0.8

16 5 0
                                    

hwall, sunwoo dan eric baru saja tiba di sebuah rumah yang sudah seperti istana mulai dari lantai yang berkilau bagaikan kaca dan furnitur furnitur yang terbuat dari permata.

langkah mereka berhenti saat melihat orang yang akan dia temui sudah berada di depannya.

"bagaimana?"

"kami mendapatkannya." jawab hwall selaku yang paling tua.

"kerja bagus. imbalannya akan segera aku transfer."

"tapi!"

"ada apa?" tanyanya dingin.

"tidak. kalau begitu kami pergi dulu."

"tunggu!!"

langkah mereka berhenti firasatnya mengatakan akan ada hal buruk malam ini.

"hwall...? dengar dengar kau kehilangan arlojimu? benarkah itu?"

hwall terdiam sebentar kemudian setelah cukup lama dia berfikir kemudian dia berbicara "benar."

"kau tahu kan akibatnya kalau bohong? aku tanya sekali lagi!! apa kau kehilangan arlojimu saat menjalankan misi?!"

"iya. aku kehilangannya." jawabnya datar.

walau sebenarnya dia takut tapi dia harus tetap bersikap biasa saja agar kedua temannya juga tidak ikut khawatir. sunwoo menatap eric, seolah dia mengisyaratkan bagaimana kalau orang ini juga tahu kecerobohannya.

eric yang sudah bisa membaca gerak gerik sunwoo menggeleng. dia memejamkan matanya dan membukannya lagi, seolah menjawab kalau dia tidak akan tahu.

sunwoo mengangguk malam ini dia percaya kepada eric dan hwall. lain kali dia harus lebih hati hati lagi.

"jadi hwall, siapa yang akan menerima hukumannya?"

"biar aku saja."

"wah, wah, wah. pilihan yang diluar dugaan...? siapakah sebenarnya orang yang kau lindungi ini?"

"hanya kakek kakek yang tidak tahu apa apa."

"baiklah, hwall aku akan mengurangi pembayaran atas pekerjaanmu. kuharap kau bisa membereskannya."

"akan kulakukan." jawab hwall menatap orang itu dengan tatapan serius.

sunwoo dan eric juga baru tau kalau hwall ternyata lebih mengutamakan keselamatan sepupunya. biasanya memang dia bersikap acuh tapi siapa tau dia sangat peduli.

setelah keluar dari rumah mengerikan itu mereka bertiga duduk di sebuah bar dan berbincang bincang seraya melepas rasa lelahnya.

"hwall maafin gue..." gumam sunwoo dengan nada pelan.

hwall yang baru saja meneguk minumannya berdecak.

"sudahlah. ini juga salah gue yang teledor."

"gue juga minta maaf gak bisa bantu apa apa." tambah eric.

"kenapa sih jadi maaf maafan. udah deh gak usah lebay, kayak sama siapa aja."

"gue tau lo butuh uang itu kan? pake aja bagian gue." ujar eric.

"uang gue juga gak papa hwall, asal sisain aja soalnya gue mau ngebenerin rumah gue yang bocor."

"kagak papa. gak usah."

"lo jangan baik gitu dong."

"terus gue kudu jahat gitu? lo berdua mau gue mutilasi?"

"eishhhhhh jangan kek gitu ah."

"peke aja nih kartu gue." ucap eric sambil menaruh kartu miliknya di depan hwall.

"lu sendiri?"

"tenanglah gue gak akan kehabisan uang. lagipula ada kakak gue dia pasti selalu nurutin apa kemauan gue."

"eh iya. kakak lo itu kalau gak salah polisi ya?"

eric mengangguk.

"lee hyunjae bukan sih?" tanya hwall.

"heem."

"lo gimana kalau ketauan? gue denger dari kevin, yang nanganin kasus pencurian ini salah satunya dia."

eric tersenyum menampakan smirk nya "baguslah? dia akan berpihak pada kita."

"lo tolol ya? kalau dia mihak ke hukum gimana dan kita semua ketangkep?"

"percaya sama gue."

"kenapa lo bisa yakin kaya gitu?"

"karena dia cuma punya gue! ada darah ibunya yang dia sayangi mengalir di dalam tubuh gue."

"lo emang brengsek."

THE STEALER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang