"haruskah ku bunuh saja..?"
dengan langkah gontai hyunjae keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki rumahnya. setelah didalam rumah, eric ada disana sedang membaca sebuah buku.
karena kemarin sudah berbaikan eric sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. dan sekarang karena kakaknya sudah pulang eric pun langsung menyambutnya.
"kak hyun-"
plak!
satu tamparan baru saja mendarat di pipi eric, itu adalah tangan hyunjae. selama 20 tahun hidup bersama adiknya tidak pernah sekalipun hyunjae melukainya apalagi membentaknya.
mau sekesal apapun hyunjae padanya dia tak bisa marah kepadanya. mungkin ini adalah pertama kalinya hyunjae menampar adiknya.
dengan perasaan bercampur aduk eric menatap tajam kakaknya. urat urat tangannya mulai terlihat akibat sedang mengepalkan tangannya.
"kenapa kau bisa masuk kesana!!" gumam hyunjae sedikit mendekat.
"SOHN ERIC!!! JAWAB!!!!!!!" teriaknya.
kali ini hyunjae melempar vas bunga yang berada di sampingnya. matanya yang merah menatap eric dan salahnya dari tatapan itu eric malah mengartikan kalau kakaknya marah dan membencinya.
padahal yang sebenarnya hyunjae rasakan adalah rasa khawatir juga takut, takut terjadi apa apa dengan adiknya ini.
"apa?" jawab eric pelan.
"keluar sekarang juga!! aku gak mau kau terlibat dalam komunitas sialan itu!!"
eric mengerutkan keningnya. apa jangan jangan sekarang hyunjae tahu kalau dia bergabung dengan the stealer?
"apa maksud kakak?"
"aku tahu semuanya! eric kenapa kau melakukan itu?! tidak cukupkah uang yang kuberikan???"
"kakak pasti mabuk." ujar eric yang memang dari tadi menyium bau minuman dari baju dan nafas hyunjae.
"ayo aku antar ke kamar." ujar eric sambil menyentuh tangan kakaknya. namun hyunjae menepisnya dengan cepat.
"diam! kita perlu bicara."
"kak hyunjae!! ini udah malam, lebih baik kita tidur!!"
"eric tidak bisakah kau berhenti?!?!"
mendengar nada bicara hyunjae yang sendu membuat eric terdiam dan tidak berani menatap matanya. dia memang salah telah masuk terlalu dalam.
seandainya dulu dia tidak gegabah mungkin malam ini dia tidak harus menyaksikan kakaknya yang gelisah seperti ini.
"kenapa? apa kau akan memenjarakanku?"
hyunjae menatap eric yang menunduk "apa kau bilang? menurutmu aku akan melakukannya?"
eric hanya diam lalu kemudian hyunjae hendak berbicara lagi. namun sebelum itu dia mengajak adiknya untuk duduk di kursi. jujur lama lama berdiri membuatnya pusing.
"katakan padaku siapa pemimpinnya???"
"maaf..."
"katakan saja, kau dan teman temanmu akan aman."
"kak, aku tidak bisa keluar begitu saja!"
hyunjae mengerutkan keningnya.
"untuk berhenti saja tidak mudah, orang itu akan membunuhmu atau bisa saja aku."
"kenapa?"
"karena perjanjiannya memang seperti itu."
"maksudmu kau mempertaruhkan nyawa keluargamu demi bergabung dengan mereka?"
"tergantung, kalau sunwoo mempertaruhkan nyawanya sendiri."
"lalu kau??"
eric menunduk "maaf karena dulu, kau tahu.. hubungan kita tidak baik...."
"kau benar benar eric?? ah sudahlah! katakan siapa pemimpinya? kau pernah bertemu the stealer itu? seperti apa wajahnya????"
"kak hyunjae.. jika kau mau aku keluar, aku bisa saja melakukannya.. tapi...."
"tapi apa?"
"kau tidak akan pernah melihatku lagi.."