Prolog

18.8K 485 19
                                    

“ Makasih ya, sudah mau direpotkan oleh saya. Dan Mama. Saya gatau, apa yang akan terjadi sama Mama saya kalau kamu ngga ada di situ. Terimakasih sekali lagi. ”

“ Sama-sama pak. Lain kali, jika butuh bantuan lagi bapak bisa menghubungi nomor saya. ”

“Andin..”
“Boleh saya peluk kamu?”

Wanita berparas cantik yang sedang dipeluk oleh seorang Aldebaran Alfahri bernama Andini Kharisma Putri. Perempuan yang memiliki paras cantik, kulit putih, bersih, dan senyum yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya hatinya menjadi teduh dan tenang.

Seorang Dokter muda. Yang tentu banyak disukai banyak pria, namun Perempuan ini tidak merasa tertarik dengan siapapun. Wajar saya, dia menempuh pendidikan begitu lama yang membuatnya tidak pernah memikirkan sosok pria di dalam hidupnya.

Dan sampai akhirnya, ketika Andin menolong wanita paruh baya yang umurnya sudah sekitar 50 tahun tapi masih memiliki paras begitu cantik yang bernama Rossa Alfahri.

Ibu dari sosok pria yang sekarang sedang memeluknya begitu erat. Nyaman, tenang, dan hangat. Itu yang dirasakan Andin saat ini. Tangannya spontan mengelus punggung Aldebaran sambil ikut terhanyut dalam suasana yang begitu tenang.

Deruh nafas Aldebaran mulai tidak terkendali. Ada perasaan yang berkecamuk didalam hatinya.

“ Andin..” Ucap Aldebaran dan melonggarkan pelukannya. Memberikan jarak untuk menatap gadis cantik ini.

Setelah saling menatap satu sama lain. Aldebaran mulai mengikis jarak antara dia dan Andin. Nafas yang tak beraturan, Aldebaran melihat bibir ranum merah milik Andin yang terlihat menarik untuk disentuh.

Entah dorongan dari siapa , Aldebaran menyentuh bibir Andin, mengusap secara perlahan sambil menatap manik coklat mata indah milik si gadis. Andin, yang mungkin terbawa suasana mulai memejamkan mata seolah mengizinkan Aldebaran melakukannya.

Setelah mendapat sinyal dari pemiliknya, Aldebaran mulai menyatukan bibirnya dengan bibir indah milik Andin. Setelah beberapa detik, Aldebaran mulai melumatnya secara perlahan dan lembut.

Awalnya Andin hanya diam dan tidak berniat membalas lumatan yang Al berikan. Sampai pada akhirnya, Andin memberanikan diri untuk ikut terhanyut dalam suasana hangat yang diciptakan oleh Aldebaran Alfahri

Sosok pria, yang menurut Andin sempurna. Karna memiliki wibawa, wajah yang tampan, dan tentunya sangat menyayangi keluarganya. Andin bisa melihat itu dari manik mata Al. Ada ketulusan yang tersimpan didalam dirinya.

Setelah cukup lama mereka mengabsen celah mulut masing-masing. Aldebaran mulai melepaskan pautan bibirnya karna stok nafasnya mulai berkurang. Dengan nafas yang memburu, Aldebaran menyatukan keningnya dengan kening Andin. Dan mulai mengatur nafasnya.

“ Maaf, saya ga bermaksud--”

“ Sttt... Udah, kamu ga salah. Aku juga gapapa kok. Aku ga marah mas.” Belum sempat Al melanjutkan bicaranya, Andin sudah memotong pembicaraannya karna memang benar. Andin tidak keberatan atas apa yang sudah terjadi saat ini.

Senyum terukir di wajah Aldebaran. Andinpun juga ikut tersenyum. Mereka saling menatap satu sama lain. Sampai pada akhirnya

“ Ikut saya, ayoooo ” Aldebaran menarik tangan Andin. Dan mengajak memasuki mobil mewahnya.

“ Kemana? Mau ke Mama kamu ya? Mas, aku sekitar jam 1 siang aku ada pasien dirumah sakit. Jangan lama--”

“ Udah diem, tinggal ikut saya aja. Sebentar kok.” sanggah Aldebaran, dan melajutkan mobilnya yang lumayan cepat itu.

****

“ Mas, kok kesini ? Ngapain?” batin Andin bertanya sambil menatap Al yang membuka kunci pintu apartemennya

Andin heran, kenapa malah ke Apartemen. Untuk apa? Mungkin ada yang ingin di ambil oleh Aldebaran didalam Apartemennya ini. Dan mungkin barang milik Mama nya yang tertinggal.

Ya, Mama Rossa sempat tinggal di Apartemen milik Al. Andin sering memeriksakan kondisi Mama Rossa di apartemen ini. Namun sekarang, Aldebaran sudah membeli rumah untuk nya dan Mama nya.

Aldebaran tinggal berdua hanya dengan Tante Rossa. Itu yang Andin tau saat ini.

****

“ Ada barang yang ketinggalan ya?”

Aldebaran tidak menjawab, dan langsung menarik tangan Andin masuk ke Apartemennya. Lalu, dia mengunci apartemen nya kembali.

“Mmmptt...”
Andin cukup terkejut, saat Aldebaran mulai melumat bibirnya lagi. Meski tidak secara kasar, Andin cukup kaget dengan ciuman yang tiba-tiba ini.

Namun Andin tidak menolak, dia justru ikut terbuai dalam permainan yang Aldebaran buat ini.

****

“ Ahh... ”

“ Mmhhh... Andin...”

“Mashhh Al..”

“ Maaf---”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“ Maaf---”....

“ Gapapa, Aku sayang kamu mas”

Tidak ada jawaban atas pernyataan yang Andin lontarkan saat ini. Dia heran, kenapa dengan sangat mudahnya terpikat dengan sosok pria yang saat ini tidur disampingnya dengan mata yang sayup-sayup mulai meredup.

to be continue
-----

Hai, salam kenal teman-teman 🤍
Namaku K ! . Panggil aja begitu.
Ini baru prolog ya. Dan ceritanya akan lebih lengkap di part-part selanjutnya.
Selamat membaca, dan semoga suka.
Kalo suka jangan lupa pencet (☆)

Maaf kalo belum sempurna, dan kalau ada kesalahan / kekurangan mohon bantuannya dengan mengkritik di kolom komentar 😊

My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang