31 -- memperbaiki --

4.2K 504 43
                                    

Aldebaran sudah berusaha keras untuk mendapatkan maaf dari Andin, namun sayang rasa kecewa yang saat ini sedang Andin rasakan tidak bisa hilang hanya dengan kata maaf.

Andin, seorang wanita yang baru dinikahi Aldebaran 3 bulan yang lalu cukup terkejut bahkan ini seperti mimpi baginya,

Aldebaran yang ia percaya akan bisa hidup bahagia tanpa harus memiliki rahasia besar seperti ini, Aldebaran yang Andin yakini pria yang begitu tulus. Memiliki kasih sayang yang begitu besar untuk dirinya. Namun tidak untuk anak kandungnya sendiri.

Andin kecewa, sedih, bahkan ingin memaki Aldebaran yang begitu tega tidak peduli bahkan tidak mau mengakui bahwa dirinya sudah menjadi seorang Ayah. Bukankah anak adalah anugrah terindah dari Tuhan?

Andin tidak akan semarah ini jika Aldebaran mengatakan dari awal. Menceritakan semuanya tanpa harus ada yang disembunyikan. Andin bahkan akan menerima anak dari Aldebaran, mau bagaimana pun ia akan tetap menjadi ibu sambung yang baik untuk anak suaminya bukan?

Andin seorang dokter yang banyak menangani pasien mulai dari bayi yang baru lahir hingga remaja pun ada. Andin sangat menyukai bayi kecil tanpa dosa itu. Andin bahkan memiliki harapan besar setelah menikah dengan Aldebaran,

Harapan akan memiliki anak-anak yang cantik dan tampan seperti Al. Harapan akan mendidiknya bersama dengan Aldebaran. Harapan untuk memiliki keluarga yang bahagia.

Andin juga merasa yakin kalau dirinya hamil, sudah pasti Aldebaran akan merasa begitu senang. Mungkin dirinya akan dijadikan bak ratu kerajaan yang bisa mendapatkan apa yang dia mau. Rasa ingin memberikan Aldebaran keturunan begitu besar, namun semua itu terpatahkan saat dirinya tahu seperti apa sosok Aldebaran yang dinikahinya ini.

Andin jadi merasa takut, bagaimana kalau dia hamil lalu Aldebaran tidak mau mengakui nya juga? Atau bahkan Aldebaran tidak akan merasa bahagia dengan kehamilannya? Semua pikiran buruk sudah mulai terlintas di benaknya.

Lamunan buruknya hilang saat ada yang mengetok pintu kamarnya,

" Sayang, ini Mama"

" Masuk Ma" kata Andin yang langsung menghapus air matanya dan tersenyum saat Mama Rossa menghampiri lalu duduk di sebelahnya

" Are you ok?" tanya Mama Rossa yang sudah tahu kalau anak dan menantunya ini sudah berperang hebat

" Aku ngga papa Ma" jawab Andin sambil tersenyum, namun air matanya sudah kembali lolos

Mama Rossa memeluk Andin erat, mengusap punggungnya abstrak dan membisikkan kata-kata yang semoga saja bisa membuat Andin jadi lebih tenang

" Gapapa nangis aja nak, jangan di tahan ya.. Mama disini"

Dengan tenaga yang sedikit terkuras habis sebab terus menangis, tangan Andin yang tadinya terkulai pasif mulai terangkat dan memeluk ibu mertuanya sangat erat

Tangis Andin pecah, cukup. Ia tidak sanggup harus terlihat baik-baik saja saat ini.

" Ma, aku takut" lirih Andin lemah

" Takut?" Mama Rossa memberikan sedikit jarak agar bisa menatap Andin, " Takut kenapa sayang? Cerita sama Mama" ujarnya

" Apa yang Aldebaran lakukan sampai kamu jadi seperti ini? Dia mukul kamu? Iya?"

Andin bisa melihat jelas rasa khawatir Mama Rossa saat ini. Andin menggeleng cepat, " Mas Al gak pernah mukul aku Ma" jawabnya

Mama Rossa langsung bernafas lega, " Lalu? Apa yang bikin kamu takut sayang?"

Andin diam sejenak lalu menghembuskan nafas beratnya, ia ragu untuk menceritakan tentang apa yang sudah Aldebaran rahasiakan. Bagaimana kalau Mama Rossa juga tidak tahu tentang hal ini?

My life and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang