47. Didepan saya

3.6K 509 63
                                    

GAMAU LANJUT KALAU VOTE NYA PELIT, BYE ~

-






Mobil Aldebaran sudah masuk ke pekarangan rumahnya. Bersamaan dengan Rendi, Al keluar lalu masuk ke dalam rumahnya.

Diruang tamu, sudah ada Andin dan Mama Rossa yang menunggu dirinya. Andin langsung memeluk Al begitu erat. Mereka bahkan tidak melepaskan pelukannya selama beberapa menit, mungkin mereka lupa akan kehadiran Rendi dan Mama Rossa.

Orang bucin emang gitu, jadi maklumi aja.

Andin melepaskan pelukannya lalu mengecek kondisi suaminya. Memastikan kalau suaminya benar-benar dalam keadaan baik.

“ Kok sampai luka begini sih mas, katanya tadi gak luka?” lirih Andin, matanya mulai berkaca-kaca

“ Saya nggakpapa, luka kecil ini” ucap Aldebaran menenangkan dirinya lalu memeluk Andin lagi

“ Udah ya, saya gapapa. Stttttt jangan nangis malu diliat Mama” ucapnya seraya berbisik ditelinga istrinya

“ Bener Al kamu gapapa? Mama panik sekali tadi, apalagi liat Andin begitu khawatir sama kamu. Are you ok my son?”

Al mengangguk dan tersenyum, sambil merangkul pinggang Andin. Lalu dirinya menyuruh Rendi untuk pulang,

“ Pakai mobil saya aja dulu. Besok kamu jemput saya Ren. Terimakasih bantuannya tadi” kata Al

Setelah itu Mama Rossa pergi ke kamar lebih dulu. Sementara Andin menyuruh Al untuk duduk di sofa.

“ Diem disini, tunggu." kata Andin memperingati

Setelah beberapa menit, Andin datang menghampiri suaminya lalu duduk tepat disampingnya. Tak lupa dirinya membawa kotak P3K. Lalu mengolesi luka disudut bibir Aldebaran.

“ Sakit gak?” tanya Andin sementara Al hanya menggeleng dan menatapnya lekat.

Awalnya Andin bersifat lembut, namun dengan sengaja Andin menekan kapas tepat di luka suaminya yang sedikit memar itu.

“ Awsssssss sakit.” ringis Aldebaran

“ Biarin. Biar kapok”

“ Niat mau bunuh saya apa gimana?" ledek Aldebaran sambil tersenyum

“ Enggak" kata Andin dan fokus mengobati luka suaminya

Setelah itu. Mereka berdua kembali ke kamar.

Al duduk di tepi ranjang. Sementara Andin meletakkan tas kerja milik suaminya di meja yang ada dikamar mereka. Sambil menghampiri Aldebaran, raut wajah Andin seperti anak umur 7 tahun yang dalam mode ngambeknya.

“ Mandi dulu sana, udah aku siapin air hangat. ” ujarnya sambil duduk di sebelah Al

“ Masih marah? hmm ?”

“ Enggak, siapa yang marah?”

“ Itu, bibirnya manyun gitu. Jelek tau”

Andin menyilang kan kedua tangannya didada. “ Biarin, udah sana mandi mas” suruhnya

Sambil tersenyum, Al menatap Andin tanpa berkedip sama sekali. Lalu mendekat ke arah istrinya, “ Tadi aja kamu peluk-peluk saya. Mau dipeluk lagi gak?”

“ Ih apasih? Mandi mas!” kata Andin sambil menjauhkan dirinya dari Al

“ Oh gakmau?”

“ Bener nih gakmau?” ledek Aldebaran. Suaminya ini benar-benar sangat menyebalkan.

My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang