"bagaimana? oneline?" tanya seseorang. "kalian terlihat gugup? ada apa?" ucapnya lagi.
"ahh baru partama kali bertemu denganku?" ujarnya berjalan menghampiri mereka.
"kalian beruntung bisa bertemu langsung denganku, tidak seperti para penghianat itu. kalian tau zeroline jangan mencontoh mereka." tambahnya.
"kenapa hanya aku yang berbicara? kalian bisu kah?"
"siapa kau?" tanya asahi dengan nada lantang.
"wahh pemuda jepang memang paling berani." jawabnya sambil menepuk tangannya.
"namaku..? lee juyeon!!"
"jadi pasien yang diruangan 0749 bernama lee hyunjae sudah selesai?"
"sudah!" jawab beomgyu.
sudah 2 jam eric berjalan jalan tanpa tujuan di dalam kepalanya terbayang wajah hyunjae dan senyuman yang selalu dia tampilkan saat bertemu dengannya. suaranya yang menyebut namanya terdengar di telinga eric.
kenangan atas kedekatan dirinya yang akhir akhir ini membuat eric tersenyum terlintas lagi di pikirannya. eric merasa bersalah telah berbuat seperti ini kepada hyunjae.
dia melirik jam yang melingkar di tangannya itu menunjukan pukul 10 malam lebih beberapa menit. dan dia tidak tahu harus kemana, selama ini dia mengabaikan telpon dari hwall dan sunwoo.
langkahnya berhenti saat melihat gedung tinggi ada di depannya. dia berfikir untuk naik keatas dan menjatuhkan dirinya dari sana. namun beranikah dia melakukan itu?
"eric..."
itu suara hyunjae, yang sekarang terdengar bahkan sangat jelas seperti ada disini tepat di belakang eric.
"aku sudah gila." gumam eric yang sekarang berada di pinggir atap gedung itu. niatnya sih mau melompat sekarang tapi setelah mendengar suara itu dia jadi ragu.
"eric...."
"tuhkan." suara itu terdengar lagi dan kali ini lebih jelas. saking jelasnya eric tidak berani untuk berbalik karena takut.
"kak, aku tau kau kesal karena aku nakal. tapi kita udah beda alam... aku mohon kakak maafin aku, aku masih ingin hidup." ujar eric yang nyalinya sedikit menciut.
"apa maksudmu ingin hidup tapi berdiri disana?"
eric mengerutkan keningnya dengan cepat dia berbalik dan ternyata yang berdiri di belakangnya itu adalah hyunjae. "kak ini arwah kan??"
"bodoh! kemari kau?? bisa bisanya mau bunuh diri." ucapnya yang kemudian menyentuh bagian perutnya yang terlihat kesakitan.
eric berfikir lagi emang ada arwah yang menggunakan perban di kepalanya? "ah mumi juga pake perban." gumamnya.
"anak bandel!! kakaknya malah disamain sama mumi."
"kak..? ini kakak asli kan? aku gak mimpi???"
hyunjae mengangguk sambil tersenyum dan setelah itu eric langsung lari dan memeluknya. benar, itu adalah hyunjae yang asli buktinya eric bisa memeluknya sekarang ini.
"lee juyeon bajingan keparat itu menipuku!" umpat hyunjae setelah melepaskan pelukannya.
"temanmu?"
"iya, dia adalah the stealer yang asli. ji changmin yang kau katakan hanya bayangannya."
"kak bukannya kakak-"
"kau harus berterima kasih kepada younghoon, dia yang menyelamatkanku. dia tahu yang sebenarnya tapi terlalu pengecut."
"aku setuju dia pengecut, tapi apa hubungannya dia dengan ini?"
"dia tahu kalau si juyeon akan membunuhku dengan mengirimkan anak buahnya yang haus darah!"
"oneline?" gumam eric. "lalu bagaimana kita menangkapnya?"
hyunjae mengangguk, "younghoon membawaku kerumahnya, lalu menempatkan mayat di ruanganku untuk menggantikanku."
"oh itu sebabnya dia mengatakan aman terus menerus." gumam eric.
baru saja hyunjae akan menjawab disana tiba tiba muncul juyeon dan changmin dengan senyuman jahat terukir di wajahnya.
"wah wah wah!! sang penghianat dan kakaknya yang bodoh." ucap juyeon sambil bertepuk tangan.
"eric?? kau yang melaporkanku????" ujar changmin menatap eric yang berada di samping kakaknya.
"tamatlah riwayatmu!! lee juyeon brengsek!!" ucap hyunjae menaikan nada suaranya.
eric mencengkram tangan kakaknya, entah takut atau khawatir.
juyeon tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya. itu adalah pistol changmin yang berada di sampingnya hanya menonton seolah ini pertunjukan.
"gak ada otak!" decak eric.
"lo mau nembak gue?? silahkan!! gue gak takut." tantang hyunjae.
juyeon hanya tersenyum mendengarnya. "siapa bilang. orang gue mau bidik jantung adik lo."
"JANGAN MACAM MACAM LO ANJING!!!!"
"kak!"
"eric kebelakang!"
eric menggeleng, sudah cukup sampai disini dia berada terus di belakang kakaknya. dia tidak mau melihat kakaknya terlukan untuk kedua kalinya.
"changmin..? kau bawa bocah itu."
changmin mengangguk kemudian menghampiri eric, awalnya hyunjae melarangnya dan tidak setuju namun eric meyakinkannya.
eric tidak sebodoh dan seceroboh yang kalian pikir buktinya sekarang di tangannya dia sudah memegang belati milik changmin. dengan kemampuan yang dia punya dia bisa membuat changmin tidak menyadarinya.
"lo lihat ini hyunjae??" ucap juyeon sambil menodongkan pistol di kepala eric.
"gue mendapatkannya!"
"ANGKAT TANGAN!"
itu suara sangyeon yang membawa pasukannya termasuk haknyeon. hyunjae sudah tahu kalau mereka akan datang, itu kenapa dia mengundur waktu dari tadi.
dan disana younghoon juga muncul.
"shit!" umpat changmin yang sekarang sudah di borgol oleh haknyeon.
"juyeon kami tidak menyangka kau di balik semua ini!!"
"kapten bodoh." decak juyeon.
saat sangyeon dan yang lainnya mendekati juyeon dengan cepat dia menjadikan eric sebagai sandranya.
"JANGAN MENDEKAT!! ATAU ANAK INI KUBUNUH!!!" ucapnya yang masuh menodongkan pisaunya.
eric menatap kakaknya yang terlihat cemas wajahnya juga pucat ditambah lagi dia kesakitan akibat luka di perutnya. setelah itu dia melihat younghoon yang dari tadi memperhatikannya.
"kau juga jangan bergerak bodoh!" ujar eric yang sekarang sudah menodongkan pisau di perut juyeon.
semua orang kaget termasuk juyeon, sejak kapan eric mempunyai senjata. saat semua orang berfokus pada juyeon dan eric, seseorang dari arah lain menembak kaki hyunjae dengan sniper.
"ARGHHHHH!!!!" rintih hyunjae yang sekarang ambruk kesakitan.
eric dan yang lainnya langsung berlari kearah hyunjae semantara itu ada dua orang yang membantu juyeon kabur.
"dia kabur." ujar younghoon datar.
"KEJAR DIA!!" teriak sangyeon dan seluruh pasukan langsung mengejarnya.
"apa ini?" gumam haknyeon sambil mengambil sebuah kertas yang bertuliskan,
CHASE IM THE STEALER!!! HAHAHA STUPID.