41. Plan

2.7K 426 41
                                    

Mobil Pajero milik Nicholas berhenti di sebuah restoran lalu keduanya melenggang masuk ke dalam.


Aldebaran turun lebih dulu dan memilih masuk mengikuti kedua orang tersebut. Sementara Rendi harus memarkirkan mobilnya agar tidak timbul rasa curiga.



Al bisa melihat dengan tatapan tajamnya  apa sedang dilakukan dua orang tersebut. Namun sayang, Al tidak bisa mendengar suaranya karena jarak mereka cukup jauh.




Aldebaran pun mengambil langkah agar dirinya lebih dekat. Memesan segelas kopi coklat lalu duduk tak jauh dari dua orang yang sedang ia intai.



Al mengirim pesan kepada Rendi agar menunggu di dalam mobil saja.




Setelah 30 menit, Meeting dengan client nya pun selesai.




“ Mau langsung pulang?” tanya Nicho pada Resti



“ Gue pengen ketemu Aldebaran, kangen banget”



Jawaban yang membuat Nicho jenuh dan memutar bola matanya malas. Resti terus saja mengatakan hal ini setiap harinya. Entah pelet apa yang sudah Al berikan kepada wanita dihadapannya ini.



“ Udah berungkali gue bilang, meskipun Lo ketemu sama dia. Dia juga gak akan mau ketemu sama Lo” sahut Nicho



“ Ya tapi gue kangen, gimana dong”



“ Gila lo”




“ Kangen sama suami sendiri kenapa nggak. Lagian si Andin Andin itu kenapa masih kuat sih sama Al”



“ Maksud Lo?”



“ Ya kan kita udah teror dia beberapa hari ini, tapi gak ada takutnya tu cewek.” ujar Resti geram



Tangan Aldebaran seketika mengepal. Rahang nya mengeras. Ternyata benar ini semua adalah ulah perempuan iblis ini.



“ Aldebaran udah bukan suami Lo. Gak capek apa ngarepin hal yang gak berguna? Mending pikirin anak lo yang masih hilang itu.”

“ O iya soal itu, gimana? Anak buah Lo udah tau anak gue dimana?” tanya Resti

Nicholas menggeleng, “ Gak ada perkembangan. Coba aja ada sedikit bukti foto atau nama kek pasti lebih mudah cari nya”

“ Nanti aja lah gue pikirin. Pulang yuk”

Nicholas dan Resti pun berjalan meninggalkan restoran,

“ Besok gue akan temuin Al, tapi gue butuh bantuan lo”

Ingin rasanya Aldebaran menghabisi keduanya. Tapi tidak, Al masih ingin melihat seberani apa mereka berdua mengusik keluarganya.

Mereka berdua sudah dengan lancangnya mengusik kehidupan rumah tangganya. Al tersenyum licik,

“ Kita tunggu tanggal mainnya”




*****





18.00 - Wib

“ Papaaaaaaa”


Sorak Reyna sambil berlari untuk memeluk Papa nya yang baru saja pulang itu. Al pun mengangkat tubuh Reyna dan memeluk nya gemas.



“ Udah mandi ya? Wangi banget sih ini” ujar Al sambil sesekali mencium pipi anak angkatnya itu




“ Mama mana nak?” tanya Al setelah puas menciumi anak perempuan nya itu dengan gemas.



My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang