pagi ini juyeon dan haknyeon tengah disibukan dengan younghoon yang hari ini dimintai keterangannya di kantor polisi. dan ini sudah berlangsung selama 30 menit lamanya namun younghoon tidak berbicara apapun.
"nyeon lu tanya sekali lagi sama dia, gue ada telpon."
haknyeon mengangguk kemudian masuk kedalam ruang intrograsi yang didalamnya ada younghoon.
"iya kepala tim lee ada apa?"
"juyeon! jacob di bunuh."
"hah..? APA??!!"
"iya kami mendapat laporan, cepat kemari!"
"hyunjae?"
"dia di tempat kevin."
"maksudnya? moon kevin si asisten???"
"iya, dia bunuh diri. ah benar juga tolong kirimkan badan forensik nasional kesini."
"hm baiklah!"
juyeon masuk kedalam ruangan intrograsi lagi, "haknyeon jacob di bunuh. gue harus kesana. lo gak papa disini?"
"ah iya."
saat juyeon hendak bergegas pergi dia berbalik lagi ada yang lupa dia sampaikan. "pak kim younghoon, asistenmu juga bunuh diri!"
awalnya younghoon hanya diam saja mendengar kabar itu, namun setelah juyeon pergi baru younghoon membuka mulutnya.
"jadi dia sudah mulai bergerak.." gumamnya.
haknyeon yang mendengar itu mengerutkan keningnya. sebanarnya dia masih tidak percaya kalau jacob sudah tiada, ditambah lagi dia merasa bersalah karena akhir akhir ini mencurigainya.
"maaf...???"
"pak younghoon bisa tolong jelaskan kenapa benda ini berada dirumah pak chanhee??"
"anda tidak bisa mengelak, kami sudah mengecek ini sebelumnya dan hanya anda yang memesan kancing unik ini." ucap haknyeon lagi.
"saya tidak membunuhnya."
"kami tidak menuduh anda, jadi bisa anda jelaskan saja. misalnya apa hubungan anda dengan beliau."
"saya hanya pernah berpapasan sekali dan dia menyumpahi nasib sial untuk saya. jadi saya kerumahnya setelah berlian yang akan saya perlihatkan telah dicuri."
"bagaimana bisa berpapasan dan langsung menyumpahi?"
"itu salah saya."
"pak younghoon apa anda ingin berlian itu ditemukan?"
"kau bicara apa detektif?? tentu saja!!"
"lalu kenapa bapak tidak khawatir sama sekali?? maksud saya wajah bapak terlihat biasa saja."
"saya sudah tahu siapa yang mencurinya."
"tapi detektif ju, kalau saya menutup kasus pencurian ini bagaimana?"
"itu berarti anda gila."
"jika ini terus dilanjutkan kemungkinan bakal ada yang mati lagi."
drrt drrt.
haknyeon mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaketnya itu adalah hyunjae. segera diapun langsung mengangkatnya.
"iya senior ada apa?"
"haknyeon!! kau sudah selesai?"
"hmm, kami baru saja selesai."
"bisakah kau kesini? kurasa ada yang aneh di sini."
"baiklah. kak hyunjae sudah dengar kak jacob dibunuh??"
"iya, cepatlah kemari."
setelah memutuskan panggilannya haknyeon segera bergegas menuju ketempat dimana hyunjae berada. setibanya disana haknyeon langsung menemui seniornya itu.
"ada apa??"
"kau lihat ini??" tunjuk hyunjae yang kemudian berjongkok.
haknyeon pun ikut berjongkok sambil melihatnya "itu saus pizza kan..?"
"kau benar, coba lihat disini ada surat yang tergeletak." ujar hyunjae yang mengambilnya, tidak usah khawatir dia sudah mengenakan sarung tangan.
"tulisannya rapih sekali." gumam haknyeon.
"kau tahu pulpen yang digunakannya??"
haknyeon menggeleng.
"visconti ripple h.r.h fountain pen. coba perhatikan dari tintanya saja mudah dikenal."
"kak hyunjae!! yang bener aja itukan jenis pulen yang mahal???"
"justru itu, yang menjadi pertanyaan jika surat ini ditulis dengan pulpen itu lalu dimana pulpennya?"
"maksud kakak ada yang mencurinya gitu?"
"hmm, atau mungkin saja kevin dibunuh."