Aldebaran sudah mengantar Andin ke Apartemen miliknya. Dan Mama Rossa tadi juga menyambut kedatangan mereka dengan begitu hangat. Al bisa melihat dengan jelas, raut wajah bahagia yang tampak pada Mamanya.
Setelah mengantarkan Andin, Aldebaran benar-benar pergi ke kantor hari ini. Sebab ada beberapa pekerjaan yang memang harus ia tangani sendiri. Ada Satu client yang meminta untuk bertemu dengan Boss perusahaan Aldebaran Sejahtera. Dan karena kontrak kerja ini akan memberikan keuntungan yang begitu besar, Aldebaran menyetujuinya.
Setelah sampai di halaman kantornya yang begitu luas, Aldebaran berjalan masuk ke kantor. Scurity dan semua karyawan menyapa dengan sedikit membungkukkan badan mereka. Namun Aldebaran tetaplah Aldebaran yang dingin dan galak di mata karyawannya. Aldebaran terus berjalan tanpa memperdulikan sapaan dari semua karyawan. Bahkan, ada beberapa karyawan yang mengucapkan happy wedding untuknya tidak di gubris sama sekali olehnya.
Aldebaran duduk di meja kekuasaan miliknya. Selang beberapa menit, Ada seseorang yang masuk untuk menemuinya.
" Permisi pak, client kita sudah datang dan sedang menunggu bapak di ruang meeting" ucap Rendi, Asisten di kantornya juga Asisten pribadi Aldebaran.
" Ok, sudah kamu siapkan semuanya?" tanya Aldebaran memastikan
Rendi mengangguk mantap, " Semua sudah siap pak, hanya menunggu kedatangan pak Al saja" jawabnya,
Tanpa menjawab lagi, Aldebaran bangkit dari kursinya dan melangkah keluar menuju ruang meeting khusus. Benar kata Rendi, saat Aldebaran masuk ia melihat sudah ada beberapa orang dan termasuk client besarnya sedang menunggu.
Belum Aldebaran duduk di kursi nya, tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya membuat Al menoleh dan menatapnya
" Selamat pagi pak Aldebaran Alfahri, senang bertemu anda lagi" ucap seseorang itu yang langsung bangkit dari duduknya dan ingin menyalami Aldebaran
Aldebaran terkejut bukan main, orang yang menyapanya ini benar-benar membuat jantung Aldebaran berhenti beberapa detik. Aldebaran berdiri kaku, namun tetap ingin terlihat baik-baik saja dihadapan semua orang
Aldebaran mengangkat kedua tangannya untuk menerima uluran tangan dari orang itu, dengan senyum miring yang ia perlihatkan ," Senang bertemu dengan Anda juga pak Nicholas Alexander" ucap Aldebaran lalu langsung duduk di kursi nya diikuti oleh Nicholas
" Jadi, Anda client yang ingin bertemu dengan saya?" tanya Aldebaran to the point tanpa basa-basi.
Nicholas tersenyum miring sambil menatap Aldebaran, " Yaa bisa dibilang begitu. Apa anda keberatan?"
Sial, Nicholas benar-benar membuat emosi Aldebaran memuncak. Berani sekali pria ini datang dan berhadapan dengannya lagi?
" Kalau saja saya tahu itu Anda, saya tidak mau membuang-buang waktu saya untuk bertemu dengan Anda" Aldebaran tersenyum tipis ,"Ok, bisa kita mulai meeting hari ini?" ucapnya lagi sambil berusaha mengontrol emosinya
Meeting berjalan dengan suasana panas di di dalamnya. Rasanya, Al ingin menyudahi meeting ini dengan cepat. Setelah satu setengah jam meeting berlangsung, Aldebaran menyudahi nya sambil bernafas kasar dan tetap tersenyum dihadapan semua orang. Dengan satu kaki yang ia angkat dan satu kakinya lagi ia jadikan tumpuan, Aldebaran tampak sedang berfikir putusan terakhir tentang kontrak kerjanya bersama Nicholas.
" Jadi bagaimana? Deall?" tanya Nicholas menunggu jawaban dari Aldebaran
" Mohon maaf sekali, rasanya saya tidak membutuhkan perusahaan anda untuk ikut campur dengan proyek pembangunan ini." ucap Aldebaran berhasil membuat rekan bisnisnya cukup terkejut
" Kenapa tidak? Perusahaan saya akan memberikan banyak keuntungan untuk perusahaan anda bapak Aldebaran Alfahri"
" Iya, memang benar. Tapi saya rasa, saya tidak butuh bantuan anda. Terserah, mau itu menguntungkan bagi saya dan perusahaan saya. Saya tetap tidak membutuhkan peran Anda." ujar Aldebaran penuh penekanan
KAMU SEDANG MEMBACA
My life and you
Romance21+ Bukan cinta pertamanya memang, tapi aku akan jadi yang terakhir untuknya. Ada banyak luka yang harus aku bantu untuk disembuhkan. Beriringan mencari kebahagiaan didalam kehidupan pernikahan, dan saling menenangkan. Jangan lihat ke arah belakang...