1.5

13 4 0
                                    

"berhati hatilah dengan asistenmu itu, younghoon!"

"moon kevin maksudmu?"

changmin mengangguk kemudian menyuapkan makanan kedalam mulutnya. semntara younghoon masih mencerna perkataan changmin barusan.

"kenapa aku harus berhati hati dengannya?"

"kau tidak bisa tahu niat apa yang dimiliki seseorang!"

"tapi changmin! apa pekerjaanmu sekarang?"

"kau tidak perlu tahu, tapi aku bisa menghasilkan banyak uang."

"ah ada ada saja, kau maling kah?" ujar younghoon tertawa serkas.

namun changmin menatapnya tidak suka.

"ah benar juga younghoon, aku tidak habis pikir bisa bisanya kau santai padahal berlianmu telah dicuri?"

"jika dipikirkan mungkin aku sudah gila."

wajah sunwoo dan eric terlihat bersalah apalagi setelah melihat hwall yang sama sekali tidak bereaksi atas kedatangannya.

"hwall maafin gue.." ujar sunwoo.

"iya hwall, kita gak ada saat lo butuh. maaf." lanjut eric.

"sudahlah, gue baik baik saja."

"mulai sekarang jangan berbohong lagi!"

"mari mulai saling terbuka."

"hwall lo boleh minta tolong jika gak kuat."

hwall memejamkan matanya sekejap dia merasakan angin memasuki tubuhnya. dia jadi ingat dulu saat sedang berada di masa sulit.

dan jauh sebelum kenal sunwoo dan eric, hwall hanya bisa menutup matanya dan mendengar bisikan dari angin. saat itulah hwall merasakan kalau dunia sedang memeluknya.

"nu.." gumam hwall pelan.

"hmm?"

"lo tahu supir taksi yang melihat lo sudah mati."

"APA?!"

"lo tau darimana?!!" tanya eric ikut penasaran.

"sebenarnya.."

"sebenarnya apa? tunggu!! urusan yang lo bilang malam tadi bukan?" tantanya sunwoo menggantung pertanyaannya.

"tadinya gue yang akan mengurusnya, namun ternyata ada orang lain yang juga menginginkan keinginan yang sama."

"hwall? lo berniat ngebunuh dia?" tanya eric tidak percaya.

hwall mengangguk singkat.

"lo liat pas dia dibunuh?" tanya sunwoo lagi.

"gak, tapi postur tubuhnya sangat familiar."

haknyeon baru saja membuang sampah karena kalah taruhan dengan hyunjae. makanya dia yang membuangnya, setelah kembali kedalam dia melihat juyeon sedang mencari cari sesuatu.

diapun bertanya "senior! kau sedang nencari apa?"

"lo lihat catatan yang gue tulis waktu nelpon dengan supir taksi itu?" jawab juyeon tanpa mengalihkan pandangannya.

"nggak, emang kenapa."

"catatan itu gak ada di meja gue, padahal gue butuh banget."

jacob datang sambil memegang secangkir kopi di tangannya, "kebuang kali, kyeon lu buang sampah kan tadi?"

"iya sih, tapi aku gak tau kalau itu ada disana."

"ada apanih????" tanya hyunjae yang baru saja datang setelah dari kamar kecil.

"ini catatan gue hilang."

"oh yang bukti dari saksi?"

juyeon mengangguk, "gue lihat tadi kepala tim mengambilnya." ujar hyunjae kemudian duduk di kursinya.

"rekamannya aja kak." saran haknyeon.

"udah gue cek, tapi rekaman telpon itu juga kehapus."

sangyeon yang diam diam menperhatikan mereka dari kejauhan tersenyum miring. dia mengeluarkan ponsel dari saku celanannya dan menelpon seseorang.

"kau sudah membereskannya?"

"tentu saja ini sangat mudah."

"hati hati si juyeon itu seperti ular."

"maksudmu?"

"aku bilang dia akan selalu menemukan itu, dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkannya."

"benar juga lalu aku harus bagaimana?"

"suruh dia diam!"

"memang dia akan menurut?"

"kalau tidak nurut, maka bunuh saja dia."

THE STEALER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang