Rossa terkekeh pelan, meskipun Al adalah anaknya dia tidak marah dengan ucapan Andin. Gadis ini sungguh pemberani, pasalnya tidak ada yang berani mengatakan hal yang Andin ucapkan untuk seorang Aldebaran Alfahri" Permisi Dokter Andin." ucap salah satu suster yang membuat Andin dan Aldebaran berhenti berdebat.
" Iya sus? Ada apa?" tanya Andin
" Hari ini jadwal Dokter memeriksa pasien yang baru saja ditangani oleh Dokter Gio. Pasien sedang menunggu Dokter Andin sejak tadi." jawab suster tersebut membuat Andin menepuk jidatnya sendiri
" Astaga, iya sus saya lupa. Emmm tunggu sebentar." ucap Andin lalu kembali menatap Rossa dan Aldebaran" Tante maaf, Aku pergi dulu ya. Tante cepet sehat ya. Jangan terlalu banyak pikiran. Oke?" ucap Andin tersenyum
Rossa tersenyum ketika Andin berkata seperti itu, jujur dia juga ingin seperti apa yang Andin katakan tadi. Tapi itu sudah Rossa lakukan sejak dulu, dan sampai detik ini masih belum bisa mengatasi emosionalnya
" Yaudah kalau gitu, aku pergi dulu ya. Bye Tante, jaga kesehatan." ucap Andin tersenyum manis sambil melambaikan tangan dan pergi berlalu menuju ruang mawar nomor 09. Tempat pasien yang akan dia periksa saat ini
Rossa masih mematung menatap punggung Andin, detik berikutnya dia menoleh ke arah Aldebaran
" Mama mau ke toilet sebentar. Kamu tunggu disini aja, Mama bisa sendiri." ucap Mama Rossa lalu berlalu tanpa menunggu jawaban dari anaknya ituAldebaran hanya diam, sambil menuruti perintah Mamanya. Namun bukan Aldebaran namanya, kalau tidak penasaran kemana Mamanya pergi. Pasalnya arah toilet berada disebelah timur, tapi Mamanya malah ke arah Selatan. Aneh bukan?
Aldebaran memutuskan mengikuti Rossa secara diam-diam. Melihat Rossa seperti membuntuti seseorang.
Andin.
Ya, Rossa mengikuti langkah Andin dan suster yang berada disebelahnya. Aldebaran hanya menggeleng, ada apa dengan Mamanya ini? Kenapa begitu penasaran dengan gadis menyebalkan itu?*****
Setelah sampai di ruang mawar nomor 09. Andin masuk dan langsung menyapa anak yang baru saja mengalami sesak nafas dan dibantu ditangani oleh Gio.
" Hai anak cantik, aku Dokter Andin. Gimana sekarang keadaannya, masih ada yang sakit?" sapa Andin sambil tersenyum
Andin mengarah alat Stetoskop ke dada sang pasiennya, memeriksa detak jantung
dan mendeteksi kelainannya. Ternyata semua normal." Alhamdulilah semua baik-baik aja, nanti Dokter resepkan obat ya supaya cepet sembuh." ucap Andin
Anak tersebut tersenyum, dan menggangguk tanda mengerti. Lalu Ibu pasien datang menghampiri Andin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My life and you
Romance21+ Bukan cinta pertamanya memang, tapi aku akan jadi yang terakhir untuknya. Ada banyak luka yang harus aku bantu untuk disembuhkan. Beriringan mencari kebahagiaan didalam kehidupan pernikahan, dan saling menenangkan. Jangan lihat ke arah belakang...