hwall, sunwoo, dan eric tiba tiba di panggil oleh atasannya. mereka bertiga mau tidak mau harus menginjakan kakinya ke rumah besar terkutuk itu lagi.
"kalian jujur kepada ku! selain supir taksi itu siapa lagi yang melihat kalian?"
ketigannya saling menatap, kaget karena ternyata atasannya tahu tentang orang yang melihat sunwoo hari itu. tidak ada yang menjawab karena sebenarnya mereka takut.
dari perkataan itu saja mereka yakin kalau yang membunuh supir taksi itu adalah tuannya sendiri. terutama hwall yang sedikit tertekan dia jadi ragu mengatakan tentang kevin.
bagaimana kalau selanjutnya kevin juga di bunuh?
"tidak usah takut kepadaku, aku juga sama seperti kalian!" ujar orang itu lagi.
"maksudmu?"
"ada yang lebih tinggi dariku, aku tidak ada apa apanya dibandingkan dia."
"siapa?" tanya eric.
"kalian tidak perlu tahu, ngomong ngomong hwall bagaimana jam tanganmu itu?"
"sudah kubereskan."
"baiklah aku percaya kepadamu."
sepulangnya ketiga anak buahnya, pria itu mengeluarkan sebuah ponsel yang kelihatannya sudah cukup jadul. dia menekan nomber dan menghubungi seseorang.
setelah tersambung dia berbicara.
"aku membutuhkan oneline, zeroline sepertinya membohongiku..."
eric membuka pintu rumahnya sebenarnya dia mengendap ngendap masuk kerana takut ketahuan hyunjae. kalau dipikir pikir cukup malam juga dia nongkrong dengan teman temannya.
apalagi setelah menggunakan kartu milik hyunjae. dia mengeluarkan kartu itu dari saku jaketnya sambil bergumam.
"gak gue sangka pin nya bener." gumamnya.
namun sedetik kemudian lampu rumah menyala dan menampakan hyunjae didepannya. dengan wajah yang dingin tatapan tajam, dan juga tangan yang melipat di depan dada.
hyunjae sekarang terlihat seprti ayahnya ujar eric.
"dari mana aja? jam segini baru pulang!"
mendengar itu eric hanya berdecak "kepo! minggir ah mau tidur!!"
"sohn eric!! ayahmu menelpon, jika kelakuanmu terus seperti ini dia akan membawamu tinggal di LA!!!!"
eric sedikit terkejut mendengarnya, di LA? tidak bisa, eric tidak mau. sebenarnya eric lebih suka tinggal disini dengan hyunjae walau sedikit gengsi.
tapi untuk tinggal dengan ayahnya bisa dia bayangkan seberapa canggung dirinya dengan ayahnya itu.
"jangan bohong lo." jawab eric memutar bola matanya malas.
"dengar eric! kau ini adikku dan aku hanya tidak mau kau terluka!!"
"sudahlah hyunjae! khawatirkan saja dirimu sendiri."
"kau? harus dengan cara apa agar kau menerimaku?!"
"apasih?"
"eric! kau tahu aku sudah tidak punya ayah, ibu ataupun saudara. selain kau, hanya kau yang aku punya. kumohon berhenti bersikap seperti ini!"
eric terdiam mendengar hyunjae berkata seperti itu, ini pertama kalinya hyunjae mengungkapkan isi hatinya. apalagi kalau dilihat lihat sepertinya hyunjae meneteskan airmatanya.
"ric! aku tahu. mungkin aku bukan yang terbaik tapi aku bisa menjadi kakak yang selalu ada untukmu!! eric kau juga sebenarnya tersiksa dengan bersikap seperti ini kan???"
"sudahi saja keras kepalamu ini, itu hanya menyiksa kita. kumohon..."
eric hanya bisa menunduk setelah melihat kakaknya menangis akibat ulahnya ini. suasana tiba tiba menjadi sunyi dan canggung.
hyunjae memang benar, eric hanya berpura pura membencinya. eric hanya berakting seolah olah tidak menyukainya.
eric melihat hyunjae yang kini terlihat sudah putus asa, menyaksikan hal tersebut di depannya secara langsung membuat hati eric sakit.
itu juga membuat matanya langsung berair, mereka memang tidak memiliki ayah yang sama tapi ibu mereka itu sama. hyunjae selalu sayang kepada eric tapi karena ayahnya lebih menyayangi kakaknya eric jadi cemburu.
sejak saat itu dia berfikir bahwa hyunjae merebut kasih sayang ayahnya darinya. padahal bukan itu yang sebenarnya, ini hanya kesalah pahaman anak kecil yang dibawa sampai dewasa.
"sudahlah mungkin aku terlalu berharap, maaf aku belum jadi kakak yang baik untuk mu.."
ucapan hyunjae yang terdengar sendu dan putus asa semakin membuat eric sakit hati. seolah olah hyunjae akan pergi meninggalkannya. eric tidak mau itu terjadi.
"kakak.." ujarnya pelan.
walau begitu hyunjae mendengarnya dia menatap eric yang perlahan berjalan menuju kearahanya. sama seperti dia ternyata eric juga menangis.
setelah tepat berada dihadapan kakaknya yang begitu dekat eric tak berani menatap wajahnya. langsung saja dia memeluk hyunjae dan memejamkan kedua matanya.
sementara hyunjae masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang. dia mulai merasakan bagian dadanya yang basah, sepertinya tangisan eric benar benar pecah didalam pelukannya.
"kau benar, aku memang tersiksa.."
mendengar itu hyunjae memejamkan matanya, tangannya dia diletakan di kepala eric kemudian mengusap ngusapnya.
"maaf kak."