2.6

15 4 0
                                    

"kalian pernah gak berfikir untuk berhenti..."

eric dan hwall melirik kearah sunwoo yang kini sedang menyandarkan dirinya di sebuah pohon besar. ngomong ngomong mereka sudah cukup lama berdiam di sini.

ini adalah tempat mereka melepaskan keluh kesahnya sejak dulu. bukit yang tidak terlalu tinggi dengan sebuah pohon diatasnya membuat mereka merasa tempat ini adalah yang paling nyaman diantara tempat lain.

hwall menghembuskan nafasnya kemudian mengacak ngacak rambut hitamnya. matanya menatap langit yang perlahan mulai memudarkan warna birunya.

"udah 4 tahun..." gumam hwall.

"kakak gue udah tahu semuanya." ujar eric yang kini sudah terlihat frustasi.

"gue gak pernah berfikir akan seburuk ini."

"seandainya dulu kita tidak ikut bergabung.."

"semuanya udah terlambat."

"kalau kita keluar aja gimana??" tanya sunwoo.

"gue juga pengen, tapi gue gak mau ngebahayain nyawa kakak gue."

"gue sih gak peduli lagi, kalaupun gue mati juga gue udah gak punya siapa siapa lagi..."

"lo punya kita hwall."

"gimana kalau kita nyerahin diri aja?" saran eric.

"tapi gue takut." jawab sunwoo.

"kita cari jalan lain aja.." ujar hwall yang diangguki oleh keduanya.

"gue mau balik ke umur 6 tahun lagi.." gumam sunwoo.

"hmm, gue juga mau ketemu bundaa." tambah eric.

mendengar keluhan kedua teman temannya membuat hwall terdiam. dia sama sekali tidak ingin ke masalalu ataupun bertemu ibu atau ayahnya.

"kalau bisa gue gak mau terlahir sebagai manusia."

2 jam berlalu sejak sangyeon di intrograsi dan kecurigaan serta bukti yang mengarah bahwa sangyeon membunuh kevin tidak benar.

semua itu hanya rekayasa dan sangyeon sudah bebas dari tuduhan tuduhan tersebut. masih ingat saat sangyeon menelpon seseorang dan menyuruh diam juyeon? orang yang ditelponya adalah moon kevin.

pertemuan mereka tempo hari sebenarnya juga membahas hal itu. dan kevin menyuruh sangyeon untuk tidak melanjutkan tugasnya saja dan membiarkan juyeon tetap pada pekerjaanya.

"hari yang melelahkan bukan?" tanya juyeon sambil memberikan sebotol minuman soda untuk hyunjae yang terlihat murung.

setelah mengambilnya hyunjae menyibak rambutnya kebelakang karena terus menerus di hembuskan angin.

"hmm. gue akan cuti." ucap hyunjae.

juyeon mengerutkan keningnya bingung "kenapa?"

hyunjae hanya menghembuskan nafasnya. kemudian beranjak berdiri, sebelum melangkah pergi dia menatap juyeon sebentar kemudian berbicara.

"gue duluan."

"hyunjae! jangan ngelakuin itu, gue tau."

"apa?" tanya hyunjae yang kini berbalik menatap juyeon.

"jika lo berfikir akan menyerahkan diri, itu gak ada gunanya."

"ngomong apa sih? orang gue mau liburan." ujar hyunjae tersenyum serkas. "ah banar juga, moon kevin orang itu! dia tidak bunuh diri. melainkan dibunuh."

"gue tahu."

eric menatap foto hyunjae yang mengenakan seragam kepolisian dengan lengkap, pangkat pangkatnya yang tertempel di bajunya membuatnya semakin keren.

sudah lama foto itu terpajang disana namun baru kali ini eric menyadari kalau kakaknya begitu tampan.

pintu terbuka dan disanalah hyunjae muncul, menatap punggung eric dari belakang. "eric!!!"

eric berbalik, dan hyunjae berjalan mendekatinya.

"aku sudah menghilangkan semua bukti itu." ujarnya pelan.

saat ini hyunjae jadi ikut menatap foto dirinya yang terpajang di tembok berwarna putih tersebut. cukup lama dia terdiam dan yang terdengar hanya hembusan nafas gusar.

"tidak ku sangka aku akan merelakan impianku."

"kenapa kau melakukan itu?"

"karena masa depanmu masih panjang!"

"kak, sebenarnya kita akan menyerahkan diri."

"tidak, kau jangan lakukan itu. aku sudah menyelesaikannya."

"apa maksudmu?" tatap eric bingung.

"katakan siapa pemimpinnya???" tanya hyunjae sedikit menekankan perkataanya. sementara itu eric hanya diam saja.

"apakah ji changmin namanya...?"

hari sudah mulai malam kini eric hanya bisa menatap kakaknya yang sudah selesai mandi dan sekarang sedang duduk menatap dinding tembok yang kosong.

dari celah pintu saja eric tahu kalau kakaknya sedang putus asa, dan dia tau semua ini gara gara dirinya. diapun masuk kedalam kamar hyunjae, mendekatinya dan kemudian duduk di sebelahnya.

"kak maafkan aku.."

"kemari!" ujar hyunjae sambil menepuk nepuk pahanya, seraya memberikan kode agar eric berbaring di pangkuannya.

awalnya eric ragu ragu namun karena dia belum melakukan ini sebelumnya jadi dia ingin melakukannya sekarang. dengan perasaan bercampur aduk eric menatap wajah kakaknya dari bawah.

hyunjae juga menundukan kepalanya dan menatap wajah adiknya yang sekarang berada di pangkuannya. tangannya dia sentuhkan di kepala eric kemudian dia mengelus ngelus rambutnya.

"tidur lah eric, besok akan lebih baik."

eric memejamkan matanya, di dalam hatinya dia berfikir apa yang terjadi sebenarnya dengan kakaknya ini. ada apa, kenapa sikapnya jadi berubah aneh.

apakah dia masih marah?

"jaga dirimu baik baik." gumam hyunjae sepelan mungkin. "aku menyayangimu."

THE STEALER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang