi?" tanya juyeon, tetapi temannya malah langsung menyeruput minuman milik juyeon.
juyeon marah? tidak, itu sudah biasa.
"iya nih."
"adik lo lagi?"
pria itu mengangguk. kemudian juyeon menatapnya sambil betkata.
"hyunjae!! sudahi saja, mau sampai kapan? toh makin hari dia makin ngelunjak."
"gimanapun dia tetep adik gue." jawab hyunjae yang kali ini sambil menyuapkan makanan juyeon kedalam mulutnya.
"keras kepala."
"mau begimana lagi, sejak dia lahir gue udah sayang banget. lu gak ngerasain sih. waktu itu gue bertanya tanya apakah di akan suka sama gue atau nggak. setiap saat gue selalu mencemaskan itu."
"dan hasilnya dia benci sama lo kan? denger hyunjae, lo itu berlebihan!! sesekali marahin aja dia."
"gak bisa juy."
mata juyeon tiba tiba teralihkan oleh kemunculan seseorang yang sangat dia kenal. "loh loh loh?"
"kenapa?"
"itu bukannya haknyeon?" tunjuk juyeon kepada pemuda yang duduk di dekat jendela.
hyunjae melirik dan mengerutkan alisnya "haknyeon?"
"iya, yang baru lulus angkatan ini." angguk juyeon.
"ohh ju haknyeon?"
"gue panggil ya, ajak gabung gak papa?" tanya juyeon, dan hyunjae hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
"nyeon!! sini gabung!!!" ujar juyeon sedikit menaikan suaranya.
pemuda itu mengangguk dan langsung berdiri menghampiri mereka berdua.
"lu tinggal di sini juga?" tanya juyeon.
"iya kak."
hyunjae yang terlihat diam saja sejak kedatangan haknyeon berbicara sambil menatap wajahnya.
"lo gak papa?"
"kenapa?"
"kepala lo berdarah!"
lantas haknyeon langsung menyentuh bagian pinggiran keningnya dan benar ada darah di sana.
"astaga iya?"
"loh gak sadar lo?" tanya juyeon ikut bingung.
haknyeon menggelengkan kepalanya "nggak."
"emang lo abis ngapain?"
"tadi ada maling masuk rumah, gue lawan aja eh gak taunya jadi kaya gini."
"maling?"
"iya. kalau aja malingnya seorang bisa ketangkap tuh!!" gerutunya kesal.
"emang berapa orang?" tanya hyunjae penasaran.
"tiga."
dan setelah mengatakan itu terukir senyuman aneh di wajah juyeon. haknyeon dan hyunjae tidak menyadari nya saat itu karena terlalu fokus dengan topik yang di bahas.