15 menit lagi menjelang tengah malam tepat pukul 12 nanti rumornya akan terjadi hal yang menyeramkan di kantor kepolisian tempat mereka berkerja.
dan sekarang kebetulan mereka masih berada di tempat tersebut. juyeon yang tertidur di kursi kerjanya terbangun gara gara suara telpon yang terus terusan berdering.
"gak ada orang lain apa?" decaknya yang kemudian berjalan menuju ke sumber suara.
"pada kemana sih? sialan gue di tinggal." decaknya kesal.
saat dia mengangkat telpon tersebut dan sudah kedua kalinya dia mengucapkan hallo. namun tidak ada yang merespon dari sebrang telpon tersebut.
"hallo? jika tidak bicara saya akan menutupnya."
"tidak! tunggu!!!" ucapnya terdengar panik.
juyeon mengerutkan alisnya. "ada apa?"
"apa benar ini dengan detektif yang menangani kasus pencurian berlian di museum?"
"benar, saya lee juyeon."
"anu, detektif lee..."
"iya silahkan bicara?"
"siang tadi sebenarnya saya melihat seseorang yang mencurigakan keluar dari museum."
"bisa saya tahu ini dengan siapa?"
"saya hanya supir taksi yang kebetulan berpapasan dengan orang itu."
"supir taksi?" gumam juyeon, lalu datanglah dari arah luar haknyeon dan di belakangnya di susul oleh hyunjae.
"siapa?" tanya hyunjae mengisyaratkan dengan mulutnya saja.
"sebelumnya bisakah saya mengetahui identitas anda? kami membutuhkannya untuk menjadi saksi."
"chanhee. choi chanhee."
setelah mendengar itu juyeon menyuruh haknyeon untuk mendekat kearahnya. setelah haknyeon berada di sampingnya juyeon mengisyaratkan untuk mencari data tentang supir taksi.
"namanya siapa?" bisik haknyeon.
"choi chanhee."
hyunjae menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. dia menghampiri haknyeon di mejanya, disana haknyeon sedang berhadapan dengan komputernya yang menampilkan profil tentang orang yang menelpon tersebut.
"pak chanhee?"
"iya detektif lee."
"saya akan mulai mencatat, jadi bisa tolong jelaskan secara rinci??"
"tentu. awalnya saya hanya akan mengantarkan dompet penumpang saya yang ketinggalan. dan saat di depan lift orang itu keluar saya tidak sengaja menabraknya, dan menjatuhkan kotak yang dia bawa. dia terlihat panik saat saya membantu mengangkat kotak tersebut. saya sudah minta maaf namun dia malah berlari tanpa berbicara apa apa."
"baik, apakah anda bisa menjelaskan bagaimana ciri cirinya? seperti pakaiannya? atau sesuatu yang menonjol darinya."
"pakaiannya? seingat saya dia mengenakan pakaian serba hitam dan juga topi. kalau yang menonjol sepertinya tidak ada."
"apakah anda melihat wajahnya?"
"tentu saja, saya melihatnya dengan jelas!"
juyeon membulatkan matanya begitupun hyunjae dan haknyeon yang diam diam ikut mendengarkan.
"baiklah, bisakah anda datang ke kantor polisi besok?"
"tapi detektif, apakah tidak apa jika saya mengatakan ini?"
"tentu saja tidak, keterangan anda akan sangat membantu kami menyelesaikan kasus ini."
"oh benar juga, detektif!! topi yang dia kenakan sedikit aneh."
"aneh seperti apa?"
"topi tersebut berwarna hitam, dan juga ada tulisan chase i'm the stealer."
ketiganya membulatkan matanya, sepertinya mereka familiar dengan kalimat tersebut.
"anu detektif, sepertinya saya kedatangan tamu. nanti saya akan hubungi anda lagi."
"baiklah, terimkasih atas keterangannya."
setelah menutup telpon tersebut juyeon langsung diam dan tak bersuara sebelum akhirnya hyunjae berbicara.
"itu kalimat yang sering di pakai the stealer bukan sih?"
"kalau iya, berarti benar pencurinya orang yang sama?" tambah haknyeon.
"chase, I'm the stealer...? tunggu sepertinya kita pernah melihat tulisan itu? haknyeon coba bawa barang bukti, kasus 2017 lalu."
haknyeon mengangguk.
"juy.. gue gak tenang nih.." bisik hyunjae sedikit panik.