39. Believe me right?

4.5K 545 36
                                    

Aldebaran mengamati isi paket tersebut, disana terdapat foto Andin dengan bercak darah juga pisau tajam.


Rahang Aldebaran mengeras dan langsung beranjak dari kasur lalu pergi ke lantai bawah. Langkah Aldebaran tergesa-gesa sambil memanggil nama Ayya, asisten rumah tangga nya.



“ Iya mas Al, kenapa?" tanya Ayya yang sudah ada dihadapan Aldebaran



Masih dengan memegang paket misterius tersebut, “ Siapa yang antar paket ini tadi?”



“ Kurir mas, emangnya kenapa?” jawab Ayya



“ Ada hal yang mencurigakan gak dari kurirnya?”




“ Ngga ada sih Mas, orang kurirnya pake masker gitu”




“ SIAL!” sarkas Aldebaran




Aldebaran mengepal kuat sebelah tangannya. Ini benar-benar keterlaluan. Siapa yang sudah berani menganggu Istrinya. Pikirannya terus berputar memikirkan apakah ada seseorang yang membenci dirinya? Hingga Andin pun menjadi terlibat didalamnya?




“ Buang ini, dan jangan dibuka. Langsung dibakar, paham?” ujar Aldebaran penuh penekanan pada Ayya, Ayya pun mengangguk dan langsung melakukan apa yang Aldebaran perintahkan




“ yaAllah Andin..” gumam Aldebaran yang tersadar dan langsung kembali ke kamarnya,  karena tadi meninggalkan Andin di kamar selepas membuka paket
misterius itu.
.
.
.
.
.
.


Aldebaran mendapati Andin sedang duduk dengan kedua kaki yang ia tekuk didepan dadanya . Andin meringkuk dan menenggelamkan wajahnya dengan tangan yang menjadi menopangnya.

 Andin meringkuk dan menenggelamkan wajahnya dengan tangan yang menjadi menopangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Al langsung duduk di samping Andin dan menarik Andin ke dalam pelukannya. Memberikan ketenangan kepada istrinya.




“ Tenang ya, ada saya” ujar Aldebaran



Aldebaran bisa merasakan pelukan Andin semakin erat. Nafas Andin sedikit tersengal sampai harus berkali-kali mengatur nafasnya. Aldebaran juga semakin mengeratkan pelukannya, dengan rahang yang sudah mengeras dan tatapan tajamnya.



“ Din, hei lihat saya” Aldebaran mencoba melepaskan sedikit pelukannya lalu mendongakkan kepalanya Istrinya agar Al bisa menatap wajahnya



Hati Aldebaran terasa teriris saat tahu Andin nya ternyata sudah menangis. Bibirnya pucat karna mungkin Andin terus menggigitinya sampai terlihat pucat pasi dan ada sedikit luka di sana.




“ A-aku takut mas” lirih Andin menatap Aldebaran




“ Suttttttf, udah nggak usah takut ya. Saya ada disini, gak ada orang yang bisa nyakitin kamu seujung kuku pun.” ujar Aldebaran sambil menghapus air mata Andin.




My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang