17. --- his anger ---

4.5K 490 45
                                    


“ Capek juga ya,” ucap Andin sambil merebahkan tubuhnya di kasur


Hari ini benar-benar cukup melelahkan untuk kedua pengantin ini, tamu yang hadir dalam acara mereka cukup banyak. Menyapa satu-persatu tamu yang datang, membuat mereka kewalahan. Andin dan Aldebaran sudah berada dikamar hotel.


Aldebaran yang sedang membuka jasnya hanya tersenyum simpul ke arah Andin. Setelah jasnya ia letakkan di kursi, Aldebaran menghampiri Andin. Orang yang sudah sah menjadi isterinya ini. Aldebaran duduk di samping nya dan mengelus pucuk kepala Andin.


“ Tapi bahagia nya lebih banyak kan? Seneng ngga hari ini?” tanya Aldebaran dengan suara lembutnya
“ Seneng banget banget banget, aku ngga nyangka aja bisa sampai di titik ini sama kamu. Makasih ya mas” jawab Andin dengan puluk matanya yang mulai meremang
“ Kok makasih terus sih, udah sekarang bersih-bersih dulu sana”
“ Bantuin aku buka bajunya dulu mas, berat banget ini” rengek Andin
“ Iya iya sini”


Aldebaran membantu Andin mencopoti hiasan-hiasan yang ada di kepalanya. Andin cukup merasa lega karena semua hiasan ini termasuk mahkota berat ini sudah terlepas dari kepalanya.



“ Ini resleting nya juga Ndin?” tanya Aldebaran gugup
“ Iya,”
“ Emang ngga bisa buka sendiri? Harus saya?”
“ ih kenapa sih, tangan aku mana bisa mas buka resleting dibelakang. Orang udah suami istri juga”
Andin bisa mendengar dengan jelas, nafas Aldebaran yang mulai tidak teratur
“ Buka setengah aja, nanti aku ganti baju di kamar mandi”




Aldebaran menuruti perkataan isteri nya itu, setelah membuka resletingnya Al menatap punggung Andin dengan intens. Nafasnya sempat berhenti beberapa detik, keringat dingin mulai mengguyur tubuhnya. Aldebaran berusaha menahan rasa gugup dihadapan Andin.
“ Udah nih, sana ganti bajunya” ucapnya yang langsung beranjak dari kasur
“ Dasar Aldebaran!” gerutu Andin dengan suara pelan, lalu pergi ke arah kamar mandi





Setelah Andin masuk ke kamar mandi, Aldebaran kembali duduk di kasur, ia mulai mengusap wajahnya gusar
“ Kenapa jadi gugup gini sih gue? Aduh Al Al  baru liat punggung Andin aja udah gemeteran, payah lu Al” gerutunya didalam hati
“ Tenang Al tenang, jangan sampe lo gerogi didepan Andin”


Cklek...




Pintu kamar mandi mulai terbuka, Aldebaran melihat sekilas, disana Andin sudah menggunakan piyama panjangnya. Wajah yang sudah bersih dari polesan make-up membuat wajah Andin jadi tampak lebih cantik. Andin melangkahkan kakinya ke arah suaminya



“ Sekarang gantian sana, kamu mandi biar wangi” ucapnya setelah berada tepat dihadapannya
“ Kok pake piyama panjang?”
“ Emangnya kenapa? Aku cuman bawa ini aja soalnya, ngga ada lagi mas”
“ Oh, yaudah saya bersih-bersih dulu. Kamu kalau mau tidur dulu gapapa” ucap Al lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi
“ Mukanya judes banget,” ucap Andin setelah Al masuk ke dalam kamar mandi




Andin duduk di kasur dan menyandarkan kepalanya di beat kasur. Ia tidak berniat tidur malam ini, memang tubuhnya sangat lelah, tapi entah kenapa setelah membersihkan tubuhnya tadi dan berendam di bathtub walaupun hanya sebentar membuatnya lebih segar.




Andin meraih ponsel yang berada di nakas meja di sebelahnya. Membuka aplikasi Instagram dan melihat ada begitu banyak notif bermunculan. Semua orang memposting foto dengannya juga Aldebaran. Beberapa artikel tentangnya juga Aldebaran mulai bermunculan. Andin mengamati satu persatu pesan yang bersikan ucapan untuknya dan Aldebaran




Andin berniat membalas semua pesan itu nanti, disaat waktu nya mulai renggang. Malam ini, dia benar-benar ingin istirahat. Membaca beberapa pesan dari grub  Girl ’ yang hanya ada 3 orang. Glenka, Nina, dan Syifa adalah teman-teman Andin dari SMP hingga SMA. Beruntung nya mereka selalu didalam satu kelas yang sama.


My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang